Ahzaa.Net: Psikotes
Mengenal Tes Wartegg Psikotes, Interpretasi Makna Gambar dan Tips Menggambarnya

Mengenal Tes Wartegg Psikotes, Interpretasi Makna Gambar dan Tips Menggambarnya

Halo sahabat Ahzaa, selamat datang kembali di AhzaaNet. Kita bahas tes psikologi Wartegg yaa.. Tulisan ini merupakan lanjutan dari seri bahasan tes psikologi yang beberapa diantaranya sudah saya bahas pada tulisan sebelumnya. 



Tes Wartegg merupakan tes gambar proyeksi yang dikembangkan oleh ahli psikologi Jerman, Ehrig Wartegg, pada sekitar tahun 1920 dan 1930-an. Tes ini digunakan untuk menganalisa tingkat emosional, imajinasi dan intelektual. Dalam soal Wartegg, terdapat 8 (delapan) kotak yang berisi bentuk atau lambang 

Gambar oleh Jill Wellington dari Pixabay

Gambar 1. berupa titik ditengah kotak 
Gambar 2. berupa ~ tp berada di kotak sebelah kiri 
Gambar 3. berupa 3 garis horisontal dari pendek, sedang tinggi sejajar 
Gambar 4. berupa kotak kecil di sebelah kanan 
Gambar 5. seperti huruf T tetapi agak miring 
Gambar 6. berupa garis vertikal dan horisontal 
Gambar 7. berupa titik - titik yang melengkung seperti huruf C di kanan bawah 
Gambar 8. berupa lengkungan di tengah di atas kotak 

Dari delapan kotak dan gambar tersebut, kemudian  kita diminta untuk melengkapi bentuk atau lambang menjadi sebuah gambar dari kotak yang ada kemudian diminta mengurutkan gambar dalam kotak berdasarkan gambar yang terlebih dahulu dibuat dan memberi nama pada gambar tersebut. Dan berikut contoh hasil yang bisa didapat dari tes Wartegg seperti pada gambar berikut.

Gambar titik mengindikasikan sebagai sesuatu yang kecil tapi tajam di tengah, sesuatu yang menarik perhatian. Hasil gambar akan menginterpretasikan sikap dalam situasi ketidakpastian, perubahan, dan menemukan solusi atas suatu masalah. Jika gambar kita menunjukkan bahwa di sekitar titik terdapat objek seperti lengkungan, persegi, atau segitiga, mencerminkan adanya gangguan, kecemasan atau hambatan yang sedang kitaa rasakan. Jika titik tersebut kita timpa dengan garis lurus, menunjukkan kita memiliki keyakinan dalam setiap pengambilan keputusan. Jika banyak garis yang melalui titik tersebut, kita cenderung memiliki banyak solusi atau mencari beberapa opsi dalam memecahkan masalah. Jika gambar kita cenderung berupa sesuatu yang spiral, sentripetal yang berfokus pada titik, menunjukkan kita membutuhkan perhatian, cenderung tidak dewasa. 

Gambar gelombang akan menguji bagaimana perasaan kita dalam proses pertumbuhan dan perkembangan diri. Jika gambar dilanjutkan dengan membentuk bendera, maka menunjukkan kita memiliki prestasi, ada hasil yang dibanggakan, dan berjiwa pemimpin. Namun apabila dilanjutkan dengan gambar berupa wajah manusia, maka akan cenderung menggambarkan rasa frustasi, cemas yang berlebihan mengenai bagaimana  membawa diri kita di masyarakat. 

Gambar 3. berupa 3 garis horisontal dr pendek, sedang tinggi sejajar menunjukkan pengembangan rapi yang ditetapkan dan diarahkan. Gambar ini juga menunjukkan sesuatu yang kaku dan statis. Untuk mengatasi kondisi ini, seseorang mewujudkan inisiatif, kreativitas, dan kemampuan untuk mengatasi rutinitas atau kegiatan yang berulang­ ulang. Gambar ini juga menguji ambisi atau harapan kita akan kemajuan. Jika kita menggambar dengan tambahan haluan atau garis lengkung, menunjukkan ada kreativitas atau menunjukkan originalitas. Melanjutkan garis dengan terus naik, menandakan kita memiliki keinginan untuk mencapai kesukseskan yang maksimal. Jika garis horisontal terebut dilanjutkan dengan membuat gambar tangga, maka hal tersebut berarti ada kecenderungan untuk  ingin lepas atau keluar dari rutinitas, akan tetapi usaha atau kontribusi kita tidak sebanding dengan keinginan.



Gambar 4. berupa kotak kecil di sebelah kanan menguji kekakuan, berat, atau kesesakan. Hal ini merupakan kendala dan membutuhkan suatu tindakan untuk mengubahnya. Jika gambar yang kita buat adalah papan catur maka kita cenderung teoretis dalam mengatasi masalah. Apabila gambar berbentuk jendela, maka kita cenderung konstruktif. Sedangkan ada bentuk oval atau lingkaran di sekitar kotak, maka kita cenderung emosional dalam bertindak sehingga sulit untuk berkonsentrasi atau mengatur diri. Gambar kotak kita jadikan sebuah bagian atas gambar lain yang lebih besar, menandakan kita akan melakukan ekspansi dalam pekerjaan jika memungkinkan.  

Gambar 5. seperti huruf T tetapi agak miring menguji kemauan, sukarela perilaku, dan pengambilan keputusan, memaksa kita bersifat kuat dan tegas. Bila dua garis tersebuttidak bertemu atau bersilangan sama sekali, menunjukkan adanya kebingungan tiap mengambil keputusan. Arah gambar kita juga penting, misalnya bila mengarah ke bawah, maka kita cenderung lari dari tanggung jawab. Namun apabila mengarah ke atas dengan memotong garis lainnya, maka hal tersebut menandakan kita memiliki kapasitas yang baik dalam pengambilan keputusan. 

Gambar 6. berupa garis vertikal dan horisontal mewakili sikap kita dalam bertindak ketika adanya perbedaan, keberpihakan kita terhadap sesuatu yang rasional. Apabila kita menghubungkan kedua garis dengan garis lengkung, kita cenderung memiliki imajinasi atau intuisi yang baik dan bisa diterima umum. Jika kita menghubungkan kedua garis dengan garis-garis yang sederhana, mencerminkan kita mengupayakan sesuatu yang praktis dan bila kita tidak menghubungkan kedua garis, ada kecenderungan kita memiliki permasalahan dalam merencanakan sesuatu, membuat konsepsi untuk umum. 

Gambar 7. berupa titik - titik menguji kematangan diri secara emosional. Bila kita menggambar jejak kaki, maka kita cenderung memikirkan kondisi saat ini. Gambar berbentuk perhiasan menandakan kita memikirkan sejarah atau tradisi keluarga. Jika kita terus mengikuti alur gambar yang cekung dan lengkung, kondisi emosional kita cenderung belum matang. Ada bentuk persegi atau kotak, menunjukkan kita kurang berhubungan dengan orang lain. 

Gambar 8. berupa lengkungan menguji tingkat keterbukaan sosial dalam hubungan interpersonal  tentang proyeksi diri sendiri kepada masyarakat. Gambar payung menunjukkan kepemilikan sifat yang hati-hati dalam berinteraksi. Bila kita menutup garis lengkung dengan garis lurus, hal tersebut mencerminkan adanya ketidakpercayaan, dan perhitungan. Sementara fokus gambar tertuju pada garis lengkung, maka akan menginterpretasikan  kemandirian dan kemampuan.

