Ahzaa.Net: Penyebab Perang Tondano II
Sejarah Perang Tondano II, Penyebab, Tokoh dan Waktu Terjadinya

Sejarah Perang Tondano II, Penyebab, Tokoh dan Waktu Terjadinya

Perang Tondano II terjadi pada masa kolonial Belanda di abad ke-19. Latar belakang dari perang Tondano II berkaitan dengan kebijakan pemerintah kolonial Belanda untuk mempertahankan Jawa dari serangan Inggris. 

Gubernur Jenderal Daendels yang diutus untuk mempertahankan Jawa dari serangan Inggris, mulai menerapkan langkahnya dengan menambah jumlah pasukan yang berasal dari kaum pribumi. Pasukan pribumi dipilih dari suku- suku yang memiliki keberanian dalam berperang seperti suku Madura, Dayak dan Minahasa. Gubernur Jenderal Daendels memerintahkan Residen Manado Prediger, Kapten Hartingh untuk mengumpulkan para ukung yang bertindak sebagai pemimpin dari suatu wilayah. 

Photo by Ave Calvar on Unsplash

Jumlah pasukan yang akan dikirim ke Jawa ditargetkan Belanda sebanyak 2000 orang yang berasal dari Minahasa. Selain menargetkan pasukan, Belanda juga memerintahkan rakyat Minahasa untuk menyerahkan hasil pertanian berupa beras kepada mereka. Alih- alih menuruti, masyarakat Minahasa menentang program Daendels untuk mengirim para pemuda Minahasa ke Jawa sebagai pasukan kolonial dan menolak menyerahkan hasil bumi mereka. 

Para ukung pun mulai meninggalkan rumah dan megadakan perlawanan terhadap Belanda. Ukung Lunto, seorang pimpinan perlawanan bersikeras tidak akan menuruti pemerintah kolonial Belanda untuk mengirim 2000 pemuda Minahasa ke Jawa dan menyatakan tidak akan menyerahkan hasil pertanian khususnya beras kepada Belanda. 

Melihat perlawanan dari masyarakat Minahasa, Residen Prediger kemudian mengirimkan pasukan untuk menyerang orang- orang Minahasa di Tondano Minawanua. Strategi lama pada perang Tondano I diterapkan pada perang Tondano II ini yaitu membendung Sungai Temberan. Prediger menyiapkan dua pasukan, yang mana dua pasukan tersebut disiapkan untuk menyerang dari sisi yang berbeda. 


Pasukan yang pertama, diinstruksikan untuk menyerang danau Tondano dan pasukan lainnya menyerang melalui sisi jalur darat di Minawanua.

Pertempuran pun pecah pada 23 Oktober 1808. Serangan demi serangan pasukan Belanda dilakukan hingga dapat menembus pagar duri bambu yang merupakan batas danau dengan perkampungan Minawanua. Akan tetapi, para pejuang masih terus bertahan dan tetap melakukan perlawanan hingga pasukan Belanda kewalahan. 

Pasukan Belanda terus menerus menyerang perkampungan Minawanua sampai tidak terlihat tanda- tanda kehidupan. Ketika pasukan Belanda mengendorkan serangan, para pejuang muncul dan menyerang dengan gigihnya sehingga banyak korban berjatuhan dari pihak Belanda. Akhirnya, pasukan Belanda ditarik mundur. 

Pada penyerangan Belanda di sisi danau, orang- orang Tondano yang didesak melakukan perlawanan dengan sangat gigih sehingga kapal Belanda yang terbesar pun karam di Danau Tondano. 

Perang Tondano berlangsung cukup lama sampai Agustus 1809. Perang yang terus menerus menyebabkan kelelahan dan kekurangan bahan makanan serta munculnya pihak- pihak yang berkhianat kepada Belanda. Hingga pada tanggal 4 - 5 Agustus 1809, simbol pertahanan para pejuang, yaitu benteng Moraya dapat dihancurkan Belanda dan hal tersebut menandai berakhirnya perjuangan yang luar biasa dari masyarakat Minahasa pada perang Tondano II.  

 Waktu Perang Tondano II Tahun 1808 -1809 
 Latar belakang Perang Tondano II 
  Pengiriman sebanyak 2000 pasukan dari Minahasa ke Jawa untuk mempertahankan Jawa dari serangan Inggris
  Penyerahan hasil pertanian berupa beras
 Tokoh Perang Tondano II 
  - Pihak Belanda Residen Manado Prediger, Kapten Hartingh
  - Pihak rakyat Minahasa Ukung Lunto
 Akhir Perang Hancurnya benteng Moraya pada 4 - 5 Agustus 1809

Itulah tentang perang Tondano II, perlawanan rakyat Minahasa terhadap Belanda. Semoga informasi di atas bermanfaat buat semuanya.

Salam. 

Formulir Kontak