Ahzaa.Net: Tes Pauli
Mengenal Tes Wartegg Psikotes, Interpretasi Makna Gambar dan Tips Menggambarnya

Mengenal Tes Wartegg Psikotes, Interpretasi Makna Gambar dan Tips Menggambarnya

Halo sahabat Ahzaa, selamat datang kembali di AhzaaNet. Kita bahas tes psikologi Wartegg yaa.. Tulisan ini merupakan lanjutan dari seri bahasan tes psikologi yang beberapa diantaranya sudah saya bahas pada tulisan sebelumnya. 



Tes Wartegg merupakan tes gambar proyeksi yang dikembangkan oleh ahli psikologi Jerman, Ehrig Wartegg, pada sekitar tahun 1920 dan 1930-an. Tes ini digunakan untuk menganalisa tingkat emosional, imajinasi dan intelektual. Dalam soal Wartegg, terdapat 8 (delapan) kotak yang berisi bentuk atau lambang 

Gambar oleh Jill Wellington dari Pixabay

Gambar 1. berupa titik ditengah kotak 
Gambar 2. berupa ~ tp berada di kotak sebelah kiri 
Gambar 3. berupa 3 garis horisontal dari pendek, sedang tinggi sejajar 
Gambar 4. berupa kotak kecil di sebelah kanan 
Gambar 5. seperti huruf T tetapi agak miring 
Gambar 6. berupa garis vertikal dan horisontal 
Gambar 7. berupa titik - titik yang melengkung seperti huruf C di kanan bawah 
Gambar 8. berupa lengkungan di tengah di atas kotak 

Dari delapan kotak dan gambar tersebut, kemudian  kita diminta untuk melengkapi bentuk atau lambang menjadi sebuah gambar dari kotak yang ada kemudian diminta mengurutkan gambar dalam kotak berdasarkan gambar yang terlebih dahulu dibuat dan memberi nama pada gambar tersebut. Dan berikut contoh hasil yang bisa didapat dari tes Wartegg seperti pada gambar berikut.

Gambar titik mengindikasikan sebagai sesuatu yang kecil tapi tajam di tengah, sesuatu yang menarik perhatian. Hasil gambar akan menginterpretasikan sikap dalam situasi ketidakpastian, perubahan, dan menemukan solusi atas suatu masalah. Jika gambar kita menunjukkan bahwa di sekitar titik terdapat objek seperti lengkungan, persegi, atau segitiga, mencerminkan adanya gangguan, kecemasan atau hambatan yang sedang kitaa rasakan. Jika titik tersebut kita timpa dengan garis lurus, menunjukkan kita memiliki keyakinan dalam setiap pengambilan keputusan. Jika banyak garis yang melalui titik tersebut, kita cenderung memiliki banyak solusi atau mencari beberapa opsi dalam memecahkan masalah. Jika gambar kita cenderung berupa sesuatu yang spiral, sentripetal yang berfokus pada titik, menunjukkan kita membutuhkan perhatian, cenderung tidak dewasa. 

Gambar gelombang akan menguji bagaimana perasaan kita dalam proses pertumbuhan dan perkembangan diri. Jika gambar dilanjutkan dengan membentuk bendera, maka menunjukkan kita memiliki prestasi, ada hasil yang dibanggakan, dan berjiwa pemimpin. Namun apabila dilanjutkan dengan gambar berupa wajah manusia, maka akan cenderung menggambarkan rasa frustasi, cemas yang berlebihan mengenai bagaimana  membawa diri kita di masyarakat. 

Gambar 3. berupa 3 garis horisontal dr pendek, sedang tinggi sejajar menunjukkan pengembangan rapi yang ditetapkan dan diarahkan. Gambar ini juga menunjukkan sesuatu yang kaku dan statis. Untuk mengatasi kondisi ini, seseorang mewujudkan inisiatif, kreativitas, dan kemampuan untuk mengatasi rutinitas atau kegiatan yang berulang­ ulang. Gambar ini juga menguji ambisi atau harapan kita akan kemajuan. Jika kita menggambar dengan tambahan haluan atau garis lengkung, menunjukkan ada kreativitas atau menunjukkan originalitas. Melanjutkan garis dengan terus naik, menandakan kita memiliki keinginan untuk mencapai kesukseskan yang maksimal. Jika garis horisontal terebut dilanjutkan dengan membuat gambar tangga, maka hal tersebut berarti ada kecenderungan untuk  ingin lepas atau keluar dari rutinitas, akan tetapi usaha atau kontribusi kita tidak sebanding dengan keinginan.