Demikian sekilas tentang tes Wartegg, semoga informasi ini bermanfaat bagi teman- teman semua saat menghadapi tes psikologi khususnya Wartegg Test.

Salam. 

Sumber :
Leonita & Uly Amalia. 2016. New Edition 99% Sukses Menghadapi Psikotes. Jakarta.:Cmedia
Tes Psikologi House Tree Person Test, Interpretasi Makna dan Tips Menggambarnya

Tes Psikologi House Tree Person Test, Interpretasi Makna dan Tips Menggambarnya

Salam. Hai sahabat Ahzaa, selamat datang kembali di AhzaaNet. Pada posting kali ini kita masih akan lanjutkan lagi untuk tes psikologi setelah pada tulisan terdahulu saya ulas mengenai tes Kraepelin, Tes Army Alpha, Tes Pauli, Draw a Tree Test, dan Draw a Person Test. Kita lanjutkan lagi ke bentuk tes psikologi lainnya yaitu Tes House Tree Person.

Baca Juga :





House Tree Person (HTP) Test merupakan tes psikologi yang dikembangkan oleh John Buck pada 1948, yang kemudian dikembangkan lagi oleh Warren pada 1992. Tes ini meminta peserta tes untuk menggambar rumah, pohon, dan orang pada satu bidang kosong. Melalui tes ini didapatkan analisis tentang informasi mengenai karakteristik dan kepribadian dan analisis hubungan atau interaksi dengan orang lain, khususnya keluarga. Alasan ketiga objek yaitu rumah, pohon dan orang digunakan sebagai analisis adalah bahwa ketiga objek tersebut paling dikenal oleh siapapun dan hampir semua orang mampu menggambar ketiga objek tersebut. Sementara ketiga objek ini dapat menstimulasi verbalisasi yang jujur dan bebas. 

Gambar oleh Harry Strauss dari Pixabay

Interpretasi Tes
Objek pada gambar House Tree Person dibagi ke dalam tiga objek utama, yaitu Rumah, Pohon, dan Orang yang mana setiap objek memiliki makna yang berbeda-beda. Detail- detail dalam penggambaran rumah dapat mengindikasikan keadaan dari peserta tes. 

Rumah 
Setiap komponen rumah membawa makna masing-masing. Atap, pintu, jendela, pagar, atau tambahan lainnya. 

Bagian atap, menggambarkan sisi khayalan, angan-angan, cita-cita atau sisi intelektual seperti pemikiran, sudut pandang, serta ideologi. Gambar atap yang tidak ada akan menunjukkan bahwa peserta tes adalah orang yang kaku, berorientasikan pada hal-hal yang realistis, yang masuk akal. Sementara ukuran atap juga mempunyai makna. Apabila ukuran atap sangat besar mencerminkan bahwa peserta tes sering berkhayal, atau lebih memilih hidup seperti bayangan sendiri. Gambar jendela yang diletakkan pada atap menunjukkan bahwa teman - teman melihat kehidupan dunia melalui sudut pandang khayalan sendiri. 

Pintu dan jendela menunjukkan bagaimana teman- teman berhubungan dengan dunia luar dan bersosialisasi. Perlu diperhatikan juga bahwa kondisi pada pintu dan jendela yang tertutup mengindikasikan bahwa teman- teman memiliki hubungan buruk dengan orang lain atau bahkan memiliki musuh dengan orang sekitar. Sedangkan apabila gambar pintu dan jendela tidak ada, maka dapat disimpulkan adanya kecenderungan untuk menarik diri dari lingkungan dan ketidakpedulian terhadap lingkungan sekitar. Sementara kondisi pintu yang terbuka atau jumlah jendela yang banyak mengindikasikan kepemilikan hubungan yang baik dengan orang- orang sekitar, komunikasi yang intens, namun cenderung tidak mampu hidup tanpa orang lain dan menggantungkan diri pada orang lain. Adapun ukuran jendela yang terlalu besar juga menunjukkan sifat yang pamer.

Gambar pagar menunjukkan rasa mawas diri, selalu berjaga-jaga, kewaspadaan dan keberadaan sesuatu yang harus dilindungi. Tekanan gambar pagar seperti garis
yang tebal, ukuran yang besar, serta banyak detail khusus pada gambar pagar, menggambarkan bahwa ada rasa kekhawatiran terhadap kehidupan.

Kelengkapan lainnya yang dapat ditemukan dalam gambar rumah adalah adanya jalan setapak menuju rumah. Apabila jalan setapak dibuat langsung menuju pintu yang terbuka, mencerminkan bahwa teman- teman termasuk orang yang jujur, tidak berbasa-basi. Namun jika jalan setapak itu panjang dan berliku-liku, menunjukkan bahwa kalian termasuk golongan orang yang suka menyendiri, namun mudah untuk didekati, dan cenderung pasif pada lingkungan baru. Sedangkan jalan setapak yang sangat lebar, mencerminkan kalian sering berpura-pura dalam pertemanan dan bila ada sedikit permasalahan, maka langsung menjauh atau menghindar. 

Pohon
Pada House Tree Person, adanya gambar pohon dimaknai berbeda daripada saat tes menggambar pohon pada Draw A Tree. Secara keseluruhan pada tes ini bahwa pohon memiliki makna bagaimana hubungan teman- teman dengan lingkungan sekitar. Adapun gambar pohon dibagi menjadi tiga bagian diantaranya batang, ranting, dan akar. 

Gambar batang menunjukkan keadaan batin serta harga diri. Apabila penggambaran batang melalui garis yang samar-samar, hal tersebut menunjukkan kalian memiliki sifat yang pasif dan selalu khawatir. Pohon dengan lubang, mencerminkan adanya trauma masa lalu atau pengalaman dulu. Sementara ukuran lubang berbanding lurus dengan lamanya trauma itu terjadi. Bentuk batang yang kecil mencerminkan adanya ketergantungan terhadap orang lain. Warna kulit batang yang gelap menandakan
adanya kegelisahan atau kekhawatiran dan bentuk batang yang terbagi atau terpisah di tengah seperti membentuk huruf Y menandakan kalian masih belum menemukan jati diri. 

Gambar ranting menunjukkan hubungan atau interaksi dengan orang lain dan lingkungan sekitar. Gambar ini juga mencerminkan perkembangan pola pikir. Apabila bentuk ranting cenderung mengarah ke atas, hal tersebut menyimbolkan suatu ambisi. Demikian sebaliknya ranting yang mengarah ke bawah, menunjukkan sifat yang lemah, tidak memiliki gairah atau semangat. Bentuk ranting yang kecil menunjukkan adanya kesulitan untuk menarik perhatian orang lain, kurang baiknya cara berkomunikasi. Tetapi ada juga gambar rumah pohon yang digambar pada ranting. Hal ini mencerminkan keinginan akan tempat pelarian dari kehidupan saat ini.

Gambar akar juga mencerminkan bagaimana sesorang bisa mencapai rasa aman. Gambar akar juga menunjukkan bagaimana pengaruh pengalaman atau kejadian masa lalu seseorang dalam menghadapi realitas saat ini. Ukuran akar yang kecil dan runcing menunjukkan kesulitan mengontrol emosi diri sendiri dan sulit untuk bersikap tenang dalam menghadapi sesuatu. Akar yang mati dan penuh detail menandakan rasa kehampaan, kegelisahan, hingga kecenderungan obsesif-kompulsif. 

