Ahzaa.Net: Materi SKI
Materi SKI : Hijrah Nabi Muhammad Saw ke Yatsrib, Inilah Para Sahabat dan Keluarga yang Menyertainya

Materi SKI : Hijrah Nabi Muhammad Saw ke Yatsrib, Inilah Para Sahabat dan Keluarga yang Menyertainya

Hijrahnya Nabi Muhammad Saw ke Yatsrib disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya tekanan kaum kafir Quraisy yang semakin keras, penerimaan para penduduk Yatsrib terhadap dakwah Rasulullah Saw, adanya jaminan keamanan penduduk Yatsrib terhadap dakwah Nabi Muhammad Saw, permintaan penduduk Yatsrib agar Nabi Muhammad Saw hijrah, dan adanya perintah Allah Swt kepada Nabi Muhammad Saw untuk berhijrah. 


Perintah Allah Swt kepada Nabi Muhammad Saw merupakan salah satu alasan yang menguatkan hijrahnya Nabi Muhammad Saw ke Yatsrib. Sesudah Jibril menyampaikan wahyu kepada Nabi Saw, ia berkata kepada beliau, " Wahai Rasulullah! Janganlah engkau tidur malam ini di atas tempat tidur engkau yang telah biasa tidur di atasnya. Sesungguhnya, Allah menyuruh engkau supaya berangkat hijrah ke Yatsrib."

Image by Mario Vogelsteller from Pixabay 

Setelah turunnya perintah hijrah, Nabi Muhammad Saw melakukan persiapan atas segala sesuatu untuk melaksanakan hijrah ke Yatsrib. 

Ada beberapa sahabat yang menyertai hijrahnya Nabi Muhammad Saw ke Yatsrib, diantaranya Abu Bakar r.a dan Ali bin Abi Thalib dan rombongan lainnya. 

Abu Bakar r.a
Nabi Muhammad Saw mendatangi rumah Abu Bakar r.a selepas mendapatkan perintah dari Allah Swt untuk berhijrah. Beliau datang ke rumah Abu Bakar pada siang hari dimana cuaca panas, dan dengan berkeadaan bertutup muka hingga kepala. 

Abu Bakar terkejut melihat kedatangan Rasulullah Saw, yang datang dengan keadaan terburu- buru. Abu Bakar mempersilahkan Rasulullah Saw masuk dan duduk. Setelah duduk, Rasulullah Saw berkata, "Allah ta'ala telah mengizinkan aku ke luar dan hijrah (dari Makkah ke Yatsrib). 

Abu Bakar menjawab, " Berteman dengan saya ya Rasulullah?"
Rasulullah Saw menjawab, " Ya, dengan izin Allah Swt."

Abu Bakar kemudian menangis bahagia, dan menawarkan Rasulullah untuk mengambil satu dari dua unta untuk kendaraan. Rasulullah kemudian memilih satu unta yang terbaik yang baru saja dibeli oleh Abu Bakar dengan harga 800 dirham. Unta tersebut bernama Al -Qusywa.

Nabi kemudian pulang dan Abu Bakar mempersiapkan bekal untuk perjalanan jauh. Putri Abu Bakar, Asma dan Aisyah yang menyiapkan bekal seperti makanan dan pakaian untuk ayahnya. 

Sebelum berangkat, Abu Bakar berpesan kepada Abdullah, putranya agar mendengar komentar orang- orang Quraisy tentang kepergiannya dengan Rasulullah Saw. 

Abu Bakar juga menyampaikan pesan kepada pembantunya, Amir bin Fuhairah, agar menggembalakan kambiungnya d dekat Gua Tsur supaya air susunya dapat dijadikan untuk minum. 

Demikian juga pesan yang disampaikan kepada pembantu lainnya, Abdullah bin Uraiqith, agar pada hari yang ditentukan untuk datang ke Gua Tsur  dengan maksud menunjukkan jalanke Yatsrib bersama- sama dengan Amir bin Fuhairah. 

Ali bin Abi Thalib
Nabi Muhammad Saw memanggil Ali bin Abi Thalib setelah mengunjungi rumah Abu Bakar r.a. Rasulullah berpesan kepada Ali bin Abi Thalib agar bermalam dan tidur di tempat tidur beliau, sambil berselimut dengan selimut yang biasa Nabi Saw pakai di tiap beliau tidur. 