Gambar 4. berupa kotak kecil di sebelah kanan menguji kekakuan, berat, atau kesesakan. Hal ini merupakan kendala dan membutuhkan suatu tindakan untuk mengubahnya. Jika gambar yang kita buat adalah papan catur maka kita cenderung teoretis dalam mengatasi masalah. Apabila gambar berbentuk jendela, maka kita cenderung konstruktif. Sedangkan ada bentuk oval atau lingkaran di sekitar kotak, maka kita cenderung emosional dalam bertindak sehingga sulit untuk berkonsentrasi atau mengatur diri. Gambar kotak kita jadikan sebuah bagian atas gambar lain yang lebih besar, menandakan kita akan melakukan ekspansi dalam pekerjaan jika memungkinkan.  

Gambar 5. seperti huruf T tetapi agak miring menguji kemauan, sukarela perilaku, dan pengambilan keputusan, memaksa kita bersifat kuat dan tegas. Bila dua garis tersebuttidak bertemu atau bersilangan sama sekali, menunjukkan adanya kebingungan tiap mengambil keputusan. Arah gambar kita juga penting, misalnya bila mengarah ke bawah, maka kita cenderung lari dari tanggung jawab. Namun apabila mengarah ke atas dengan memotong garis lainnya, maka hal tersebut menandakan kita memiliki kapasitas yang baik dalam pengambilan keputusan. 

Gambar 6. berupa garis vertikal dan horisontal mewakili sikap kita dalam bertindak ketika adanya perbedaan, keberpihakan kita terhadap sesuatu yang rasional. Apabila kita menghubungkan kedua garis dengan garis lengkung, kita cenderung memiliki imajinasi atau intuisi yang baik dan bisa diterima umum. Jika kita menghubungkan kedua garis dengan garis-garis yang sederhana, mencerminkan kita mengupayakan sesuatu yang praktis dan bila kita tidak menghubungkan kedua garis, ada kecenderungan kita memiliki permasalahan dalam merencanakan sesuatu, membuat konsepsi untuk umum. 

Gambar 7. berupa titik - titik menguji kematangan diri secara emosional. Bila kita menggambar jejak kaki, maka kita cenderung memikirkan kondisi saat ini. Gambar berbentuk perhiasan menandakan kita memikirkan sejarah atau tradisi keluarga. Jika kita terus mengikuti alur gambar yang cekung dan lengkung, kondisi emosional kita cenderung belum matang. Ada bentuk persegi atau kotak, menunjukkan kita kurang berhubungan dengan orang lain. 

Gambar 8. berupa lengkungan menguji tingkat keterbukaan sosial dalam hubungan interpersonal  tentang proyeksi diri sendiri kepada masyarakat. Gambar payung menunjukkan kepemilikan sifat yang hati-hati dalam berinteraksi. Bila kita menutup garis lengkung dengan garis lurus, hal tersebut mencerminkan adanya ketidakpercayaan, dan perhitungan. Sementara fokus gambar tertuju pada garis lengkung, maka akan menginterpretasikan  kemandirian dan kemampuan.

Demikian sekilas tentang tes Wartegg, semoga informasi ini bermanfaat bagi teman- teman semua saat menghadapi tes psikologi khususnya Wartegg Test.

Salam. 

Sumber :
Leonita & Uly Amalia. 2016. New Edition 99% Sukses Menghadapi Psikotes. Jakarta.:Cmedia
Tes Psikologi House Tree Person Test, Interpretasi Makna dan Tips Menggambarnya

Tes Psikologi House Tree Person Test, Interpretasi Makna dan Tips Menggambarnya

Salam. Hai sahabat Ahzaa, selamat datang kembali di AhzaaNet. Pada posting kali ini kita masih akan lanjutkan lagi untuk tes psikologi setelah pada tulisan terdahulu saya ulas mengenai tes Kraepelin, Tes Army Alpha, Tes Pauli, Draw a Tree Test, dan Draw a Person Test. Kita lanjutkan lagi ke bentuk tes psikologi lainnya yaitu Tes House Tree Person.