Orang
Keberadaan gambar orang pada House Tree Person menunjukkan kehidupan pribadi atau hubungan intrapersonal. Gambar orang menunjukkan diri sendiri dan simbol kehadiran. Dalam tes ini, teman- teman dapat menggambar orang sesuai dengan jenis kelamin, atau menggambar sepasang orang laki-laki dan wanita. Namun hindarilah menggambar orang dengan jenis kelamin yang berlainan karena hal ini dapat mencerminkan adanya ketergantungan dengan lawan jenis. Perhatikan juga detail gambar seperti seluruh bagian tubuh meskipun pada tes ini terlalu mendetail seperti Draw A Person Test. Jangan pernah menggambar orang yang mengalami disabilitas.

Tips Menggambar House Tree Person
  • Gambarlah dengan ukuran yang nyata masuk akal dengan memperhatikan ukuran antara orang dengan rumah maupun pohon.
  • Perhatikan perspektif gambar
  • Tambahkan objek-objek atau gambar pelengkap yang sesuai mislanya jendela, jalan setapak, atau pagar.
  • Pada gambar pohon dapat dilengkapi dengan buah atau bunga. 
  • Berlatihlah menggambar sebelum tes dilaksanakan. 
Demikian informasi mengenai Tes Psikologi House Tree Person Test, Interpretasi dana Tips Menggambarnya . Semoga Bermanfaat bagi sahabat Ahzaa semuanya.

Salam.
Mengenal  Draw a Person Test  (Tes Gambar Orang) pada Psikotes

Mengenal Draw a Person Test (Tes Gambar Orang) pada Psikotes

Hai sahabat Ahzaa, kembali lagi di AhzaaNet. Masih dengan ulasan psikotes, pada tulisan ini kita lanjutkan lagi untuk bahas tes menggambar orang atau lebih dikenal dengan Draw a Person Test. 

Draw A Person Test pertama kali dikembangkan oleh Florence Goodenough pada tahun 1926. Tes ini pada awalnya dinamakan Draw A Man Test, dengan aturan hanya menggambar seorang pria, akan tetapi ditambahkan untuk gambar sosok wanita. Hal tersebut ditujukan untuk menguji kematangan seseorang. Nah, kemduian pada tahun 1949, Karen Manchover mengembangkan tes ini untuk pengujian mengenai kepribadian seseorang melalui berbagai analisis kualitatif. Tes Draw a Person menginstruksikan teman- teman untuk menggambar orang dengan pekerjaan tertentu pada satu lembar kertas kosong. Dalam tes psikologi, tes ini memang tidak selalu ada, tergantung kepada kebutuhan perusahaan atau institusi yang mengadakan. 

Gambar oleh Gerd Altmann dari Pixabay

Seperti halnya tes menggmbar pohon, tidak ada benar atau salah pada hasil gambar karena memang tes menggambar orang ini akan menilai karakteristik, kepercayaan diri, serta rasa tanggung jawab yang mana setiap orang memiliki karakter masing- masing.


Komposisi
Komposisi yang terdapat pada gambar orang akan memberikan penilaian tersendiri, teman- teman. Baik goresan gambar, garis, ukuran gambar, hingga ukuran kepala, bentuk tangan, dan bagian tubuh lainnya. Beberapa analisis terhadap hasil gambar orang dapat dijelaskan melalui hal- hal berikut,
 
Kepala 
Kepala merupakan pusat kekuatan intelegensi manusia, keseimbangan sosial, serta kontrol atas keinginan. Ketidakproporsionalan bentuk kepala menunjukkan adanya permasalahan pada salah satu hal tersebut. Gambar kepala yang dibuat di akhir menunjukkan ada permasalahan pada hubungan intrapersonal atau hubungan terhadap diri sendiri. 

Wajah 
Gambar pada wajah memiliki banyak komposisi, yaitu mata, alis, hidung, dagu, bibir, mulut, dan rambut. Masing-masing komposisi tersebut memiliki makna tersendiri. Mata mengungkapkan inner-image diri sendiri. Alis menunjukkan baik atau buruk dalam berhias. Hidung adalah simbol mengenai seksualitas. Dagu menunjukkan dominasi dalam berhubungan sosial. Bentuk bibir yang lengkap pada gambar pria menunjukkan narsisme. Gambar mulut yang tertutup menunjukkan kepemilikan rahasia yang tidak ingin orang lain ketahui. Bentuk rambut yang terlalu bergelombang dan terlalu mewah menandakan ketidakdewasaan dalam kehidupan seksual. 

Tangan dan Kaki 
Tangan dan kaki merupakan alat gerak tubuh yang paling sering terjadi kontak fisik, termasuk untuk gambar lengan dan paha. Menunjukkan keaktifan dalam
berkomunikasi atau melakukan kontak dengan orang di sekitar atau dunia luar. 

Jari 
Biasanya jari  pada gambar tertutup sepatu. Namun apabila penggambaran orang yang tidak memakai sepatu, maka gambar jari harus dibuat secara utuh atau lengkap. Jari-jari yang terlalu besar menunjukkan teman- teman memiliki rasa bersalah. Jari yang terlalu panjang atau pendek menunjukkan tendensi atas agresivitas terhadap sesuatu.  

Garis/Goresan 
Garis atau goresan yang teman- teman buat terhadap gambar dapat berupa tebal atau tipis maupun bentuk garis yang putus-putus maupun langsung. Misalkan garis gambar tebal dan tidak putus­ putus mengungkapkan bahwa orang tersebut tegas dan tidak ragu-ragu. Penekanan garis atau goresan terhadap salah satu komposisi gambar juga menunjukkan teman- teman lebih fokus pada bagian tersebut. 

Interpretasi dan Tips- tips dalam Menggambar Orang

Dari beberapa gambar orang yang dibuat dapat disimpulkan beberapa interpretasi, diantaranya sebagai berikut,
  • Kepala yang terlalu besar diasumsikan bahwa teman- teman memiliki kepuasan yang berasal dari hal yang bersifat imajinasi atau  angan-angan.
  • Kepala terlalu kecil diinterpretasikan bahwa teman- teman merasa lemah, menunjukkan ketidakmampuan, merasa tidak cukup intelek. 
  • Mata yang kecilmenggambarkan bahwa teman- teman senang mencari tahu dengan melihat-lihat.
  • Telinga yang besar mengindikasikan sensitifitas terhadap kritik.
  • Hidung berbentuk segitiga  menunjukkan sifat yang tidak dewasa.
  • Hidung terlalu mancung menggambarkan adanya kemungkinan bertindak di luar kewajaran.
  • Mulut yang kecil menyatakan bahwa teman- teman tidak suka berbicara.
  • Tangan di belakang punggung menggambarkan bahwa teman- teman sedang merasa bersalah atas beberapa hal.
  • Kaki yang kecil diasumsikan bahwa teman- teman memiliki kegelisahan, rasa tidak aman, dan tidak tegas.
  • Apabila gambar orang berupa garis (stickman) hal tersebut menujukkan suatu depresi.
  • Jika menggambar orang dengan jenis kelamin berbeda maka terdapat permasalahan dengan identitas seksual. 
Tips Menggambar Orang
Saat teman- teman diminta untuk menggambar orang, maka gambarlah sesosok orang. Kalian bebas menggambar orang dengan berbagai posisi, menghadap kiri atau kanan, duduk maupun berdiri dan usahakan posisi tersebut tetap menampilkan secara utuh komponen tubuh orang tersebut. Ingat ya, jangan menggambar karakter kartun atau anime yang kalian sering tonton..

