Ahzaa.Net: Membaca
Mengapa Anak TK Dilarang Diajari Membaca: Pentingnya Memahami Batasan dan Perkembangan Anak

Mengapa Anak TK Dilarang Diajari Membaca: Pentingnya Memahami Batasan dan Perkembangan Anak

Beberapa waktu yang lalu, Pemerintah melalui Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi menyampaikan larangan tes baca, tulis, hitung sebagai prasyarat masuk SD. Sebenarnya kebijakan tersebut baru dikeluarkan sekarang mengingat aturan tersebut sudah ditulis sejak tahun 2010 berdasarkan  pasal 69 ayat 5 Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. Larangan tersebut juga ditegaskan oleh Mendikbudristek pada tahun 2023 yang termaktub dalam Permendikbud Nomor 1 Tahun 2021 tentang PPDB, pasal 30 ayat 3 yang isinya, seleksi calon peserta didik baru kelas 1 (satu) SD tidak boleh dilakukan berdasarkan tes membaca, menulis, dan/atau berhitung.

Hal tersebut menginsyaratkan bahwa anak- anak TK dilarang untuk diajari membaca. Namun permasalahan siswa TK dibolehkan atau dilarang untuk dapat membaca masih menuai pro dan kontra. Lantas alasan seperti apa sih yang menunjukkan bahwa siswa pra- SD atau TK dilarang membaca, berikut ulasannya. 

Photo by Jonas Jacobsson on Unsplas

Fokus pada Keterampilan Pra-tulis
Anak-anak usia TK masih berada dalam tahap perkembangan keterampilan pratulis. Mereka perlu membangun keterampilan seperti pengenalan huruf, pengembangan kosakata, memahami bunyi bahasa, dan membangun pemahaman tentang narasi. Fokus pada keterampilan pratulis yang kuat akan membantu anak mempersiapkan diri untuk belajar membaca dengan lebih baik di masa depan.

Pentingnya Mengembangkan Cinta dan Minat pada Bacaan
Daripada memfokuskan anak TK pada proses formal membaca, penting untuk memfokuskan pada mengembangkan cinta dan minat anak terhadap bacaan. Anak-anak usia dini perlu terlibat dalam kegiatan membaca yang menyenangkan dan menarik. Membacakan cerita, menunjukkan gambar-gambar dalam buku, atau menceritakan cerita secara lisan adalah cara yang efektif untuk membangun kecintaan mereka terhadap buku dan membaca.

Menghormati Perkembangan Individual
Setiap anak memiliki tingkat perkembangan yang berbeda-beda. Beberapa anak mungkin menunjukkan minat dan kemampuan untuk belajar membaca pada usia dini, sementara yang lain mungkin belum siap. Penting untuk menghormati perkembangan individual anak dan tidak memaksakan anak-anak untuk belajar membaca sebelum mereka siap. Memberikan tekanan dan tuntutan yang terlalu dini dapat menimbulkan stres dan membuat anak kehilangan minat dalam proses belajar.

Pemanfaatan Metode Pembelajaran yang Sesuai
Anak-anak usia TK belajar melalui bermain, eksplorasi, dan interaksi sosial. Metode pembelajaran yang sesuai dengan usia mereka adalah dengan memberikan pengalaman langsung, pemodelan, bermain peran, dan kegiatan kreatif. Menekankan pada metode pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan anak akan membantu mereka membangun dasar yang kokoh sebelum memasuki tahap pembelajaran membaca yang lebih formal.

Menghindari Overload Akademik
Anak-anak usia TK memiliki kebutuhan yang beragam, termasuk pengembangan keterampilan sosial, emosional, dan motorik. Memberikan tekanan dan memfokuskan terlalu banyak pada pembelajaran membaca dapat menghasilkan overload akademik pada anak-anak. Penting untuk memberikan keseimbangan antara pembelajaran akademik dan pengembangan aspek lain dalam kehidupan anak.

Kesempatan Membaca Secara Alami
Anak-anak usia TK terbiasa dengan belajar melalui pengamatan dan pengalaman langsung. Mereka seringkali mengasosiasikan kata dengan objek, gambar, atau pengalaman sehari-hari. Menciptakan lingkungan yang kaya dengan buku-buku, majalah, dan bahan bacaan lainnya memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk terlibat dalam membaca secara alami. Hal ini memperkuat koneksi antara kata-kata yang mereka lihat dengan pengalaman mereka sendiri.

Dalam kesimpulan, mengajari anak-anak TK membaca memiliki pandangan yang berbeda-beda. Fokus pada keterampilan pratulis, membangun cinta dan minat pada bacaan, menghormati perkembangan individual, pemanfaatan metode pembelajaran yang sesuai, menghindari overload akademik, dan memberikan kesempatan membaca secara alami adalah faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan. 