Baca Juga :





House Tree Person (HTP) Test merupakan tes psikologi yang dikembangkan oleh John Buck pada 1948, yang kemudian dikembangkan lagi oleh Warren pada 1992. Tes ini meminta peserta tes untuk menggambar rumah, pohon, dan orang pada satu bidang kosong. Melalui tes ini didapatkan analisis tentang informasi mengenai karakteristik dan kepribadian dan analisis hubungan atau interaksi dengan orang lain, khususnya keluarga. Alasan ketiga objek yaitu rumah, pohon dan orang digunakan sebagai analisis adalah bahwa ketiga objek tersebut paling dikenal oleh siapapun dan hampir semua orang mampu menggambar ketiga objek tersebut. Sementara ketiga objek ini dapat menstimulasi verbalisasi yang jujur dan bebas. 

Gambar oleh Harry Strauss dari Pixabay

Interpretasi Tes
Objek pada gambar House Tree Person dibagi ke dalam tiga objek utama, yaitu Rumah, Pohon, dan Orang yang mana setiap objek memiliki makna yang berbeda-beda. Detail- detail dalam penggambaran rumah dapat mengindikasikan keadaan dari peserta tes. 

Rumah 
Setiap komponen rumah membawa makna masing-masing. Atap, pintu, jendela, pagar, atau tambahan lainnya. 

Bagian atap, menggambarkan sisi khayalan, angan-angan, cita-cita atau sisi intelektual seperti pemikiran, sudut pandang, serta ideologi. Gambar atap yang tidak ada akan menunjukkan bahwa peserta tes adalah orang yang kaku, berorientasikan pada hal-hal yang realistis, yang masuk akal. Sementara ukuran atap juga mempunyai makna. Apabila ukuran atap sangat besar mencerminkan bahwa peserta tes sering berkhayal, atau lebih memilih hidup seperti bayangan sendiri. Gambar jendela yang diletakkan pada atap menunjukkan bahwa teman - teman melihat kehidupan dunia melalui sudut pandang khayalan sendiri. 

Pintu dan jendela menunjukkan bagaimana teman- teman berhubungan dengan dunia luar dan bersosialisasi. Perlu diperhatikan juga bahwa kondisi pada pintu dan jendela yang tertutup mengindikasikan bahwa teman- teman memiliki hubungan buruk dengan orang lain atau bahkan memiliki musuh dengan orang sekitar. Sedangkan apabila gambar pintu dan jendela tidak ada, maka dapat disimpulkan adanya kecenderungan untuk menarik diri dari lingkungan dan ketidakpedulian terhadap lingkungan sekitar. Sementara kondisi pintu yang terbuka atau jumlah jendela yang banyak mengindikasikan kepemilikan hubungan yang baik dengan orang- orang sekitar, komunikasi yang intens, namun cenderung tidak mampu hidup tanpa orang lain dan menggantungkan diri pada orang lain. Adapun ukuran jendela yang terlalu besar juga menunjukkan sifat yang pamer.

Gambar pagar menunjukkan rasa mawas diri, selalu berjaga-jaga, kewaspadaan dan keberadaan sesuatu yang harus dilindungi. Tekanan gambar pagar seperti garis
yang tebal, ukuran yang besar, serta banyak detail khusus pada gambar pagar, menggambarkan bahwa ada rasa kekhawatiran terhadap kehidupan.

Kelengkapan lainnya yang dapat ditemukan dalam gambar rumah adalah adanya jalan setapak menuju rumah. Apabila jalan setapak dibuat langsung menuju pintu yang terbuka, mencerminkan bahwa teman- teman termasuk orang yang jujur, tidak berbasa-basi. Namun jika jalan setapak itu panjang dan berliku-liku, menunjukkan bahwa kalian termasuk golongan orang yang suka menyendiri, namun mudah untuk didekati, dan cenderung pasif pada lingkungan baru. Sedangkan jalan setapak yang sangat lebar, mencerminkan kalian sering berpura-pura dalam pertemanan dan bila ada sedikit permasalahan, maka langsung menjauh atau menghindar. 