Selain itu, sesuaikan sosok orang yang diwujudkan dengan posisi atau pekerjaan yang sedang dilamar. Misalnya teman- teman sedang melamar untuk kepentingan tes Polri, maka gambarlah sosok polisi, dan sebagainya. Adapun gunakan pakaian yang menggambarkan ciri secara khusus. Tambahkan pula aksesori yang umum dipakai sesuai dengan pekerjaan. 

gambar profesi polisi



Saat menggambar orang, maka usahakan gambar yang dibuat tidak hanya sekadar orang yang berdiri tegak, tapi orang dengan aktivitas yang sesuai dengan pekerjaannya. Misalnya guru yang sedang mengajar atau polisi yang sedang mengatur lalu lintas.  

gambar guru mengajar

Detail-detail pada gambar juga harus dibuat dengan baik, seperti tangan yang lengkap dengan 5 jari, wajah dengan komposisi bibir, mata, alis, hidung, mulut, telinga, rambut. Disamping itu gambar dibuat dengan ukuran yang proporsional, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. 

Biasanya setelah menggambar, teman- teman akan diminta memberikan deskripsi singkat atas gambar yang dibuat. Buatlah deskripsi seperti usia dan pekerjaan apa yang sedang dilakukan orang tersebut pada gambar. Lebihkan usia yang teman- teman tulis dengan usia saat tes. Usia bisa dilebihkan 1 sampai 3 tahun karena orang yang digambar akan mencerminkan masa depan dari teman- teman semua dan optimisme dalam hidup. Tuliskan juga kelebihan dan kelemahan yang teman- teman miliki. 

Terakhir, satu hal yang tidak boleh lupa bahwa tempatkan gambar orang pada tengah-tengah kertas uji.

Nah, demikian sekilas mengenai tes Draw a Person dalam psikotes. Semoga informasi tersebut bisa membantu dan bermanfaat bagi teman- teman semua.  
Psikotes Menggambar Pohon (Draw A Tree), Yuk Kenali Interpretasi dan Maknanya

Psikotes Menggambar Pohon (Draw A Tree), Yuk Kenali Interpretasi dan Maknanya

Hai sahabat Ahzaa, selamat datang kembali di AhzaaNet. Hari ini saya masih akan membahas seputar Psikotes, setelah beberapa artikel sebelumnya diulas tentang tes Kraepelin, Tes Army Alpha, dan Tes pauli. Nah, pada tulisan ini akan saya ulas tentang salah satu jenis tes pada psikotes yaitu tes gambar pohon (draw a tree)

Tentang Tes Menggambar Pohon
Tes menggambar pohon begitu saya menyebutnya atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Draw a Tree Test atau juga dikenal dengan Baum Test merupakan tes yang digunakan untuk menilai karakter dan kepribadian seseorang melalui hasil analisis gambar pohon. Tes ini dikembangkan oleh Charles Koch, seorang psikolog Swiss yang melakukan penelitian melalui tes gambar pohon untuk mengetahui karakter, kepribadian, dan analisis sejarah atau latar belakang emosional seseorang.

Gambar oleh Tim Hill dari Pixabay

Kenapa pohon dipilih ya teman- teman? Hal itu tidak lain bahwa pohon dapat merepresentasikan struktur kejiwaan dan alam bawah sadar seseorang.


Nah, dalam menggambar pohon tidak semua jenis pohon dapat kalian gambar. Kalian tidak dapat menggambar pohon jenis perdu, semak, rumput, cemara, pinus, kelapa, bambu, beringin, pisang, maupun umbi- umbian. Adapun pohon yang digambar merupakan pohon yang berkayu.

Teman- teman, dalam proses tes menggambar pohon, tidak ada yang benar atau salah. Namun lebih baiknya agar gambar disesuaikan dengan jabatan yang akan dilamar, artinya disesuaikan dengan tujuan teman- teman mengikuti tes tersebut. Beberapa interpretasi dalam tes gambar pohon adalah sebagai berikut,

Posisi pohon terhadap kertas
1. Di atas
Posisi pohon yang berada di bagian atas kertas dapat menginterpretasikan adanya kebebasan, ketidakbergantungan pada orang lain, menginginkan kehidupan yang tenang, dan menyukai hal- hal yang belum tentu atau pasti.

2. Di bawah
Posisi gambar pohon di bawah kertas menggambarkan bahwa teman- teman termasuk orang yang ramah, mudah bergaul, dapat diandalkan, bijaksana, dan dapat dipercaya. Saat menghadapi masalah, pasti akan mengharapkan yang terbaik, akan tetapi juga mempersiapkan hal terburuk yang dapat terjadi.

3. Di tengah
Posisi gambar pohon di tengah kertas menggambarkan bahwa teman- teman merupakan orang yang penuh perencanaan dalam menghadapi sesuatu, artinya bahwa teman- teman merupakan orang yang berhati- hati dalam bertindak.

4. Menyilang
Posisi gambar pohon menyilang menunjukkan bahwa teman- teman memiliki daya ingat yang baik dan mampu menerima adanya masukan atau ide- ide baru dengan terbuka

Ukuran Pohon
Interpretasi gambar pohon juga dapat dilihat dari ukuran pohon yang digambar ya..

Pohon yang besar menunjukkan bahwa teman- teman memiliki sifat percaya diri. Sementara hal tersebut juga menunjukkan bahwa teman- teman cenderung sering melakukan kesalahan dan agak serakah


Pohon yang kecil menunjukkan sifat yang hemat, sederhana, kehati- hatian terhadap apa yang dimiliki termasuk harta. Sisi lain juga menunjukkan bahwa teman- teman memiliki sifat yang tidak percaya diri dan minder.

Bentuk Pohon
Saat teman- teman menggambar pohon yang tinggi, maka itu menunjukkan bahwa kalian memiliki keinginan dan target yang tinggi, pemikiran yang tinggi dan sering menjadi inspirasi orang sekitar

Pohon yang meruncing mengindikasikan sifat ambisius, namun sisi positifnya lebih optimis bahwa kehidupan esok mestyi lebih baik daripada hari ini

Pohon yang miring seperti tertiup angin menggambarkan bahwa teman- teman memiliki aktivitas yang banyak, selalu bersemangat dan selalu aktif

Pohon yang pendek dan lebar menggambarkan bahwa teman- teman cenderung memiliki kehidupan yang stabil, mapan dan merasa puas dengan apa yang dimiliki.

Letak Pohon
Gambar pohon yang tertanam di tanah mengindikasikan bahwa ada kebutuhan untuk perlindungan atau rencana yang matang dalam bertindak. Hal ini juga mengindikasikan bahwa teman- teman dapat cocok pada pekerjaan dalam waktu yang lama

Gambar pohon dimana letaknya mengambang menggambarkan hal- hal yang bersifat spontan, kejutan dan mengindikasikan juga bahwa teman- teman dapat bekerja pada kondisi lingkungan apapun

Gambar pohon dalam pot menunjukkan bahwa teman- teman merupakan orang yang sangat aktif, sibuk dalam pekerjaan akan tetapi dapat meluangkan waktu untuk menikmati liburan dalam waktu- waktu tertentu. 

Gambar pohon yang terletak di lembah mengindikasikan bahwa teman- teman merupakan orang yang ingin diperhatikan orang lain. Biasanya merupakan seorang komunikator yang baik.

Bagian - bagian pohon

Batang pohon
Penggambaran batang pohon yang lebar dan kokoh menunjukkan bahwa teman- teman merupakan orang yang tangguh, kuat dan tidak mudah goyah, tenang, dan mampu menghadapi situasi yang sulit.

Penggambaran batang pohon yang ramping menunjukkan bahwa teman- teman merupakan orang yang mudah beradaptasi, mau menerima masukan, ide, maupun kritikan.