Selain itu, Nabi Muhammad saw berpesan agar barang- barang milik orang lain yang diriipkan kepada Rasulullah Saw dikembalikan kepada pemiliknya. Sesudah itu, maka Ali bin Abi Thalib diperintahkan untuk menyusul ke Yatsrib bersama keluarga Nabi Muhammad Saw. Nabi Muhammad Saw bersama Abu Bakar akan bersiap- siap untuk hijrah setelah matahari tenggelam. 

Pada waktu yang bersamaan, di luar rumah Rasulullah Saw telah berkumpul para pemuda yang bersiap- siap untuk membunuh Nabi Muhammad Saw. 

Ali bin Abi Thalib melakukan apa yang diperintahkan Nabi, yaitu tidur dan berselimut dengan selimut yang biasa Nabi pakai saat tidur. Hal itu dilakukan agar ketika para pengepung datang, akan terlihat seakan- akan bahwa Nabi saw sedang tidur. 

Rasulullah kemudian meninggalkan rumah tanpa diketahui oleh para musuhnya. Hingga malam hari, para pengepung masih menunggu Rasulullah  Saw keluar. Kemudian mereka menyadari bahwa yang tidur bukanlah Rasulullah Saw melainkan Ali. Mereka kemudian menanyakan tentang keberadaan Rasulullah Saw, namun Ali menjawab tidak tahu. 

Ali kemudian ditarik keluar dan di bawa ke masjid, selanjutnya disiksa  dan dipaksa untuk menunjukkan tempat persembunyian Nabi Saw. Namun Ali tetap bersikukuh dengan jawabannya. Para pengepung akhirnya melepaskan Ali bin Abi Thalib. 

Para Sahabat dan Keluarga Nabi
Ali melaksanakan amanat Nabi untuk mengembalikan barang- barang titipan kepada pemiliknya. Secara diam- diam Ali bersama keluarga Rasulullah Saw dan keluarga Abu Bakar berangkat hijrah  menyusul Nabi Saw dan bertemui di Quba.

Beberapa rombongan yang ikut berhijrah adalah sebagai berikut :
  • Fatimah 
  • Ummu Kulsum 
  • Saudah 
  • Ummu Aiman bersama anaknya, Usamah, 
  • Ummu Ruman (Istri Abu Bakar), dan  anaknya Aisyah, Asma dan Abdullah.

Demikian tentang para sahabat dan keluarga yang menyertai hijrahnya Nabi Muhammad Saw ke Yatsrib. Semoga pembahasan materi SKI ini dapat memudahkan teman- teman dalam belajar. Semoga Bermanfaat.

Salam.  


Materi SKI : Perang Badar, Kapan Terjadinya,  Sebab dan Dampaknya terhadap Perkembangan Islam

Materi SKI : Perang Badar, Kapan Terjadinya, Sebab dan Dampaknya terhadap Perkembangan Islam

Perang Badar terjadi pada tanggal 17 Ramadhan tahun 2 H atau 13 Maret 624 M. Perang yang terjadi di dekat perigi bernama Badar, 125 km selatan Madinah antara Makkah dan Madinah ini disebabkan karena pengusiran kaum muslimin oleh kaum kafir Quraisy dari Makkah. 

Penyebab Perang Badar
Ketika kafilah perdagangan kafir Quraisy yang dipimpin oleh Abi Sufyan bin Harb melintasi Madinah, Rasulullah menyuruh mencegatnya dipertengahan jalan karena harta yang dibawa mereka sebagian besar merupakan rampasan dari kaum muslimin ketika mereka akan berhijrah ke Madinah. 

Image by ekrem from Pixabay


Kekuatan Pasukan pada Perang Badar
Untuk mempersiapkannya, disusunlah pasukan Islam sebanyak 313 orang yang terdiri atas 210 orang muslim Anshar dan sisanya dari Muslimin Muhajirin. Bendera pasukan Islam dipegang oleh Mus'ab bin Umair.

Abu Sufyan mendengar tentang persiapan yang dilakukan oleh Rasulullah, dan kemudian memberikan kabar kepada tokoh kafir Quraisy. Abu Jahal pun membentuk pasukan yang berkekuatan 1000 orang untuk melindungi kafilah perdagangan mereka dari serangan umat Islam. 