Pohon
Pada House Tree Person, adanya gambar pohon dimaknai berbeda daripada saat tes menggambar pohon pada Draw A Tree. Secara keseluruhan pada tes ini bahwa pohon memiliki makna bagaimana hubungan teman- teman dengan lingkungan sekitar. Adapun gambar pohon dibagi menjadi tiga bagian diantaranya batang, ranting, dan akar. 

Gambar batang menunjukkan keadaan batin serta harga diri. Apabila penggambaran batang melalui garis yang samar-samar, hal tersebut menunjukkan kalian memiliki sifat yang pasif dan selalu khawatir. Pohon dengan lubang, mencerminkan adanya trauma masa lalu atau pengalaman dulu. Sementara ukuran lubang berbanding lurus dengan lamanya trauma itu terjadi. Bentuk batang yang kecil mencerminkan adanya ketergantungan terhadap orang lain. Warna kulit batang yang gelap menandakan
adanya kegelisahan atau kekhawatiran dan bentuk batang yang terbagi atau terpisah di tengah seperti membentuk huruf Y menandakan kalian masih belum menemukan jati diri. 

Gambar ranting menunjukkan hubungan atau interaksi dengan orang lain dan lingkungan sekitar. Gambar ini juga mencerminkan perkembangan pola pikir. Apabila bentuk ranting cenderung mengarah ke atas, hal tersebut menyimbolkan suatu ambisi. Demikian sebaliknya ranting yang mengarah ke bawah, menunjukkan sifat yang lemah, tidak memiliki gairah atau semangat. Bentuk ranting yang kecil menunjukkan adanya kesulitan untuk menarik perhatian orang lain, kurang baiknya cara berkomunikasi. Tetapi ada juga gambar rumah pohon yang digambar pada ranting. Hal ini mencerminkan keinginan akan tempat pelarian dari kehidupan saat ini.

Gambar akar juga mencerminkan bagaimana sesorang bisa mencapai rasa aman. Gambar akar juga menunjukkan bagaimana pengaruh pengalaman atau kejadian masa lalu seseorang dalam menghadapi realitas saat ini. Ukuran akar yang kecil dan runcing menunjukkan kesulitan mengontrol emosi diri sendiri dan sulit untuk bersikap tenang dalam menghadapi sesuatu. Akar yang mati dan penuh detail menandakan rasa kehampaan, kegelisahan, hingga kecenderungan obsesif-kompulsif. 

Orang
Keberadaan gambar orang pada House Tree Person menunjukkan kehidupan pribadi atau hubungan intrapersonal. Gambar orang menunjukkan diri sendiri dan simbol kehadiran. Dalam tes ini, teman- teman dapat menggambar orang sesuai dengan jenis kelamin, atau menggambar sepasang orang laki-laki dan wanita. Namun hindarilah menggambar orang dengan jenis kelamin yang berlainan karena hal ini dapat mencerminkan adanya ketergantungan dengan lawan jenis. Perhatikan juga detail gambar seperti seluruh bagian tubuh meskipun pada tes ini terlalu mendetail seperti Draw A Person Test. Jangan pernah menggambar orang yang mengalami disabilitas.

Tips Menggambar House Tree Person
  • Gambarlah dengan ukuran yang nyata masuk akal dengan memperhatikan ukuran antara orang dengan rumah maupun pohon.
  • Perhatikan perspektif gambar
  • Tambahkan objek-objek atau gambar pelengkap yang sesuai mislanya jendela, jalan setapak, atau pagar.
  • Pada gambar pohon dapat dilengkapi dengan buah atau bunga. 
  • Berlatihlah menggambar sebelum tes dilaksanakan. 
Demikian informasi mengenai Tes Psikologi House Tree Person Test, Interpretasi dana Tips Menggambarnya . Semoga Bermanfaat bagi sahabat Ahzaa semuanya.