Penggambaran batang yang lurus mengindikasikan bahwa teman- teman membutuhkan berbagai persiapan dalam melakukan suatu tindakan

Penggambaran batang pohon yang berlubang mengindikasikan bahwa teman- teman merupakan orang yang mampu memaafkan kesalahan orang lain. Tetapi apabila terdapat goresan pada lubang mencerminkan bahwa teman- teman kurang mampu memaafkan kesalahan diri sendiri.

Akar pohon
Gambar pohon yang terdapat akar menunjukkan bahwa teman- teman dalam kehidupannya dipengaruhi oleh kehidupan masa lalu. Akar pohon yang menarik menunjukkan kehidupan masa lalu khususnya masa kecil yang menyenangkan. Namun apabila pohon yang digambar tanpa akar, maka teman- teman termasuk dalam orang yang mandiri dan berfokus pada masa depan.

Daun dan Ranting
Penggambaran daun yang bundar dan sederhana menunjukkan bahwa teman- teman berkepribadian tertutup dalam hal masalah pribadi. 

Penggambaran ranting yang banyak lekukan menunjukkan bahwa teman- teman lebih mementingkan hasil kerja yang akan dicapai daripada proses dan metode untuk menyelesaikannya.

Pohon yang digambar tanpa daun menunjukkan bahwa teman- teman merupakan pribadi yang apa adanya, tidak menutupi apa yang dirasakan. Dalam hal pekerjaan, teman- teman cenderung lebih mementingkan tentang penyelesaian pekerjaan daripada hasil pekerjaan tersebut.

Penggambaran daun dan ranting seperti gula kapas menunjukkan bahwa teman- teman merupakan pribadi yang ramah, anggun dalam bertindak, merasa puas dengan kondisi kehidupan yang dialami. Selain itu, kalian merupakan orang yang mudah bergaul dan senang berada di sekitar orang- orang terdekat.

Pohon yang digambar tanpa ranting dan daun menunjukkan bahwa teman- teman cenderung berfokus pada proses dan hasil dalam menyelesaikan pekerjaan untuk meraih hasil yang maksimal.

Apabila ranting pohon yang digambar semakin naik, maka menunjukkan bahwa teman- teman merupakan orang yang berorientasi pada masa depan, tetapi kurang perhatian pada masa yang lalu.

Ranting yang digambar menyebar mengindikasikan bahwa teman- teman termasuk orang yang simpel dan sederhana, memiliki banyak relasi, cepat mendapatkan teman- teman baru dan gampang percaya pada orang lain.

Apabila dalam gambar pohon terdapat detail garis yang teratur pada pucuk pohon mencerminkan bahwa teman- teman merupakan orang yang selalu sibuk, selalu bersemangat, tak kenal lelah, tetapi apabila garis- garis dibuat tidak beraturan, maka teman- teman bisa dikategorikan termasuk orang yang tidak tahu tujuan, tidak memiliki cita- cita yang jelas.

Gambar daun pohon yang digambar satu perstu mengindikasikan bahwa teman- teman orang yang patuh, taat aturan atau tata cara sesuai aturan yang berlaku.

Pucuk pohon yang seakan terpotong mengindikasikan bahwa teman- teman cenderung termasuk orang yang statis, diam, nyaman dengan kondisi sekarang, kurang berani mengambil resiko untuk maju sehingga tujuan semua tidak akan tercapai.


Buah dan Biji
Pohon yang digambar dengan menambahkan buah dan biji menunjukkan bahwa teman- teman termasuk orang yang bahagia apabila hasil pekerjaan yang diselesaikan memberikan hasil yang memuaskan bagi kehidupan kalian.

Rumput
Gambar rumput mengindikasikan bahwa teman- teman ingin memiliki tempat tinggal dan lingkungan kerja yang nyaman agar merasa betah dan damai.

Bunga
Bunga menunjukkan bahwa teman- teman memiliki perhatian terhadap aspek estetika atau keindahan atau hal- hal yang merujuk pada kebahagiaan. Biasanya teman- teman memiliki kebiasaan yang baik berkaitan dengan hal- hal keindahan dalam kehidupan.

Matahari
Gambar pohon yang lengkap dengan matahari menunjukkan bahwa teman- teman memiliki sifat yang optimis terhadap masa depan

Awan 
Gambar pohon yang dilengkapi awan menunjukkan bahwa teman- teman memiliki keinginan yang tidak kunjung terwujud atau terdapat kesulitan, penderitaan, kekecewaan dalam hidup.

Burung, hewan dan manusia
Gambar pohon lengkap dengan burung, hewan dan manusia menunjukkan bahwa teman- teman merupakan otang yang baik hati, ramah, sopan, lemah lembut, dan senang bergaul dengan masyarakat sekitar

Ayunan
Gambar pohon yang lengkap dengan ayunan menunjukkan bahwa teman- teman dapat menikmati hidup dan menemukan kesenangan dalam kondisi apapun.



Kualitas Gambar
Ditinjau dari kualitas gambar yang dibuat, maka ada beberapa hal yang menjadi interpretasi dari gambar pohon yang dibuat berdasarkan ketebalan garis, detail gambar maupun pencahayaan gambar. 

Gambar yang dibuat dengan coretan yang tebal, penuh penekanan menunjukkan bahwa teman- teman memiliki sikap agresif, berpikiran positif terhadap berbagai hal, serta mencerminkan akan kekuatan  dan kemampuan diri sendiri. Sementara coretan garis tipis mengindikasikan bahwa teman - teman termasuk orang yang lembut, halus, dan kalem. Dalam bertindak mungkin teman- teman tidak suka menjadi pusat perhatian.

Banyaknya detail gambar yang dibuat menunjukkan bahwa teman- teman  sangat fokus terhadap apa yang menjadi tugas dari pekerjaan.

Pencahayaan gambar biasanya dibuat dengan arsiran tertentu. Apabila terdapat arsiran pada pohon menunjukkan bahwa teman- teman merupakan pribadi yangs erius, sementara pohon tanpa arsiran mencerminkan bahwa teman- teman tidak memiliki beban, cenderung santai dan tidak memikirkan hal- hal tertentu.

Arsiran juga dapat menunjukkan hubungan teman- teman terhadap lingkungan sekitar. Adanya arsiran pada bagian batang mengindikasikan bahwa teman- teman berfokus memikirkan  kehidupan di rumah dan keluarga. Arsiran pada akar merepresentasikan kalian memiliki trauma atau masalah pada masa lalu. Sedangkan arsiran pada pucuk, menyatakan bahwa teman- teman selalu memikirkan masa depan.

Nah, itulah interpretasi dan makna tentang psikotes menggambar pohon (draw a tree). Semoga informasi ini bisa membantu teman- teman yang akan menghadapi psikotes dalam waktu dekat.

Semoga Bermanfaat.


Sumber :
Leonita & Uly Amalia. 2016. New Edition 99% Sukses Menghadapi Psikotes. Jakarta.:Cmedia
Mengenal Tes Pauli, Aspek- Aspek yang Diukur, dan Ketentuan  dalam Psikotes

Mengenal Tes Pauli, Aspek- Aspek yang Diukur, dan Ketentuan dalam Psikotes

Hai sahabat Ahzaa, kembali lagi di AhzaaNet. Masih dalam topik psikotes, kita lanjutkan lagi untuk membahas tentang salah satu tes dalam psikotes yaitu tes Pauli. Tes Pauli ini merupakan salah satu tes dalam Psikotes. Tentang apa itu tes pauli dan bentuk tesnya, akan kita bahas melalui penjelasan berikut ini.
Photo by David Iskander on Unsplash

Tes Pauli bisa dikatakan hampir mirip dengan tes Kraepelin yang pernah saya ulas pada postingan sebelumnya. Tes ini merupakan penyempurnaan dari tes Kraepelin. Tes Pauli dikembangkan oleh Prof. Dr. Richard Pauli bersama dengan Dr. Wilhem Arnold dan Prof. Dr. Vanmetthod pada tahun 1983. Tes Pauli dikembangkan untuk mendapatkan data tentang kepribadian seseorang melalui tes tersebut. Pauli juga menghubungkan metode eksperimental dengan karakterologi modern agar tes ini dapat dibandingkan dengan tes kepribadian.


