Ahzaa.Net: struktur puisi
Menyebutkan Jenis- Jenis Puisi Baru dan Puisi Lama

Menyebutkan Jenis- Jenis Puisi Baru dan Puisi Lama

Puisi merupakan bentuk karya sastra yang mengungkapkan perasaan penyair melalui bahasa yang terikat dengan irama, rima, matra, dengan unsur yang sarat makna. Puisi cenderung tersusun secara imajinatif akan perasaan penyair yang memadukan kekuatan bahasa, dengan kekuatan struktur fisik dan struktur batin sehingga menghasilkan karya dengan makna yang mendalam. 

Dalam penyusunannya, puisi memiliki unsur- unsur bahasa yang rapi, indah dan tertata dengan memperhtaikan bunyi serta irama. Bahasa yang dipakai puisi pun bersifat konotatif dengan pemadatan seluruh unsur kemampuan bahasa. Selain itu puisi merupakan pengungkapan perasaan penyair berdasar pada pengalamannya.

Dalam sebuah puisi, ada beberapa unsur pembangun seperti unsur intrinsik yang memuat unsur tema, suasana, imaji, simbol , musikalitas ,gaya bahasa dan amanat. Sementara itu unsur ekstrinsik dalam sebuah puisi mencakup unsur keadaan sosial, lingkungan, pengalaman, kondisi ekonomi dari penyair itu sendiri.

Photo by Jonas Jacobsson on Unsplas

Puisi dibedakan menjadi dua yaitu puisi lama dan puisi baru dimana karakteristik puisi lama lebih terikat pada kaidah- kaidah dan aturan penulisan yang berlaku, sedangkan itu puisi baru tidak terikat pada aturan atau kaidah, artinya lebih bebas baik dalam jumlah baris, suku kata maupun rima.

Puisi Lama
Puisi lama masih terikat pada pakem atau aturan yang berkaitan dengan kaidah penulisan yang berlaku pada karya sastra berwujud puisi. Ada beberapa jenis puisi baru diantaranya mantra, pantun, talibun, syair, karmina dan gurindam.

Mantra
Mantra dikenal sebagai ucapan yang bernada magis yang memiliki nilai kesakralan yang kuat. Mantra biasanya ditemui pada upacara- upacara tertentu untuk mencapai tujuan- tujuan yang dikehendaki. Salah satu contohnya adalah mantra yang diucapkan agar suatu daerah atau wilayah tidak terjadi hujan.

Pantun
Pantun merupakan puisi jenis lama yang masih sering ditemukan sampai saat ini. Pantun memiliki sajak a-a-a-a atau a-b-a-b  dimana setiap baitnya terdiri dari empat atau delapan baris. Ada berbagai jenis pantun seperti pantun anak, pantun pendidikan, pantun jenaka, pantun agama, pantun kehidupan, dan sebagainya.

Talibun
Talibun merupakan pantun yang jumlah barisnya selalu genap setiap baitnya. Jumlah baris biasanya berjumlah enam, delapan, sepuluh maupun kelipana dua lainnya. 

Syair 
Syair termasuk dalam karya sastra arab yang berbentuk puisi dengan ciri khusus yaitu sajak a-a-a-a. Syair menceriakan kisah- kisah yang mengandung nilai dan amanat tertentu. 

Karmina
Karmina sering disebut sebagai pantun kilat yaitu jenis pantun yang sangat pendek.

Gurindam
Gurindam merupakan jenis puisi lama yang komposisinya hanya terdiri dua baris kalimat saja dalam setiap baitnya. Gurindam memiliki sajak a-a-a-a dengan kandungan nasihat dan amanat di dalamnya. 

Puisi Baru
Puisi baru digolongkan menjadi dua macam yaitu berdasarkan isi dan berdasarkan bentuk. Puisi baru berdasarkan isi contohnya balada, himne, romansa, ode, epigram, elegi, dan satire, sedangkan contoh puisi baru berdasarkan bentuknya meliputi distikon, tersina, kuatrain, kuint, sektet, septime, oktaf, dan soneta.

Puisi baru berdasarkan isi
Balada
Balada merupakan puisi yang berbentuk sajak yang biasanya berisikan kisah atau cerita.