Salam.
Mengenal Tes Pauli, Aspek- Aspek yang Diukur, dan Ketentuan  dalam Psikotes

Mengenal Tes Pauli, Aspek- Aspek yang Diukur, dan Ketentuan dalam Psikotes

Hai sahabat Ahzaa, kembali lagi di AhzaaNet. Masih dalam topik psikotes, kita lanjutkan lagi untuk membahas tentang salah satu tes dalam psikotes yaitu tes Pauli. Tes Pauli ini merupakan salah satu tes dalam Psikotes. Tentang apa itu tes pauli dan bentuk tesnya, akan kita bahas melalui penjelasan berikut ini.
Photo by David Iskander on Unsplash

Tes Pauli bisa dikatakan hampir mirip dengan tes Kraepelin yang pernah saya ulas pada postingan sebelumnya. Tes ini merupakan penyempurnaan dari tes Kraepelin. Tes Pauli dikembangkan oleh Prof. Dr. Richard Pauli bersama dengan Dr. Wilhem Arnold dan Prof. Dr. Vanmetthod pada tahun 1983. Tes Pauli dikembangkan untuk mendapatkan data tentang kepribadian seseorang melalui tes tersebut. Pauli juga menghubungkan metode eksperimental dengan karakterologi modern agar tes ini dapat dibandingkan dengan tes kepribadian.


Tes Pauli ditujukan untuk mendapatkan data, seperti stabilitas emosi, ketahanan dan keuletan para peserta tes dalam menghadapi pekerjaan nantinya. 

Persamaan dan Perbedaan Tes Kraepelin dan Pauli
Tes Kraepelin dan Tes Pauli memiliki kesamaan yaitu menggunakan lembar soal sebesar koran yang berisikan angka- angka. Selain itu sistem pengerjaan tes juga memiliki kesamaan, sama- sama dikerjakan dalam waktu yang terbatas.

www.ahzaa.net
Ilustrasi Tes Kraepelin

Perbedaan tes Pauli dengan Tes Kraepelin adalah cara menjumlahkan angka- angka yang terdapat dalam lembar. Selain itu ada beberapa perbedaan khusus yang membedakan tes Kraepelin dan tes Pauli. Pada tes Pauli,
1. Penjumlahan dilakukan dari bagian atas ke bawah
2. Hasil penjumlahan dituliskan di sebelah kanan diantara kedua angka yang dijumlahkan
3. Apabila hasil penjumlahan lebih dari 9, maka yang ditulis adalah hanya angka satuan
4. Peserta diharuskan membubuhkan tanda garis di bawah angka hasil perhitungan terakhir dan segera melanjutkan perhitungan ke angka selanjutnya setiap tiga menit

Ilustrasi Tes Pauli

Aspek- aspek Tes Pauli
Tes Pauli mengukur beberapa aspek, antara lain pengendalian perasaan, tanggung jawab dan ketelitian, kehati- hatian, motivasi untuk berprestasi, dan perencanaan. 

Ketentuan Tes Pauli
Pada tes Pauli, hasil penjumlahan yang angkanya lebih dari 9, maka aturannya adalah cukup ditulis angka satuannya saja. Pada tes ini biasanya terdiri atas 45 kolom dan 60 baris, dimana setiap tiga menit teman- teman akan mendapatkan instruksi (instruksi garis) untuk memberikan tanda garis di akhir angka yang dijumlahkannya kemudian melanjutkan ke perhitungan angka selanjutnya.