Tes Pauli ditujukan untuk mendapatkan data, seperti stabilitas emosi, ketahanan dan keuletan para peserta tes dalam menghadapi pekerjaan nantinya. 

Persamaan dan Perbedaan Tes Kraepelin dan Pauli
Tes Kraepelin dan Tes Pauli memiliki kesamaan yaitu menggunakan lembar soal sebesar koran yang berisikan angka- angka. Selain itu sistem pengerjaan tes juga memiliki kesamaan, sama- sama dikerjakan dalam waktu yang terbatas.

www.ahzaa.net
Ilustrasi Tes Kraepelin

Perbedaan tes Pauli dengan Tes Kraepelin adalah cara menjumlahkan angka- angka yang terdapat dalam lembar. Selain itu ada beberapa perbedaan khusus yang membedakan tes Kraepelin dan tes Pauli. Pada tes Pauli,
1. Penjumlahan dilakukan dari bagian atas ke bawah
2. Hasil penjumlahan dituliskan di sebelah kanan diantara kedua angka yang dijumlahkan
3. Apabila hasil penjumlahan lebih dari 9, maka yang ditulis adalah hanya angka satuan
4. Peserta diharuskan membubuhkan tanda garis di bawah angka hasil perhitungan terakhir dan segera melanjutkan perhitungan ke angka selanjutnya setiap tiga menit

Ilustrasi Tes Pauli

Aspek- aspek Tes Pauli
Tes Pauli mengukur beberapa aspek, antara lain pengendalian perasaan, tanggung jawab dan ketelitian, kehati- hatian, motivasi untuk berprestasi, dan perencanaan. 

Ketentuan Tes Pauli
Pada tes Pauli, hasil penjumlahan yang angkanya lebih dari 9, maka aturannya adalah cukup ditulis angka satuannya saja. Pada tes ini biasanya terdiri atas 45 kolom dan 60 baris, dimana setiap tiga menit teman- teman akan mendapatkan instruksi (instruksi garis) untuk memberikan tanda garis di akhir angka yang dijumlahkannya kemudian melanjutkan ke perhitungan angka selanjutnya.

Penilaian Tes Pauli
Penggambaran hasil dalam tes Pauli dapat diinterpretasikan melalui indikator berikut ini,

1. Grafik yang tinggi tanpa kjesalahan atau perubahan mengindikasikan kesiapan yang matang peserta tes
2. Jumlah keseluruhan atau grafik secara keseluruhan menggambarkan penyesuaian diri seseorang
3. Apabila terdapat penyimpangan di luar aturan tes Pauli yang telah ditetapkan menggambarkan bahwa seseorang tersebut memiliki emosi yang kurang baik
4. Keseluruhan grafik menggambarkan daya tahan peserta tes
5. Jumlah secara keseluruhan hasil tes menggambarkan energi kerja peserta
6. Apabila terdapat kesalahan dan pembetulan, maka dapat menggambarkan ketelitian peserta
7. Hasil perhitungan yang memiliki banyak kesalahan menggambarkan kuat lemahnya konsentrasi peserta tes
8. Tinggi rendahnya grafik yang dikerjakan oleh peserta tes mengindikasikan kemauan dan motivasi peserta tes
9. Posisi titik akhir semestinya lebih tinggi dari titik awal karena hal ini akan menggambarkan kekuatan energi dalam pekerjaan

Tips n Trik Tes Pauli
Dari aspek penilaian diatas dapat disimpulkan bahwa saat mengerjakan tes Paulin, maka teman- teman harus tetap fokus dalam melakukan perhitungan dan memperhatikan instruksi petugas khususnya pada instruksi garis. Ketenangan dalam mengerjakan juga diperlukan dalam tes agar perhitungan pengerjaan bisa berjalan dengan baik. Selain itu faktor teknis juga dipersiapkan seperti alat tulis yang benar- benar siap digunakan.

Demikian tentang Tes Pauli, Aspek- Aspek yang Diukur, dan Ketentuan  dalam Psikotes. Semoga informasi ini bermanfaat buat teman- teman yang akan menghadapi psikotes.

Good Luck ....
Mengenal Apa Itu Tes Army Alpha dan Contoh Soal  dalam Uji Psikotes

Mengenal Apa Itu Tes Army Alpha dan Contoh Soal dalam Uji Psikotes

Hai sahabat Ahzaa, kembali lagi di AhzaaNet. Pada kesempatan ini saya akan sedikit berbagi informasi untuk teman- teman yang sedang akan menghadapi psikotes. Nah, salah satu uji psikotes yang akan dihadapi adalah tes Army Alpha. Tentang apa itu tes Army Alpha akan kita bahas lebih jauh lagi melalui pembahasan berikut. Semoga bermanfaat yaa...

Apa itu Tes Army Alpha
Dilansir dari Psychology Wiki, Army Alpha adalah tes yang dikelola kelompok yang dikembangkan oleh kelompok psikolog yaitu Robert Yerkes dan enam anggota komite lainnya seperti W.V. Bingham, Henry H. Goddard, T.H. Haines, Lewis Terman, G.M. Whipple, F.L. Wells. Tes ini digunakan untuk mengevaluasi sejumlah besar rekrutmen militer di Amerika Serikat selama Perang Dunia I. Tes Army Alpha pertama kali diperkenalkan pada tahun 1917 karena permintaan untuk metode sistematis untuk mengevaluasi fungsi intelektual dan emosional tentara. Tes tersebut mengukur "kemampuan verbal, kemampuan numerik, kemampuan mengikuti arahan, dan pengetahuan informasi". 

Gambar oleh Photo Mix dari Pixabay 


Dalam bidang kemiliteran, nilai atau skor Army Alpha digunakan untuk menentukan kemampuan prajurit dalam melayani, mengklasifikasi pekerjaannya, dan mengetahui potensinya untuk posisi kepemimpinan. Sementara pada prajurit yang buta huruf atau berbahasa asing maka akan mengikuti Army Beta, sebagai ujian nonverbal yang setara. Army Beta merupakan versi tes yang dikembangkan untuk digunakan pada mereka yang buta huruf. Pengembangan tes beta dan tes kinerja untuk ujian berbicara asing dan buta huruf disajikan dalam cara yang khusus seperti penggunaan diagram demonstrasi dan pantomim untuk menyampaikan instruksi. Adapun Jenis pengujian baru dalam versi beta, menggunakan desain geometris, gambar yang tidak lengkap dan sebagainya. Tujuan dari tes tambahan ini adalah untuk memberikan kesempatan bagi mereka yang memiliki keterbatasan dalam hal bahasa untuk menunjukkan kemampuan mereka. Selain itu, tes beta bertujuan untuk menunjukkan kelemahan dalam berfikir dan mengetahui ketidakmampuan bagi mereka bila berdinas militer akibat kekurangan mental. Tes ini juga dapat menemukan orang- orang yang memiliki kemampuan yang tidak biasa atau khusus. 

