Ahzaa.Net: Teknik a Cire Perdue
Materi Sejarah : Mengenal Masa Perundagian Prasejarah, Benda- Benda dan Peralatan yang Dihasilkan

Materi Sejarah : Mengenal Masa Perundagian Prasejarah, Benda- Benda dan Peralatan yang Dihasilkan

Hasil kebudayaan masa perundagian berupa alat- alat yang terbuat dari perunggu. Alat- alat tersebut dihasilkan dengan menggunakan teknik yang dinamakan a cire perdue dan teknik bivolve

Photo by Sharon McCutcheon on Unsplash

Teknik a Cire Perdue
Teknik a cire perdue merupakan suatu teknik pembuatan alat- alat dengan membuat model benda dari lilin, lengkap dengan semua bagian- bagiannya. Kemudian model ini dibungkus dengan tanah liat basah, lalu dijemur hingga kering. 

Setelah kering, tanah liat dibakar dan lilin akan mencair serta keluar dari lubang yang dibuat sebelumnya. Dengan demikian, terbentuklah benda tanah liat yang berongga. 

Nah, ke dalam rongga tersebut, dituangkanlah cairan perunggu dan ditunggu hingga dingin. Saat dingin, cetakan tanah liat tersebut akan dipecah untuk diambil benda perunggu yang sudah jadi. 

Pembuatan alat- alat dengan metode ini membutuhkan waktu dan bahan. Teknik a cire perdue biasanya digunakan untuk membuat benda- benda perunggu yang ukurannya kecil seperti arca, perhiasan, dan sebagainya. 

Teknik Bivolve 
Teknik bivolve pada prinsipnya membuat benda- benda dengan menggunakan cetakan batu yang dapat dimanfaatkan berulang kali. Cetakan batu terdiri atas dua bagian atau lebih yang kemudian diikat menjadi satu. Dalam rongga cetakan batu tersebut selanjutnya dituangkan cairan perunggu. 

Setelah cairan menjadi dingin dan mengeras, ikatan batu dilepas untuk diambil bendanya. Teknik bivolve ini dimanfaatkan untuk membuat benda- benda yang ukurannya lebih besar seperti nekara, patung, dan sebagainya. 

Benda- Benda pada Masa Perundagian 

Nekara Perunggu 
Nekara merupakan suatu alat tabuh untuk bunyi- bunyian yang digunakan pada upacara-upacara keagamaan. Ukuran nekara ada yang besar dan kecil. Nekara banyak ditemukan di wilayah Indonesia timur, seperti Papua, Selayar, Maluku, Nusa Tenggara dan Bali. 

Nekara dari Perunggu (campuran tembaga, timah hitam dan timah putih)  yang ditemukan di Desa Ngabenrejo, Kec. Grobogan, Kab. Grobogan dengan Ukuran : Diameter 63 cm, tinggi 40 cm
sumber : https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/


Nekara yang ditemukan di Pajeng, Bali, memiliki tinggi 198 cm dengan garis tengah 160 cm. Benda tersebut dianggap suci dan keramat dan disimpan di dalam Pura Penataranisasi, Gianyar. 

Di Nusa Tenggara, tepatnya pulau Alor, juga ditemukan benda yang menyerupai nekara, namun ukurannya kecil. Masyarakat setempat menyebutnya moko yang juga dianggap sebagai benda suci atau keramat. 

Kapak Perunggu 


Kapak perunggu merupakan salah satu peninggalan zaman perundagian. Kapak perunggu memiliki bentuk yang bermacam- macam, seperti pahat, jantung, dan tembilang. Jenis kapak perunggu disebut sebagai seoatu atau kapak corong. Disebut demikian karena pada bagian atas kapak corong berbentuk corong dan ke dalam corong itulah dimasukkan tangkai kayu yang menyiku pada bidang kapak. 

Kapak perunggu banyak ditemukan di daerah Sumatra selatan, Jawa, Bali, Sulawesi Tengah, Selayar, dan Papua. 

Kapak perunggu lainnya adalah Candrasa, yang memiliki bentuk yang sangat indah dan satu sisinya panjang. Kapal ini ditemukan di Yogyakarta. Kapak Candrasa digunakan untuk kepentingan upacara dan tanda kebesaran, sementara kapak lainnya hanya digunakan untuk keperluans ehari- hari. 

Perhiasan Perunggu 
Perhiasan perunggu banyak ditemukan di berbagai daerah seperti Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, dan Sumatra. Hasil karya ini membuktikan bahwa masa perundagian menjadi masa yang maju. 

Manik- Manik 
Manik- manik sebagai hiasan terdiri dari berbagai bentuk dan ukuran. Pada umumnya, manik- manik ditemukan dalam kubur di berbagai daerah. Para ahli memperkirakan bahwa manik- manik tidak hanya digunakan sebagai perhiasan selama hidup, namun juga digunakan sebagai bekal hidup setelah orang yang bersangkutan meninggal dunia. 

Bejana Perunggu 
Bejana perunggu merupakan benda yang berbentuk bulat panjang atau menyerupai gitar tanpa tangkai. Ada dua bejana perunggu yang ditemukan di Indonesia, yaitu di Sumatra dan Madura. Bejana perunggu yang ditemukan di Sumatra panjangnya 50,8 cm dan lebarnya 37 cm sementara bejana perunggu yang ditemukan di Madura, memiliki panjang 90 cm dan lebar 54 cm. 

Arca- Arca Perunggu 
Arca- arca perunggu membuktikan bahwa pada masa perundagian sudah mengenal alat- alat perhiasan. Beberapa benda perhiasan terdiri atas gelang tangan, gelang kaki, cincin, kalung dan bandul kalung. 

Benda- benda dari besi 
Benda- benda dari besi yang ditemukan wujudnya berypa mata kapak, mata pisau, mata sabit, mata pedang, cangkul, dan tongkat yang ujungnya berbentuk kepala manusia. Daerah penemuannya antara lain gunung kidul, bogor dan jawa timur. 

Nah, itulah tentang masa perundagian prasejarah, benda- benda dan peralatan yang dihasilkan. Semoga pembahasan di atas bermanfaat untuk belajar teman- teman. Kami masih akan membahas materi- materi menarik lain untuk membantu teman- teman dalam belajar. Tetap di AhzaaNet yaa belajarnya...

Salam. 

Formulir Kontak