Rasulullah selanjutnya membentuk regu pengintai untuk menyelidiki kafilah perdagangan. Dalam pengintaian tersebut, pasukan kafir Quraisy telah mengawal mereka menuju ke desa Badar. Rasulullah yang mendapat laporan tersebut, kemudian bermusyawarah dengan sahabat Muhajirin dan Anshar dan disepakati untuk segera menuju desa Badar dengan maksud menyongsong kedatangan pasukan kafir Quraisy. 

Pasukan Islam berkemah di dekat sumber air di desa Badar sehingga dengan mudah menghadang pasukan  kafir Quraisy yang mencoba untuk mengambil pasokan air untuk kelompoknya. 

Sebelum perang terjadi antara kedua pasukan, terdapat perang tanding antara keduanya. Perang tanding diawali dengan pihak kafir Quraisy yang mengirim Al Awad bin Abdul Asad  yang dapat dikalahkan oleh pihak umat Islam. 

Selanjutnya menyusul Atabah bin Rabiah, Syaiban bin Walid, yang keduanya dari pasukan kafir Quraisy. Dari pihak umat Islam, Hamzah bin Abdul Muthalib, Ali bin Abi Thalib  dan Ubaid Al Harits. Pasukan kafir Quraisy kemudian menyerbu ke medan perang namun dapat dikalahkan oleh umat Islam. 

Jumlah Korban
Pada peristiwa tersebut, 14 orang kaum muslimin gugur sebagai syahid dan dari kaum musyrikin, 70 orang tewas dan 70 orang lainnya ditawan. 

Dalam perang yang berkecamuk, Ruqayah, putri Rasulullah meninggal dunia. Saat itu, ia ditemani oleh Utsman, suaminya di Madinah. Utsman ketika itu tidak ikut berperang karena mendampingi istrinya yang sedang sakit.

Perang Badar berhasil dimenangkan oleh kaum muslimin atas bantuan dari Allah Swt. Seusai perang Badar, kuam muslimin membawa para tawanan dan ghanimah atau harta rampasan perang. 

Dampak Perang Badar terhadap Perkembangan Islam
Perang Badar membawa dampak terhadap perkembangan Islam, diantaranya sebagai berikut ini,
  • Umat Islam semakin mendapatkan tempat di mata orang- orang Arab sehingga banyak dari mereka yang sukarela masuk Islam. 
  • Umat Islam semakin yakin dan percaya akan kebenaran Islam dan janji- janji Allah Swt, karena itu mereka selalu siap menghadapi serangan musuh demi membela kebenaran  ajaran Islam. 
  • Gentarnya kaum kafir Quraisy ketika mereka berhadapan dengan pasukan Islam. Pasalnya pada perang Badar tersebut, kaum kafir Quraisy mengalami kekalahan yang hebat.   

Demikian tentang perang Badar. Pada perang Badar, kekuatan umat Islam tidak sebanding dengan kekuatan kaum kafir Quraisy. Umat Islam hanya terdiri atas 313 pasukan sementara kaum kafir Quraisy memiliki kekuatan yang jauh di atas yaitu 1000 pasukan. Meskipun demikian, umat Islam dapat mengalahkan kaum kafir Quraisy dan membuat mereka segan untuk berhadapan kembali dengan umat Islam. Hal itulah yang semakin menguatkan keyakinan kita kepada Allah Swt bahwa Allah Swt selalu memberikan pertolongan kepada hamba-Nya yang beriman dan bertaqwa. 

Semoga Bermanfaat.

Salam. 


Materi SKI : Dakwah pada Periode Makkah, Apa saja Hambatannya?

Materi SKI : Dakwah pada Periode Makkah, Apa saja Hambatannya?

Orang- orang Quraisy melihat bahwa perkembangan Islam semakin kuat dan mendengar bahwa nenek moyang mereka mulai ditinggalkan. Kemarahan dan permusuhan pun timbul dari orang- orang Quraisy kepada Nabi Muhammad Saw dan para pengikutnya. Tidak sedikit para pengikut Nabi Saw yang diancam, bahkan disiksa diluar perikemanusiaan, terutama bagi mereka yang berasal dari golongan rendah.

Gambar oleh Данила Кривошеев dari Pixabay

Mereka, para kafir Quraisy tidak berani melakukannya kepada Nabi Muhammad Saw. Pasalnya, Nabi Saw mendapatkan perlindungan dari pamannya, Abu Thalib. Selain itu, Nabi Saw merupakan keturunan dari Bani Hasyim yang memiliki kedudukan dan martabat yang tinggi di kalangan masyarakat Quraisy. 