Himne
Himne berkaitan dengan pija puji yang dimaksudkan kepada Tuhan, negara atau sesuatu yang dianggap sakral atau tinggi

Romansa
Romansa berhubungan dengan sisi romantisme dalam ungkapan perasaan yang dituangkan dalam sebuah puisi

Ode
Ode merupakan puisi yang berisikan sanjungan kepada orang tua, pahlawan, dan orang - orang yang dianggap berjasa.

Epigram
Epigram merupakan puisi yang berisi tuntunan dan ajaran hidup yang memuat unsur pembelajaran, didaktik, dan nasihat untuk kebaikan dan kebenaran.

Elegi
Elegi adalah puisi yang berisi ungkapan kesedihan yang mendalam akan diri sendiri atau suatu peristiwa

Satire
Satire merupakan puisi yang berisikan ungkapan bernada sindiran atau kritikan terhadap seeorang atau sesuatu.

Puisi baru berdasarkan bentuk
Distikon
Distikon sering disebut puisi dua seuntai yang merupakan puisi yang jumlah barisnya hanya ada dua dalam setiap baitnya. 

Terzina
Terzina sering disebut puisi tiga seuntai yang merupakan puisi yang jumlah barisnya tiga dalam setiap baitnya. 

Kuatrain
Kuatrain sering disebut puisi empat seuntai yang merupakan puisi yang jumlah barisnya empat dalam setiap baitnya. 

Kuint
Kuint sering disebut puisi lima seuntai yang merupakan puisi yang memiliki lima baris dalam setiap baitnya. 

Sektet
Sektet sering disebut puisi enam seuntai yang merupakan puisi yang memiliki enam baris dalam setiap baitnya. 

Septime
Sektet sering disebut puisi tujuh seuntai yang merupakan puisi yang memiliki tujuh baris dalam setiap baitnya. 

Oktaf
Oktaf sering disebut puisi delapan seuntai yang merupakan puisi yang memiliki delapan baris dalam setiap baitnya. 

Soneta
Soneta merupakan jenis puisi yang memiliki empat belas baris kalimat yang terbagi menjadi empat bait dimana dua bait pertama mengandung empat baris dan dua bait terakhir mengandung tiga baris. 
Mengenal Puisi :  Pengertian Puisi, Unsur, Ciri- Ciri , Jenis dan Struktur di dalamnya

Mengenal Puisi : Pengertian Puisi, Unsur, Ciri- Ciri , Jenis dan Struktur di dalamnya

Puisi merupakan karya sastra melalui rangkaian kata- kata yang indah untuk  mengungkapkan perasaan dari sang penyair sehingga membuat para pembaca tergugah emosinya. Emosi yang dibawa melalui kata- kata akan menciptakan suasana tertentu yang akan dapat menghanyutkan jiwa dari pembaca. Penyusunan kata pada puisi terikat pada irama, matra, rima, susunan lirik dan bait dan makna.

Untuk menyebutkan ciri- ciri sebuah puisi, kita harus mendiferensiasi puisi menjadi puisi lama dan puisi baru. Puisi lama cenderung terikat pada pakem atau aturan tertentu sementara puisi baru lebih bebas karena menghilangkan keterikatan terhadap aturan- aturan. Aturan- aturan dalam puisi lama terkait dengan jumlah kata dalam satu baris, jumlah baris, persajakan atau rima, banyak suku kata dan irama. Pada puisi baru, bentuk sudah tidak terikat pada aturan atau lebih bebas baik dalam jumlah baris, suku kata ataupun rima.

Photo by Ave Calvar on Unsplash

Ciri- Ciri Puisi
Salah satu ciri- ciri pada puisi lama adalah tidak diketahui nama pengarangnya. Penyampaian puisi lama pun masih bersifat mulut ke mulut sehingga lebih ke sastra lisan. Selain dua ciri- ciri tersebut, puisi lama sangat terikat pada aturan dalam hal jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima.

Pada puisi baru, dapat diketahui ciri- ciri secara khusus yaitu bentuknya yang rapi, simetris. Persajakan yang teratur menjadi ciri khas selanjutnya puisi baru. Selain itu puisi baru memakai pola sajak pantun dan syair walaupun dengan pola yang lain. Umumnya puisi baru merupakan puisi 4 seuntai. Pada setiap baris atas puisi baru ada kesatuan sintaksi dimana setiap baris atasnya sebuah gatra yang pada tiap gatranya terdiri dari dua kata (pada umumnya) 4 -5 suku kata. 