Penilaian Tes Pauli
Penggambaran hasil dalam tes Pauli dapat diinterpretasikan melalui indikator berikut ini,

1. Grafik yang tinggi tanpa kjesalahan atau perubahan mengindikasikan kesiapan yang matang peserta tes
2. Jumlah keseluruhan atau grafik secara keseluruhan menggambarkan penyesuaian diri seseorang
3. Apabila terdapat penyimpangan di luar aturan tes Pauli yang telah ditetapkan menggambarkan bahwa seseorang tersebut memiliki emosi yang kurang baik
4. Keseluruhan grafik menggambarkan daya tahan peserta tes
5. Jumlah secara keseluruhan hasil tes menggambarkan energi kerja peserta
6. Apabila terdapat kesalahan dan pembetulan, maka dapat menggambarkan ketelitian peserta
7. Hasil perhitungan yang memiliki banyak kesalahan menggambarkan kuat lemahnya konsentrasi peserta tes
8. Tinggi rendahnya grafik yang dikerjakan oleh peserta tes mengindikasikan kemauan dan motivasi peserta tes
9. Posisi titik akhir semestinya lebih tinggi dari titik awal karena hal ini akan menggambarkan kekuatan energi dalam pekerjaan

Tips n Trik Tes Pauli
Dari aspek penilaian diatas dapat disimpulkan bahwa saat mengerjakan tes Paulin, maka teman- teman harus tetap fokus dalam melakukan perhitungan dan memperhatikan instruksi petugas khususnya pada instruksi garis. Ketenangan dalam mengerjakan juga diperlukan dalam tes agar perhitungan pengerjaan bisa berjalan dengan baik. Selain itu faktor teknis juga dipersiapkan seperti alat tulis yang benar- benar siap digunakan.

Demikian tentang Tes Pauli, Aspek- Aspek yang Diukur, dan Ketentuan  dalam Psikotes. Semoga informasi ini bermanfaat buat teman- teman yang akan menghadapi psikotes.

Good Luck ....
Mengenal Tes Kraepelin Sebagai Salah Satu Uji dalam Psikotes

Mengenal Tes Kraepelin Sebagai Salah Satu Uji dalam Psikotes

Hai sahabat Ahzaa, kembali lagi di AhzaaNet. Pembahasan kali ini adalah tentang salah satu uji tes dalam psikotes yaitu tes Kraepelin. Tentang apakah itu tes kraepelin, faktor- faktor dalam mengerjakan tes Kraepelin, dan aspek- aspek apa saja dalam tes Kraepelin, yuk simak pembahasannya berikut ini.

Tes Kraepelin
Tes Kraepelin merupakan alat tes yang ditemukan oleh seorang psikiater berkebangsaan Jerman bernama Emil Kraepelin. Pada mulanya alat tes ini digunakan untuk mendiagnosa gangguan otak alzheimer serta membedakan antara orang normal dan tidak normal. Akan tetapi dalam perkembangannya, tes Kraepelin ini malahan dimanfaatkan sebagai standardisasi dalam mendapatkan data kepribadian. 

Image by eko pramono from Pixabay

Ada yang menyebut tes Kraepelin ini sebagai tes koran, atau tes Pauli, karena disusun pada kertas berukuran sebesar ukuran kertas koran. Tes Kraepelin ini biasanya terdiri dari lajur angka antara satu sampai dengan sembilan yang tersusun secara acak sebanyak 60 angka secara vertikal pada tiap lajurnya. 


Dalam hal ini teman- teman diharuskan menjumlahkan tiap angka dengan satu angka diatasnya dan mulai mengerjakan dari lajur paling kiri dan baris paling bawah ke atas. Uji tes Kraepelin ini dibatasi oleh waktu dengan durasi tertentu dan semakin lama akan semakin cepat kemudian pengawas akan mengatakan untuk pindah ke lajur berikutnya. Ketepatan, kecepatan dan ketelitian merupakan kunci dari jenis tes ini.

Tes Kraepelin ini sebenarnya hanya mengujikan penjumlahan secara sederhana dan tidak diharuskan menyelesaikan penjumlahan seluruh lajurnya, namun banyak peserta tes yang berusaha menyelesaikan pejumlahan sebanyak- banyaknya. Tidak kurang dari sebagian besar peserta ujian, setelah menyelesaikan tes ini akan merasa pusing, karena tes ini menuntut konsentrasi, kefokusan, dan kemampuan berfikir dengan dibatasi waktu. 

Berikut contoh uji tes Kraepelin.


www.ahzaa.net
Ilustrasi Tes Kraepelin

Jumlahkan angka dari bawah dari lajur sebelah paling kiri misalnya 4 + 8 = 12, bila hasil angka yang anda jumlahkan melebihi 10 misalnya 12, maka tuliskan angka belakangnya saja yaitu 2.