Hasutan dan Ancaman Kaum Kafir Quraisy
Jalan yang ditempuh oleh kaum kafir Quraisy yaitu dengan menghasut para penduduk Makkah agar membenci dan memusuhi Nabi Saw dan agama Islam. Hasutan bahkan ditujukan pula kepada paman Nabi Saw, Abu Thalib yang telah mengasuh dan memelihara beliau sedari kecil. Abu Thalib diancam dan dipaksa untuk melarang Nabi Saw melakukan syiar agama Islam. 

Mendapati ancaman dari kaum Quraisy, pada suatu waktu, Abu Thalib pernah meminta Nabi Saw untuk menghentikan dakwahnya. Namun Nabi Saw tidak ingin meninggalkan atau menghentikan dakwah, bahkan beliau berujar," Wahai pamanku, demi Allah, sekiranya matahari diletakkan di sebelah kananku, dan bulan di sebelah kiriku, agar aku berhenti berdakwah, pasti aku tidak mau berhenti, sehingga Allah memberikan aku kemenangan atau binasa dalam perjuangan,"

Meskipun para pemuka Quraisy berkali- kali menyakiti Nabi Muhammad Saw, secara pribadi maupun menyakiti orang- orang terdekatnya, akan tetapi beliau tidak pernah putus asa dan menghentikan dakwahnya. Nabi Saw berusaha agar orang- orang memeluk agama Islam dan kembali ke jalan Allah Swt. 

Para pemuka Quraisy, Abu Jahal, Abu Sufyan dan lainnya pernah mendatangi Abu Thalib dan mengancamnya sembari mengatakan, " Wahai Abu Thalib! Kamu sudah tua, kamu harus mampu menjaga dirimu, dan jangan membela Muhammad untuk terus menerus berdakwah. Kalau hal itu terus dilakukan, maka keluarga kita akan pecah dan binasa."

Suatu waktu, pemimpin Quraisy mendatangi Abu Thalib dengan membawa seorang pemuda tampan yang bernama Amrah ibn Al Walid yang usianya sebaya dengan Nabi Saw. Mereka berkata, " Wahai Abu Thalib! Muhammad saya tukar dengan orang lain, peliharalah orang ini, dan serahkan Muhammad kepada kami untuk dibunuh."

Abu Thalib mendengar hal itu menjawab dengan lantang dan kasar," Hai orang kasar! Silahkan dan berbuatkah sesukamu, aku tidak akan takut". Setelah kejadian tersebut, Abu Thalib mengundang keluarga Bani Hasyim dan Bani Muthalib dengan tujuan meminta mereka untuk menjaga dan melindungi Nabi Saw dari penganiayaan orang- orang Quraisy. 

Gagalnya tekanan dan ancaman kepada Abu Thalib, pemimpin Quraisy mengutus Uthbah ibn Rabiah  untuk membujuk Nabi Saw meninggalkan dakwahnya. Uthbah ibn Rabiah memberikan beberapa pilihan agar Nabi Saw meninggalkan dakwahnya, diantaranya sebagai berikut :
  • Pemberian kekayaan jika Nabi Saw menginginkan kekayaan
  • Pemberian pangkat berupa pengangkatan menjadi raja bila Nabi Saw menginginkan derajat yang tinggi 
  • Pemberian seorang wanita yang cantik, bila Nabi Saw menginginkan

Nabi Muhammad Saw menjawab tawaran Uthbah ibn Rabiah tersebut dengan sebuah ayat dari Al Quran melalui Surah Fushshilat ayat 13 - 14 yang artinya, 

"Ketika para rasul datang kepada mereka dari depan dan dari belakang mereka (dengan menyerukan), "Janganlah kamu menyembah selain Allah." Mereka menjawab, "Kalau Tuhan kami menghendaki tentu Dia menurunkan malaikat-malaikat-Nya, maka sesungguhnya kami mengingkari wahyu yang engkau diutus menyampaikannya."

Uthbah ibn Rabiah tertunduk mendengar firman tersebut dan dalam hatinya membenarkan ajaran Nabi Saw. Ia kemudian kembali kepada kaumnya dan menceritakan apa yang terjadi serta menganjurkan kaumnya untuk mengikuti ajaran Nabi Saw daripada memusuhinya. 