Jenis- Jenis Puisi
Puisi dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu puisi naratif, puisi lirik dan puisi deskriptif. Puisi naratif lebih mengedepankan cerita dari penyair. Balada dan romansa merupakan contoh dari puisi naratif. Balada merupakan puisi yang bercerita tentang orang- orang atau tokoh pujaan sementara romantik lebih ke kisah percintaan yang diselingi petualangan dan konflik. Penyair kenamaan Indonesia, WS Rendra terkenal dengan puisi baladanya " Balada Orang- Orang Tercinta" dan "Blues untuk Bonnie". 

Sementara itu puisi lirik merupakan puisi yang mirip dengan lirik nyanyian. Puisi lirik dapat mengungkapkan suasana atau perasaan berduka (elegi). Penyair Asrul Sani membuat puisi tentang ungkapan perasaan duka di Kota Jakarta dengan karya berjudul "Elegi Jakarta". Puisi lirik dapat pula merupakan sajak percintaan yang dapat dinyanyikan (serenada). Penyair WS Rendra pun sering menciptakan serenada dalam 4 kumpulan sajak misalnya saja "Serenada Biru", "Serenada Hitam","Serenada Merah jambu", "Serenada Kelabu", "Serenada Ungu", dan sebagainya. Warna yang menyertai serenada - serenada tersebut merupakan ungkapan perasaan baik bahagia, sedih, kecewa, duka, dan sebagainya. Puisi lirik juga dapat merupakan berisikan pujaan terhadap seseorang, benda atau seuatu kejadian (Ode). Penyair Sanusi Pane  dengan karyanya "Teratai", Chairil Anwar dengan "Diponegoro" maupun Leon Agusta dengan karyanya "Ode Buat Proklamator" merupakan contoh- contoh puisi yang berisikan pujaan terhadap tokoh- tokoh yang dikagumi. 

Puisi deskriptif merupakan jenis puisi yang ketiga. Penyair bertindak sebagai pemberi kesan terhadap situasi atau keadaan, benda, suasana yang dianggap menarik perhatian. Puisi deskriptif dapat berupa ungkapan perasaan ketidakpuasan penyair terhadap suatu keadaan dengan cara menyindir (satire) maupun dapat berupa puisi kritik sosial yang menyatakan ketidakpuasan penyair terhadap keadaan atau seseorang dengan mengungkap ketidakberesan dari orang tersebut. Puisi kritik sosial tampak dalam puisi- puisi impresionistik yang menyatakan suatu kesan atau impresi terhadap suatu hal. 

Unsur- Unsur dalam Puisi
Seperti halnya karya sastra lain, puisi juga memiliki unsur intrinsik dan unsur esktrinsik. Unsur intrinsik dalam puisi meliputi unsur yang terkandung dalam puisi dan memengaruhi puisi sebagai karya sastra seperti diksi, imaji, majas, bunyi, rima dan tema. 

Diksi
Penyair dalam membangun puisi pastilah mempertimbangan diksi atau pilihan kata. Pilihan kata yang baik diperoleh dengan pertimbangan makna, komposisi bunyi dalam rima dan irama, kedudukan kata dalam konteks dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi.

Imaji 
Puisi biasanya dibangun dengan penuh imaji yang sifatnya visual, auditif, dan taktil melalui penggunaan kata- kata yang khas dan konkret.

Majas 
Penyair akan mempergunakan bahasa yang figuratif dalam membangun puisi. Hal tersebut biasanya dilakukan dengan menyampaikan sesuatu dengan cara yang tidak biasa atau bermakna kias dengan perlambangan- perlambangan.

Bunyi
Pemakaian kata- kata tertentu akan dapat menimbulkan efek nuansa tertentu pula.

Rima
Puisi biasanya memakai perulangan bunyi yang bertujuan untuk menambah keindahan pada puisi tersebut. Hal tersebut dikenal dengan rima

Ritme
Ritme puisi diperlukan agar puisi yang dibawakan oleh seorang penyair tidak monoton. Hal tersebut dilakukan dengan dinamika suara dalam puisi (ritme).