Dalam tes Kraepelin, bukanlah hasil dari penjumlahan angka yang bisa teman- teman kerjakan, Namun, bila kalian mengerjakannya dengan sungguh- sungguh, hasil pekerjaan tersebut akan membentuk sebuah grafik. Grafik yang stabil, ataupun grafik yang turun drastis akan menunjukkan tipe dari pelamar.

Hasil Tes Kraepelin
Hasil tes Kraepelin dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya kecepatan, ketelitian, kestabilan dan ketahanan. Dalam hal kecepatan misalnya, pengerjaan soal yang cepat, biasanya mengindikasikan kecepatan peserta dalam bekerja artinya,  semakin cepat dalam mengerjakan maka semakin baik karena merepresentasikan kecepatan peserta tersebut dalam bekerja. 

Demikian juga halnya dalam ketelitian. Ketelitian seseorang dapat diukur apabila peserta yang mengerjakan memiliki ketepatan dan ketelitian selain halnya kecepatan dalam pengerjaan tes Kraepelin. Semakin cepat teliti seseorang dalam tes, maka diindikasikan orang tersebut juga termasuk orang yang cermat dan teliti.   

Hasil jawaban peserta dalam tes Kraepelin akan dilihat sebagai sebuah grafik. Dalam mengerjakan tes Kraepelin sebaiknya hasil penghitungan angka yang menandakan puncak terendah dan tertinggi tidak terlalu terpaut jauh. Hal ini menandakan kestabilan emosi peserta yang berubah- ubah. 

Selain itu, aspek ketahanan dalam mengerjakan menjadi sebuah penilaian tersendiri dalam tes Kraepelin. Hal ini menyimbolkan ketahanan peserta dalam menerima tugas pekerjaan ataupun ketahanan saat bekerja di bawah tekanan. 

Penilaian Tes Kraepelin
Seperti kita ketahui bahwa tes Kraeplein diujikan untuk menilai daya tahan, ketekunan, ketelitian, dan konsentrasi peserta. Hal inilah yang menjadi tolak ukur dalam simpulan karakter atau kepribadian peserta. 

Nah, terdapat beberapa aspek penilaian melalui tes Kraepelin, antara lain,
Aspek keuletan
Tes Kraepelin dapat menilai konsistensi dan keuletan dari peserta dalam hal penyelesaian pekerjaan atau suatu permasalahan dalam waktu yang terbatas.

Aspek emosi
Dalam menghadapi suatu permasalahan, atau tekanan suatu pekerjaan, seseorang harus mampu mengendalikan dan meredam emosi. Kestabilan emosi menentukan keberhasilan dari penyelesaian pekerjaan yang baik. Melalui tes Kraepelin, aspek ini dapat diukur melalui tingkat kestabilan peserta tes dalam menyelesaikan tes.

Aspek stabilitas diri
Tes Kraepelin dapat menjadi tolak ukur dalam mengukur stabilitas diri seseorang. Artinya, apakah orang tersebut mampu menghadapi suatu permaslaahan yang ada dalam lingkungannya ataupun pekerjaan, dan tetap konsisten meskipun terdapat berbagai tantangan dan situasi yang ada. 

Aspek penyesuaian diri
Tes Kraepelin dapat membantu dalam mengukur tingkat adaptasi seseorang dalam hal- hal yang baru di lingkungannya khususnya lingkungan kerja. Aspek ini dapat dilihat melalui kecepatan peserta tes dalam mengerjakan tes.

Aspek  motivasi individu
Tes Kraepelin digunakan untuk mengukur motivasi seseorang dalam mengerjakan pelbagai pekerjaan yang membutuhkan ketelitian, kerumitan, dan kesulitan tertentu. Hal ini juga menjadi ukuran dalam menentukan loyalitas, kemauan, dan semangat dalam bekerja.

Indikator dan Interpretasi Hasil Tes
Nah, sebagai salah satu tes yang mengukur kepribadian seseorang, tes Kraepelin dapat menilai seseorang berdasarkan indikator sebagai berikut,

Grafik
Grafik dengan penurunan yang tajam mengindikasikan gangguan pada hal tertentu seperti susunan saraf, epilepsi atau gangguan lainnya.