Penyiksaan terhadap Kaum Quraisy
Ketidaksenangan kepada ajaran Islam yang dibawa Nabi Saw, membuat kaum Quraisy semakin memusuhi, mengganggu dan merintangi jalan dakwah Nabi Saw. Beberapa sahabat Nabi Saw pun mendapatkan siksaan dari kaum Quraisy diantaranya
  • Bilal ibn Rabbah
  • Yasir 
  • Amr ibn Yasir 
  • Sumayyah (istri Yasir)
  • Khabbab ibn Aris 
  • Ummu Ubais 
  • Zinnirah 
  • Abu Fukhaihah
  • Al-Nadyah 
  • Amr ibn Furairah
  • Hammamah 

Sahabat- sahabat Nabi Saw tersebut menerima siksaan yang luar biasa pedih seeprti Bilal ibn Rabbah yang dijemur di terik sinar matahari dengan  batu besar yang menimpanya maupun siksaan terhadap Sumayyah (istri Yasir) yang ditusuk dengan lembing hingga terpanggang.   

Siksaan tidak hanya dialami orang kaum bawah, para sahabat Nabi Saw yang merupakan orang terpandang pun tidak luput dari siksaan kaum Quraisy seperti Abu Bakar dan Zubair ibn Awwam.

Undang- Undang Pemboikotan
Ancaman dan penyiksaan yang dilakukan oleh kaum Quraisy tidak membuat gentar Nabi Saw untuk tetap mendakwahkan ajaran Islam. Kaum Quraisy pun mencari berbagai cara untuk menghentikan dakwah Nabi Saw, salah satunya yang paling berat bagi Nabi adalah dengan dibuatnya Undang- Undang Pemboikotan dan pengepungan dimana Bani Hasyim dan Bani Muthalib tidak boleh berhubungan dengan masyarakat Makkah. Undang- undang tersebut digantungkan di dinding Ka'bah  dan dijalankan selama tiga tahun di Syi'ib. 

Undang- Undang yang ditulis oleh Mansyur ibn Ikrimah tersebut berlangsung kurang lebih tiga tahun  dan rusak dan hancur dimakan rayap. Kemudian, undang- undang tersebut diambil dan dirobek oleh Zubair ibn Umayyah, Hisyam ibn Ammar, Muht'im ibn Adi, Adi Bahtari ibn Hisyam dan Zama'ah ibn Aswad  yang merasa kasihan dengan siksaan dan pemboikotan kaumnya terhadap Bani hasyim dan Bani Muthalib. 

Demikian hambatan- hambatan dan rintangan yang dihadapi oleh Nabi Saw ketika berdakwah pada periode Makkah. Semoga pembelajaran ini memudahkan teman- teman yang sedang mempelajari materi SKI di sekolah maupun madrasah. Semoga Bermanfaat.

Salam. 

Materi SKI : Masa Kehidupan Nabi Muhammad Saw dari Lahir Hingga Remaja

Materi SKI : Masa Kehidupan Nabi Muhammad Saw dari Lahir Hingga Remaja

Nabi Muhammad dilahirkan ketika umat manusia berada dalam masa kegelapan dan kehilangan pegangan hidupnya. Masyarakat arab kala itu memiliki kebiasaan yang buruk dalam hidupnya, mengumbar hawa nafsu, sombong, foya- foya dan menyembah kepada patung berhala- berhala mereka.

Photo by adam hilles on Unsplash

Perihal Tahun Gajah
Nabi Muhammad Saw lahir di kota Makkah pada hari Senin, tanggal 12 Rabiul Awal tahun Gajah, atau bertepatan dengan tanggal 20 April 571 Masehi. Tahun nabi Muhammad disebut dengan tahun Gajah. Pasalnya, bertepatan dengan diserangnya kota Makkah oleh tentara bergajah pimpinan Raja Abrahah yang bertujuan menghancurkan Ka'bah. Akan tetapi, atas pertolongan Allah Swt, hal tersebut dapat dicegah dan bahkan pasukan gajah berikut pimpinannya dapat ditumpas hancur karena dihujani batu atau kerikul panas yang di bawa oleh gerombolan burung yang datang berbondong- bondong. 

Nabi Muhammad Saw lahir dari keluarga yang miskin harta tetapi kaya dalam akhlak dan budi pekerti. Nama ayahnya Abdullah dan Ibunya bernama Aminah. Ayah beliau meninggal ketika Nabi Muhammad Saw masih dalam kandungan. 