Setelah berakhirnya Perang Dunia I, tes Army Alpha terus mengalami perubahan revisi seperti pada alat tesnya sendiri baik tujuan pemberian tes, instrument test, administrasi tes, norma hingga pada sistem penskoran. Pada tahun 1936, Scrammel-Brannan melakukan revisi terhadap Army Alpha. Tes Army Alpha diberikan kepada mahasiswa dengan delapan subtes yaitu kemampuan mengikuti arah,  penalaran aritmatika, penilaian praktikal, sinonim antonim, penyusunan kalimat, kelengkapan seri angka, analogi dan informasi. Dari kedelapan subtes Army Alpha tersebut, hanya 3 bentuk subtes yang diadaptasi dari bentuk aslinya, sedangkan subtes lainnya masih mengikuti bentuk aslinya. 

Pada tahun 1986, Army Alpha juga direvisi oleh F.L Wells, seorang psikolog Amerika yang bekerja dalam kelompok Robert Yerkes untuk mengembangkan Army Alpha pada perang dunia II. Wells menghilangkan subtes yang tidak sesuai dalam tes Army Alpha melalui berbagai pertimbangan. 

Peruntukan Tes Army Alpha
Saat ini tes Army Alpha tidak hanya digunakan dalam administrasi militer namun tes ini sudah banyak diaplikasikan dalam setting pendidikan, perekrutan pegawai dan sebagainya. 

Contoh Soal Tes Army Alpha dan Pembahasan
Tes Army Alpha yang diujikan terdiri dari 12 soal. Untuk menjawab soal, teman- teman akan menerima instruksi secara langsung dari penguji tes. Waktu pengerjaan setiap soal dibatasi dalam beberapa detik  saja sehingga membutuhkan konsentrasi dan daya tangkap yang baik untuk menjawab setiap soal.

Berikut macam contoh soal plus pembahasan  tes Army Alpha. Semoga bermanfaat yaa...

1. Perhatikan lingkaran- lingkaran pada soal berikut, tuliskan huruf S pada lingkaran kedua dan buatlah tanda silang pada lingkaran keempat

 
2. Perhatikan lingkaran- lingkaran bernomor pada soal. Gambarkan garis melintang dari bawah lingkaran nomor 3, berlanjut ke atas lingkaran nomor 4 dan 5 lalu ke bawah lingkaran nomor 6.



3. Buat tanda silang pada bidang yang terletak dalam segitiga, tetapi tidak dalam lingkaran. Tulislah huruf Y pada bidang yang terletak di dalam segitiga juga di dalam lingkaran.

4. Tulislah angka 3 pada bidang yang terletak dalam persegi dan segitiga, namun tidak dalam lingkaran. Tulislah huruf "O" pada bidang yang terletak dalam persegi dan lingkaran, tetapi tidak dalam segitiga.

5. Jika benar bahwa kereta api lebih cepat daripada bus, maka buat tanda titik pada lingkaran kedua dan beri garis bawah pada kata "Ya". Jika tidak, coret kata "Tidak"

6. Tulislah jawaban dalam lingkaran ketiga jumlah bulan dalam satu tahun. Kosongkan lingkaran keempat, dan tuliskan pada lingkaran kelima jawaban yang salah dari pertanyaan tadi.


7. Buat garis di bawah huruf vokal sebelum huruf J. Lingkari huruf ketiga setelah K
8. Amati ketiga lingkaran dan tiga kata di kanannya. Tulislah huruf kelima dari kata pertama dalam lingkaran pertama, huruf paling akhir dari kata kedua dalam lingkaran kedua dan huruf ketiga dari kata ketiga dalam lingkaran ketiga.

9. Coretlah bilangan- bilangan yang bernilai kurang dari 70 tetapi lebih besar dari 50.


10. Tuliskan dua huruf vokal  pada bagian kotak yang paling besar dan angka antara 7 dan 9 dalam bagian yang hampir paling kecil.


11. Perhatikan angka dan kombinasi angka -huruf. Coretlah angka genap yang tidak berhuruf, coret juga angka ganjil yang bernilai kurang dari 7, baik yang berhuruf maupun yang tidak.



12. Jika 2 adalah sepertiga dari 6, maka buatlah sebuah garis di bawah angka 7. Tetapi, jika 8 lebih dari 9, maka beri tanda silang pada angka 2.


Mengenal Tes Kraepelin Sebagai Salah Satu Uji dalam Psikotes

Mengenal Tes Kraepelin Sebagai Salah Satu Uji dalam Psikotes

Hai sahabat Ahzaa, kembali lagi di AhzaaNet. Pembahasan kali ini adalah tentang salah satu uji tes dalam psikotes yaitu tes Kraepelin. Tentang apakah itu tes kraepelin, faktor- faktor dalam mengerjakan tes Kraepelin, dan aspek- aspek apa saja dalam tes Kraepelin, yuk simak pembahasannya berikut ini.

Tes Kraepelin
Tes Kraepelin merupakan alat tes yang ditemukan oleh seorang psikiater berkebangsaan Jerman bernama Emil Kraepelin. Pada mulanya alat tes ini digunakan untuk mendiagnosa gangguan otak alzheimer serta membedakan antara orang normal dan tidak normal. Akan tetapi dalam perkembangannya, tes Kraepelin ini malahan dimanfaatkan sebagai standardisasi dalam mendapatkan data kepribadian. 

Image by eko pramono from Pixabay

Ada yang menyebut tes Kraepelin ini sebagai tes koran, atau tes Pauli, karena disusun pada kertas berukuran sebesar ukuran kertas koran. Tes Kraepelin ini biasanya terdiri dari lajur angka antara satu sampai dengan sembilan yang tersusun secara acak sebanyak 60 angka secara vertikal pada tiap lajurnya. 


Dalam hal ini teman- teman diharuskan menjumlahkan tiap angka dengan satu angka diatasnya dan mulai mengerjakan dari lajur paling kiri dan baris paling bawah ke atas. Uji tes Kraepelin ini dibatasi oleh waktu dengan durasi tertentu dan semakin lama akan semakin cepat kemudian pengawas akan mengatakan untuk pindah ke lajur berikutnya. Ketepatan, kecepatan dan ketelitian merupakan kunci dari jenis tes ini.

Tes Kraepelin ini sebenarnya hanya mengujikan penjumlahan secara sederhana dan tidak diharuskan menyelesaikan penjumlahan seluruh lajurnya, namun banyak peserta tes yang berusaha menyelesaikan pejumlahan sebanyak- banyaknya. Tidak kurang dari sebagian besar peserta ujian, setelah menyelesaikan tes ini akan merasa pusing, karena tes ini menuntut konsentrasi, kefokusan, dan kemampuan berfikir dengan dibatasi waktu. 

Berikut contoh uji tes Kraepelin.


www.ahzaa.net
Ilustrasi Tes Kraepelin

Jumlahkan angka dari bawah dari lajur sebelah paling kiri misalnya 4 + 8 = 12, bila hasil angka yang anda jumlahkan melebihi 10 misalnya 12, maka tuliskan angka belakangnya saja yaitu 2.

Dalam tes Kraepelin, bukanlah hasil dari penjumlahan angka yang bisa teman- teman kerjakan, Namun, bila kalian mengerjakannya dengan sungguh- sungguh, hasil pekerjaan tersebut akan membentuk sebuah grafik. Grafik yang stabil, ataupun grafik yang turun drastis akan menunjukkan tipe dari pelamar.