Penting bagi pendidik dan orang tua untuk memahami dan menghormati tahap perkembangan anak dan memberikan lingkungan yang mendukung untuk membangun dasar yang kuat sebelum memasuki pembelajaran membaca yang lebih formal.
Inilah Faktor- Faktor Mengapa Anak Menghindari Mengeja dalam Latihan Belajar Membaca

Inilah Faktor- Faktor Mengapa Anak Menghindari Mengeja dalam Latihan Belajar Membaca

Mengeja merupakan salah satu keterampilan penting yang harus dipelajari oleh anak-anak selama masa sekolah. Namun, tidak jarang anak-anak menunjukkan ketidakminatan terhadap kegiatan mengeja. Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi sikap mereka terhadap mengeja dan mengapa mereka tidak menyukainya. Dalam tulisan ini, kami akan menjelaskan beberapa faktor mengapa anak tidak suka mengeja.

Kesulitan Memahami Aturan Ejaan
Salah satu faktor utama yang dapat membuat anak tidak menyukai mengeja adalah kesulitan dalam memahami aturan ejaan. Bahasa memiliki aturan yang kompleks, dan anak-anak mungkin mengalami kesulitan dalam memahaminya. Mereka dapat merasa frustrasi ketika mencoba memahami pola dan pengecualian aturan ejaan. Ketidakmampuan untuk memahami aturan dengan baik dapat membuat mereka merasa tidak percaya diri dan kurang termotivasi dalam belajar mengeja.

Gambar oleh Hermann Traub dari Pixabay

Kurangnya Minat Terhadap Kegiatan Mengeja
Setiap anak memiliki minat dan preferensi yang berbeda-beda. Beberapa anak mungkin tidak merasa tertarik dengan kegiatan mengeja atau bahasa secara umum karena lebih suka kegiatan yang lebih interaktif atau visual. Minat yang rendah terhadap mengeja dapat mengurangi motivasi mereka untuk belajar mengeja dengan baik. Penting bagi pendidik dan orang tua untuk mencari cara untuk membuat pembelajaran mengeja lebih menarik dan relevan bagi anak-anak ini.

Metode Pengajaran yang Tidak Menarik
Metode pengajaran yang digunakan dalam mengajarkan mengeja juga dapat memengaruhi minat anak terhadap mengeja. Jika metode pengajaran yang digunakan kurang menarik atau tidak sesuai dengan gaya belajar anak, mereka mungkin kehilangan minat dalam mengeja. Pengajaran yang terlalu serius, monoton, atau terlalu fokus pada aturan-aturan dapat membuat anak bosan dan tidak termotivasi. Pendekatan yang lebih kreatif, seperti penggunaan media interaktif, permainan kata, atau konteks yang relevan dengan kehidupan sehari-hari anak, dapat meningkatkan minat dan keterampilan mengeja mereka.

Kurangnya Latihan dan Penguasaan Kosakata
Keterampilan mengeja membutuhkan latihan yang konsisten dan penguasaan kosakata yang memadai. Jika anak-anak tidak diberi kesempatan yang cukup untuk berlatih atau memiliki kosakata yang terbatas, mereka mungkin merasa kesulitan dan tidak menyukai mengeja. Penting bagi pendidik dan orang tua untuk menyediakan lingkungan yang kaya akan kosakata dan memberikan kesempatan yang cukup bagi anak untuk berlatih mengeja. Membaca buku bersama, bermain permainan kata, atau berbicara dengan anak dalam bahasa yang baku dapat membantu meningkatkan keterampilan mengeja mereka.

Faktor Emosional atau Psikologis
Beberapa anak mungkin memiliki pengalaman negatif terkait mengeja, seperti ditegur atau diejek oleh teman sekelas atau guru. Hal ini dapat menyebabkan mereka merasa malu atau tidak percaya diri dalam hal mengeja, yang pada akhirnya membuat mereka tidak menyukainya. Penting bagi pendidik dan orang tua untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung di mana anak merasa nyaman dalam berbagi dan membuat kesalahan. Memberikan pujian dan dukungan yang positif dapat membantu anak membangun kepercayaan diri dan minat yang lebih besar dalam mengeja.

Gangguan Pembelajaran atau Kesulitan Kognitif
Beberapa anak mungkin menghadapi gangguan pembelajaran, seperti disleksia, atau kesulitan kognitif lainnya. Gangguan ini dapat memengaruhi kemampuan mereka dalam mengeja dan membuat mereka merasa frustrasi atau tidak termotivasi. Penting untuk mengidentifikasi gangguan pembelajaran atau kesulitan kognitif sejak dini dan memberikan dukungan yang tepat kepada anak. Melibatkan ahli pendidikan atau tenaga medis yang terlatih dapat membantu dalam memberikan strategi belajar yang sesuai dan mendukung anak dengan kesulitan ini.

Saat ini sudah banyak diajarkan metode latihan membaca tanpa mengeja. Dengan memanfaatkan teknologi yang serba canggih, teman- teman dapat menemukan referensi yang tepat untuk melatih buah hatinya agar mampu membaca. Melatih menggunakan suku kata yang sederhana hingga suku kata yang kompleks dapat diajarkan secara mandiri di rumah atau dimana saja. 