Kelahiran Nabi Muhammad Saw
Saat nabi Muhammad Saw lahir, beliau dalam keadaan tersenyum, tidak menangis, bakan ibunya tidak merasakan sakit. Tangan nabi Muhammad Saw menunjuk ke ats langit seperti menunjukkan kebesaran Allah Saw. Beliau juga menelungkupkan kepalanya seperti dalam posisi sujud kepada Allah Swt serta diiringi oleh cahaya yang menghangatkan bagi siapapun yang melihatnya. 

Saat nabi Muhammad Saw lahir, kakeknya, yang bernama Abdul Muthalib sedang berada di ka'bah, beliau segera mendatangi rumah Siti Aminah dan sangat bangga serta gembira akan kelahiran Nabi Muhammad saw. Abdul Muthalib kemudian membawanya berkeliling ka'bah sebagai tanda syukur kepada Allah Swt. Sambil menggendong cucunya, kakek nabi Saw tiada henti- hentinya memuji keagungan Allah Swt dan kemudian memberi nama Muhammad yang artinya orang yang terpuji. 

Nabi Muhammad Saw merupakan keturunan dari keluarga bangsa Quraisy yang sangat dihormati dan disegani. Kakek nabi Saw, Abdul Muthalib merupakan bangsawan Quraisy yang dipercaya oleh kaumnya untuk menjaga Ka'bah. 

Pengasuhan Awal Nabi Muhammad Saw
Masyarakat arab memiliki adat dan tradisi khususnya bgi para bangsawan yang memiliki bayi yaitu dengan menitipkan dan menyusukan bayi- bayi mereka kepada wanita badiyah (dusun di padang pasir). Tujuannya adalah agar bayi- bayi mereka dapat menghirup udara segar, terhindar dari penyakit, dan dapat berbicara dengan bahasa yang baik dan fasih. 

Setelah nabi Muhammad Saw dilahirkan oleh ibunya, belaiu disusui oleh Tsuwaibah Al Aslamiyah selama tiga hari setelah penyusuan ibu beliau. Tsuwaibah adalah seorang pelayan paman nabi yang bernama Abu Lahab. 

Nabi Muhammad saw kemudian diserahkan oleh ibunya kepada seorang wanita  badiyah yang bernama Halimatussa'diyah, dari Bani Sa'ad kabilah Hawazin. Wanita tersebut bertempat tinggal tidak jauh dari kota Makkah dan di perkampungan inilah nabi Muhammad saw diasuh dan dibesarkan. 

Perubahan terjadi pada kehidupan Halimatussa'diyyah ketika menyusui Nabi Muhammad saw kecil yaitu kehidupannya menjadi lebih baik, hewan ternak yang bertambah gemuk, air susunya yang bertambah banyak, yang sebelumnya bertolak belakang dengan keadaan tersebut. 

Nabi Muhammad Saw pada mulanya akan tinggal dengan Halimah selama 2 tahun, namun Halimah meminta untuk mengizinkan agar Nabi Saw  tinggal terus bersama dia. Permintaan halimah ini kemudian dikabulkan oleh Ibu Nabi (Siti Aminah) sehingga Nabi Saw tinggal dengan Halimah selama 4 tahun. 

Nabi Muhammad saw dalam Asuhan Aminah 
Setahun setelah nabi diasuh oleh Halimatussa'diyah atau kira- kira ketika berusia enam tahun, belaiu dibawh oleh ibunya ke Madinah bersama - sama dengan Ummu Aiman. Tujuan dibawanya Nabi Muhammad saw ke Madinah adalah untuk diperkenalkan kepada keluarga neneknya Bani Najjar. Selain itu juga bermaksud untuk berziarah ke makam ayahnya, Abdullah Bin Abdul Muthalib. Saat di Madinah, diperlihatkan tempat ayahnya ketika sakit hingga meninggal, dan pusara makam ayahnya.

Mereka tinggal di madinah selama 1 bulan, dan ketika akan kembali ke kota Makkah dan sampai di kampung Abwa', Siti Aminah jatuh sakit sehingga meninggal dan kemudian dimakamkan di sana. 

Setelah ibunda Nabi Saw wafat, beliau kemudian melanjutkan perjalanannya ke makkah bersama Ummu Aiman. Sepeninggal Ibunda Nabi Saw, beliau diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib. 