Tema
Puisi memiliki berbagai macam tema sesuai dengan pesan yang disampaikan pengarangnya. Tema berkaitan dengan gagasan pokok yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui karya- karya puisinya. 

Sementara itu unsur ekstrinsik dalam puisi dapat melingkupi beberapa aspek yaitu aspek hitoris yang mengandung unsur- unsur kesejarahan dan aspek psikologis yang merupakan aspek kejiwaan pengarang yang termuat dalam puisi. Selain itu terdapat pula asek filsafat dan aspek religius yang melengkapi unsur ekstrinsik puisi. 

Struktur dalam Puisi
Scara struktur, puisi terdiri dari struktur batin dan struktur fisik. Struktur batin yang lazim disebut juga sebagai hakikat puisi mencakup beberapa hal seperti tema, rasa, nada dan tujuan. 

Struktur Batin Puisi
Tema 
Tema adalah termasuk dalam unsur utama puisi. Melalui tema-lah penyair dapat menjelaskan makna yang akan disampaikannya melalui bahasa yang dibangun.

Rasa
Sikap penyair terhadap suatu masalah yang diungkapkannya melalui puisi tergantung pada ungkapan rasa. Rasa berkaitan erat dengan latar belakang penyair seperti pendidikan, agama, pengalaman sosial, kelas sosial bahkan gender dari penyair.

Nada
Kadang penyair menyampaikan suatu puisi dengan nada yang menggurui, mendikte, menyuruh, bahkan memandang rendah terhadap audiens. Hal itulah yang dinamakan nada (tone) yaitu sikap penyair terhadap pemirsanya berkaitan dengan makna dan rasa.

Tujuan
Setiap puisi seringkali menyimpan makna tertentu yang ingin disampaikan oleh penyair kepada pemirsanya.

Jika struktur batin lebih ke hakikat suatu puisi, maka struktur fisik lebih menekankan ke dalam metode penyampaian hakikat puisi. Dalam hal ini struktur fisik terdiri dari perwajahan puisi, diksi, imaji, kata konkret, gaya bahasa, dan rima atau irama.

Struktur Fisik Puisi
Perwajahan Puisi
Perwajahan puisi berbentuk format suatu puisi yang dapat dilihat sebagai tipografi puisi. Perwajahan puisi berkaitan dengan pengaturan baris, rataan tepi kanan kiri, halaman yang tidak dipenuhi kata- kata dan sebagainya. 

Diksi
Seorang penyair pastilah memilih kata yang tepat dalam mengungkapkan puisinya sehingga sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Diksi sangat berkaitan dengan makna dari suatu puisi.

Imaji
Imaji merupakan susunan kata yang menggambarkan dari pengalaman indrawi penyair yaitu pendengaran, penglihatan, dan perasaannya. Imaji yang baik akan membuat audiens seakan- akan merasakan apa yang dialami oleh penyair.

Kata konkret
Puisi menggunakan kata yang konkret dalam menggambarkan kiasan dari sesuatu. Kata konkret tersebut biasanya dapat ditangkap oleh iindera manusia sehingga akan menimbulkan imaji. Sebagai contoh kata "hitam" yang mengintepretasikan sebuah kegelapan jiwa.

Gaya Bahasa
Gaya bahasa sering disebut dengan majas. Majas yang digunakan dalam suatu puisi dapat menimbulkan efek dan konotasi tertentu dengan bahasa yang figuratif sehingga sarat akan makna. 

Rima atau Irama
Pada sebuah puisi kadang kita mendengar ada persamaan bunyi baik di awal maupun di akhir dalam penyampaiannya . Nah, itulah yang dinamakan rima atau irama. Ada beberapa bentuk rima diantaranya onomatope, bentuk intern pola bunyi, dan pengulangan kata. Onomatope adalah tiruan terhadap suatu bunyi seperti 'ng' yang mengandung efek magis. Bentuk intern pola bunyi terdiri dari aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, repetisi dan sebagainya. Sementara itu pengulangan kata dapat berupa penentuan tinggi- rendah, panjang pendek, dan keras lemah suatu bunyi. 

Itulah tentang puisi : Pengertian Puisi, Unsur, Ciri- Ciri , Jenis dan Struktur di dalamnya. Semoga tulisan di atas bermanfaat buat pembaca AhzaaNet semuanya.

Salam.

Formulir Kontak