Hasil Tes Kraepelin
Hasil tes Kraepelin dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya kecepatan, ketelitian, kestabilan dan ketahanan. Dalam hal kecepatan misalnya, pengerjaan soal yang cepat, biasanya mengindikasikan kecepatan peserta dalam bekerja artinya,  semakin cepat dalam mengerjakan maka semakin baik karena merepresentasikan kecepatan peserta tersebut dalam bekerja. 

Demikian juga halnya dalam ketelitian. Ketelitian seseorang dapat diukur apabila peserta yang mengerjakan memiliki ketepatan dan ketelitian selain halnya kecepatan dalam pengerjaan tes Kraepelin. Semakin cepat teliti seseorang dalam tes, maka diindikasikan orang tersebut juga termasuk orang yang cermat dan teliti.   

Hasil jawaban peserta dalam tes Kraepelin akan dilihat sebagai sebuah grafik. Dalam mengerjakan tes Kraepelin sebaiknya hasil penghitungan angka yang menandakan puncak terendah dan tertinggi tidak terlalu terpaut jauh. Hal ini menandakan kestabilan emosi peserta yang berubah- ubah. 

Selain itu, aspek ketahanan dalam mengerjakan menjadi sebuah penilaian tersendiri dalam tes Kraepelin. Hal ini menyimbolkan ketahanan peserta dalam menerima tugas pekerjaan ataupun ketahanan saat bekerja di bawah tekanan. 

Penilaian Tes Kraepelin
Seperti kita ketahui bahwa tes Kraeplein diujikan untuk menilai daya tahan, ketekunan, ketelitian, dan konsentrasi peserta. Hal inilah yang menjadi tolak ukur dalam simpulan karakter atau kepribadian peserta. 

Nah, terdapat beberapa aspek penilaian melalui tes Kraepelin, antara lain,
Aspek keuletan
Tes Kraepelin dapat menilai konsistensi dan keuletan dari peserta dalam hal penyelesaian pekerjaan atau suatu permasalahan dalam waktu yang terbatas.

Aspek emosi
Dalam menghadapi suatu permasalahan, atau tekanan suatu pekerjaan, seseorang harus mampu mengendalikan dan meredam emosi. Kestabilan emosi menentukan keberhasilan dari penyelesaian pekerjaan yang baik. Melalui tes Kraepelin, aspek ini dapat diukur melalui tingkat kestabilan peserta tes dalam menyelesaikan tes.

Aspek stabilitas diri
Tes Kraepelin dapat menjadi tolak ukur dalam mengukur stabilitas diri seseorang. Artinya, apakah orang tersebut mampu menghadapi suatu permaslaahan yang ada dalam lingkungannya ataupun pekerjaan, dan tetap konsisten meskipun terdapat berbagai tantangan dan situasi yang ada. 

Aspek penyesuaian diri
Tes Kraepelin dapat membantu dalam mengukur tingkat adaptasi seseorang dalam hal- hal yang baru di lingkungannya khususnya lingkungan kerja. Aspek ini dapat dilihat melalui kecepatan peserta tes dalam mengerjakan tes.

Aspek  motivasi individu
Tes Kraepelin digunakan untuk mengukur motivasi seseorang dalam mengerjakan pelbagai pekerjaan yang membutuhkan ketelitian, kerumitan, dan kesulitan tertentu. Hal ini juga menjadi ukuran dalam menentukan loyalitas, kemauan, dan semangat dalam bekerja.

Indikator dan Interpretasi Hasil Tes
Nah, sebagai salah satu tes yang mengukur kepribadian seseorang, tes Kraepelin dapat menilai seseorang berdasarkan indikator sebagai berikut,

Grafik
Grafik dengan penurunan yang tajam mengindikasikan gangguan pada hal tertentu seperti susunan saraf, epilepsi atau gangguan lainnya.

Kesalahan hitung
Kesalahan hitung yang terlalu banyak mengindikasikan adanya gangguan mental seperti kecemasan dan ketidaknyamanan

Hasil penjumlahan
Hasil penjumlahan yang sangat rendah bisa mengindikasikan adanya gejala depresi mental atau gangguan mental yang disebabkan trauma atau tekanan yang sangat berat

Rentang grafik
Rentang grafik yang terlalu besar antara puncak tertinggi dan puncak terendah bisa mengindikasikan adanya gangguan emosional seperti kemarahan atau kecemasan yang terlalu kuat, kesulitan dalam bergaul atau adanya konflik yang berat

Tips mengerjakan Tes Kraepelin
Keberhasilan dalam mengerjakan tes Kraepelin dapat diperoleh dengan memperhatikan beberapa hal berikut ini,

Persiapan alat tulis
Dikarenakan tes Kraepelin membutuhkan waktu yang terbatas, maka usahakan menggunakan alat tulis yang mendukung pengerjaan tes misalnya gunakan pen atau pensil berkualitas tinggi, tidak mudah patah atau rusak. Sediakan cadangan juga untuk mengantisipasi hal- hal yang tidak diinginkan dalam faktor teknis.

Efektifkan waktu
Saat menulis hasil penjumlahan pada suatu kolom angka, langsung lihat pada soal berikut atau yang berdekatan dan langsung pikirkan hasilnya

Stabilitas angka
Usahakan bahwa angka yang dijumlahkan  pada setiap kolom stabil atau memiliki grafik yang cenderung stabil. Perlu diingat bahwa terbatasnya waktu akan membuat fokus pengerjaan akan baik di awal akan tetapi menjadi buruk di soal- soal berikutnya, sehingga hasilnya akan membentuk grafik yang menurun dan hal itu akan tidak baik bagi penilaian peserta tes.  

Kondisi fisik
Tes Kraepelin membutuhkan konsentrasi yang baik, sehingga persiapkan kondisi fisik saat mengerjakan tes

Faktor kegagalan tes Kraepelin
Selain beberapa hal yang mesti diperhatikan dalam mengerjakan tes Kreapelin, ada beberapa faktor kegagalan dalam mengikuti tes Kraepelin, antara lain,

Kondisi fisik dan psikis
Kekhawatiran, rasa tertekan, dan  ketidaktenangan dalam mengerjakan tes akan mempengaruhi hasil tes yang berujung pada kegagalan. Selain itu kondisi fisik juga sangat berpengaruh dalam keberhasilan tes. Oleh karenanya, jaga pikiran tetap tenang, tetap optimis dan emosi yang stabil saat mengerjakan tes

Ketidaknyamanan
Salah satu faktor kegagalan adalah rasa tidak nyaman peserta saat mengikuti tes. hal tersebut bisa berasal dari faktor peserta sendiri atupun dari luar yaitu tempat maupun lingkungan tes. 

Ketergesaan
Tetap tenang dan tidak tergesa- gesa merupakan kunci dalam keberhasilan tes Kraepelin. Ketergesaan maupun sikap terburu- buru akan membuat kegagalan dalam mengerjakan tes Kraepelin karena hasil yang diperoleh tidak baik.

Rasa ketidakpercayaan diri
Rasa percaya diri merupakan unsur penting dalam melakukan hal apapun termasuk mengerjakan tes Kraepelin ini. Fokuskan tujuan dan percaya dengan diri sendiri atas apa yang akan dikerjakan apapun hasil yang diperoleh nantinya.

Penutup
Baik, demikian sekilas mengenai tes Kraepelin sebagai salah satu uji psikotes. Semoga informasi ini dapat membantu teman- teman dalam menghadapi psikotes yang akan dihadapi baik psikotes dunia kerja, psikotes pendaftaran polri maupun seleksi sekolah seperti pada psikotes sekolah kedinasan

Semoga Sukses.

Formulir Kontak