Kesalahan hitung
Kesalahan hitung yang terlalu banyak mengindikasikan adanya gangguan mental seperti kecemasan dan ketidaknyamanan

Hasil penjumlahan
Hasil penjumlahan yang sangat rendah bisa mengindikasikan adanya gejala depresi mental atau gangguan mental yang disebabkan trauma atau tekanan yang sangat berat

Rentang grafik
Rentang grafik yang terlalu besar antara puncak tertinggi dan puncak terendah bisa mengindikasikan adanya gangguan emosional seperti kemarahan atau kecemasan yang terlalu kuat, kesulitan dalam bergaul atau adanya konflik yang berat

Tips mengerjakan Tes Kraepelin
Keberhasilan dalam mengerjakan tes Kraepelin dapat diperoleh dengan memperhatikan beberapa hal berikut ini,

Persiapan alat tulis
Dikarenakan tes Kraepelin membutuhkan waktu yang terbatas, maka usahakan menggunakan alat tulis yang mendukung pengerjaan tes misalnya gunakan pen atau pensil berkualitas tinggi, tidak mudah patah atau rusak. Sediakan cadangan juga untuk mengantisipasi hal- hal yang tidak diinginkan dalam faktor teknis.

Efektifkan waktu
Saat menulis hasil penjumlahan pada suatu kolom angka, langsung lihat pada soal berikut atau yang berdekatan dan langsung pikirkan hasilnya

Stabilitas angka
Usahakan bahwa angka yang dijumlahkan  pada setiap kolom stabil atau memiliki grafik yang cenderung stabil. Perlu diingat bahwa terbatasnya waktu akan membuat fokus pengerjaan akan baik di awal akan tetapi menjadi buruk di soal- soal berikutnya, sehingga hasilnya akan membentuk grafik yang menurun dan hal itu akan tidak baik bagi penilaian peserta tes.  

Kondisi fisik
Tes Kraepelin membutuhkan konsentrasi yang baik, sehingga persiapkan kondisi fisik saat mengerjakan tes

Faktor kegagalan tes Kraepelin
Selain beberapa hal yang mesti diperhatikan dalam mengerjakan tes Kreapelin, ada beberapa faktor kegagalan dalam mengikuti tes Kraepelin, antara lain,

Kondisi fisik dan psikis
Kekhawatiran, rasa tertekan, dan  ketidaktenangan dalam mengerjakan tes akan mempengaruhi hasil tes yang berujung pada kegagalan. Selain itu kondisi fisik juga sangat berpengaruh dalam keberhasilan tes. Oleh karenanya, jaga pikiran tetap tenang, tetap optimis dan emosi yang stabil saat mengerjakan tes

Ketidaknyamanan
Salah satu faktor kegagalan adalah rasa tidak nyaman peserta saat mengikuti tes. hal tersebut bisa berasal dari faktor peserta sendiri atupun dari luar yaitu tempat maupun lingkungan tes. 

Ketergesaan
Tetap tenang dan tidak tergesa- gesa merupakan kunci dalam keberhasilan tes Kraepelin. Ketergesaan maupun sikap terburu- buru akan membuat kegagalan dalam mengerjakan tes Kraepelin karena hasil yang diperoleh tidak baik.

Rasa ketidakpercayaan diri
Rasa percaya diri merupakan unsur penting dalam melakukan hal apapun termasuk mengerjakan tes Kraepelin ini. Fokuskan tujuan dan percaya dengan diri sendiri atas apa yang akan dikerjakan apapun hasil yang diperoleh nantinya.

Penutup
Baik, demikian sekilas mengenai tes Kraepelin sebagai salah satu uji psikotes. Semoga informasi ini dapat membantu teman- teman dalam menghadapi psikotes yang akan dihadapi baik psikotes dunia kerja, psikotes pendaftaran polri maupun seleksi sekolah seperti pada psikotes sekolah kedinasan

Semoga Sukses.

Formulir Kontak