Sebagai kesimpulan, ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi sikap anak terhadap mengeja dan mengapa mereka tidak menyukainya. Kesulitan memahami aturan ejaan, kurangnya minat, metode pengajaran yang tidak menarik, kurangnya latihan dan penguasaan kosakata, faktor emosional atau psikologis, serta gangguan pembelajaran atau kesulitan kognitif, semuanya dapat memainkan peran penting dalam mengurangi minat dan motivasi anak dalam mengeja. Penting bagi pendidik dan orang tua untuk memahami faktor-faktor ini dan mencari cara yang tepat untuk mendukung anak dalam belajar mengeja dengan lebih baik dan menyenangkan. Namun, saat ini ada banyak dikembangkan metode membaca tanpa mengeja yang dapat membantu anak latihan membaca khususnya tanpa mengeja. 
Cara Mudah dan Menyenangkan Mengajari Anak Membaca Tanpa Mengeja

Cara Mudah dan Menyenangkan Mengajari Anak Membaca Tanpa Mengeja

Membaca merupakan sebuah keterampilan penting yang harus dikuasai sejak awali. Tetapi, mengajari anak membaca dengan cara tradisional, yaitu dengan mengeja, dapat menjadi hal yang sulit dan membosankan bagi anak-anak. 

Nah, bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan bagi anak supaya mereka mau belajar membaca khususnya tanpa mengeja, cara- cara yang mudah dan menyenangkan berikut ini dapat dilakukan teman- teman di rumah untuk mengajari membaca putra - putrinya. 

Gambar oleh Jan Ontkoc dari Pixabay 

Metode Whole Language
Metode Whole Language adalah metode pembelajaran membaca yang mengajarkan anak membaca dengan melihat kata secara keseluruhan, bukan dengan mengeja satu per satu hurufnya. Dalam metode ini, anak-anak diajarkan untuk membaca kata-kata dalam konteks, sehingga mereka dapat memahami makna kata-kata tersebut.

Penggunaan Buku Bergambar
Penggunaan buku bergambar dalam mengajari anak membaca merupakan cara yang baik untuk mengajari mereka membaca tanpa mengeja. Buku bergambar yang menarik dan sesuai dengan minat anak-anak akan membuat anak menikmati proses pembelajaran yang berlangsung tanpa merasa terbebani. Teman- teman dapat mengajak mereka untuk melihat gambar dan menghubungkannya dengan kata-kata yang ada di dalam buku. Hal ini akan membantu anak-anak lebih tertarik membaca dan memperbaiki kemampuan membaca mereka.

Pelibatan Teknologi
Teknologi dapat menjadi alat yang efektif untuk mengajari anak membaca tanpa mengeja. Ada banyak aplikasi dan game edukatif yang dapat membantu anak-anak belajar membaca dengan cara yang menyenangkan. Misalnya, aplikasi membaca yang memiliki fitur suara dan gambar interaktif dapat membantu anak-anak memahami kata-kata dan meningkatkan kemampuan membaca mereka.

Aktivitas Membaca Bersama
Aktivitas membaca bersama merupakan saat yang paling efektif untuk membantu mereka belajar membaca. Ketika teman- teman melakukan aktivitas  membaca bersama anak , jangan lupa berikan dukungan saat mereka membaca dan bantu mereka memahami kata-kata yang sulit dan jelaskan makna kata-kata yang belum mereka ketahui. Hal ini akan membantu anak-anak lebih percaya diri dan meningkatkan kemampuan membaca mereka.

Penggunaan Media Flashcard
Flashcard merupakan salah satu media efektif yang dapat membantu anak-anak mengenali kata-kata dan meningkatkan kemampuan membaca mereka. Teman- teman dapat membuat flashcard dengan gambar dan kata-kata yang sesuai dengan minat anak-anak lalu ajak mereka untuk mengenali gambar dan membaca kata-kata yang ada di dalam flashcard tersebut.

Pemberian Pujian dan Penghargaan
Pemberian pujian dan penghargaan bagi anak ketika mereka berhasil membaca dengan baik akan membantu mereka dalam meningkatkan motivasi belajar membaca sehingga membuat mereka senang dengan aktivitas membaca. 

Teman- teman dapat melihat contoh dari video berikut untuk bersama- sama belajar bersama anak dalam situasi yang menyenangkan dan efektif.


Mengajari anak membaca tanpa mengeja dapat menjadi cara yang lebih mudah dan menyenangkan bagi anak-anak. Dengan menggunakan metode Whole Language, penggunaan buku bergambar, pelibatan teknologi, aktivitas membaca bersama, media flashcard, dan memberikan pujian dan penghargaan, anak-anak dapat meningkatkan kemampuan membaca mereka dengan cara yang lebih efektif dan menyenangkan. Jadi, jangan ragu untuk mencoba cara-cara ini dan bantu anak-anak meraih kesuksesan di masa depan.

Semoga Bermanfaat. 

Formulir Kontak