Nabi Muhammad saw dalam Asuhan Abdul Muthalib
Nabi Muhammad Saw diasuh kakeknya, Abdul Muthalib, selepas ibundanya wafat. Dalam pengasuhannya, Nabi mampu melupakan kematian ibunya. Namun, berselang 2 tahun, Abdul Muthalib meninggal dalam usia 80 tahun. 

Ketika Abdul Muthalib wafat, nabi Saw baru berusia 8 tahun. Nabi Muhammad saw selanjutnya diasuh oleh pamannya, yaitu Abu Thalib.

Nabi Muhammad saw dalam Asuhan Pamannya
Abu Thalib sangat menyayangi Nabi Saw seperti anaknya sendiri. Abu Thalib memiliki anak yang banyak dan dalam kehidupannya termasuk orang yang kurang mampu. Nabi Saw saat kanak- kanak dan remaja sangat rajin bekerja. Berikut ini beberapa aktivitas nabi Saw dalam kehidupan remajanya, 

Menjadi Penggembala Kambing
Nabi Saw menggembala kambing milik kerabat dan orang- orang Makkah di sekeliling gurun untuk merumput. Upah yang nabi saw dapatkan akan diberikan kepada pamannya Abu Thalib untuk menambah penghasilan keluarganya.

Berniaga/ Berdagang
Nabi Saw diajak pertama kali berdagang oleh pamannya ketika usianya menginjak 12 tahun. Pada saat berniaga yang pertama kali inilah, keduanya bertemu dengan pendeta Nasrani bernama Buhaira yang melihat tanda- tanda nabi terakhir pada diri Muhammad Saw.
Dalam bekerja, nabi Saw sangat rajin dan tekun. Ia melayani pembeli dengan baik, dengan sikap yang sopan dan ramah serta wajahnya yang tampan dan bersih. Sikapnya yang membuat para penduduk di negeri Syam tertarik dan bersimpati kepadanya. 

Ikut dalam perang Fijar 
Perang Fijar merupakan perang yang terjadi antara keluarga keturunan Kinanah dan Quraisy dengan keluarga keturunanQais untuk memerangi para pendurhaka yang melanggar kesepakatan. Pada perang tersebut, nabi Saw hanya berperan mengumpulkan panah yang datang dari pihak musuh ke garis kaum Quraisy. 

Meninggalkan tradisi buruk
Nabi Muhammad Saw saat remaja tidak pernah melakukan segala bentuk tradisi yang dilakukan oleh orang- orang arab jahiliyah. Perilaku dan akhlak Nabi Saw sangat mulia sehingga terkenal oleh orang - orang di Makkah. Bahkan, Nabi Saw dianugerahi gelar Al Amin yang artinya dapat dipercaya, karena sifat dan akhlaknya yang mulia ini. 

Itulah tentang kehidupan Nabi Saw dari lahir hingga remaja. Semoga kita dapat selalu meneladani perilaku Nabi Muhammad saw yang mulia. Selamat belajar.

Salam. 
Materi SKI : Keadaan Sosial Bangsa Quraisy Sebelum Islam, Mata Pencaharian, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan

Materi SKI : Keadaan Sosial Bangsa Quraisy Sebelum Islam, Mata Pencaharian, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan

Kondisi dan letak geografis dari bangsa arab turut memengaruhi keadaan sosial dan ekonomi dalam masyarakat sebelum Islam. Bagian tengah dari jazirah arab merupakan pegunungan yang tandus sehingga penduduknya tidak menetap, tinggal di pedalaman. Masyarakat- masyarakat tersebut dikenal sebagai masyarakat Badui. Masyarakat Badui bermata pencaharian dengan beternak. Kehidupan mereka berpindah - pindah dari satu lembah ke lembah yang lain untuk mencari rumput  bagi hewan ternaknya. 

Gambar oleh WAQAR AHMAD dari Pixabay

Mata Pencaharian Masyarakat Pra Islam
Adapun di tempat yang subur, seperti disekitar oase, yaitu Thaif, para penduduk bermata pencaharian sebagai petani dengan tanaman berupa buah- buahan dan sayur- sayuran. 

Masyarakat arab di perkotaan biasanya bermata pencaharian sebagai pedagang. Masyarakat tersebut dikenal dengan sebutan Ahlul Hadhar. Kehidupan sosial ekonomi sangat ditentukan oleh keahlian mereka dalam perdagangan. Bangsa Quraisy dikenal sebagai bangsa yang ulung dalam hal perdagangan. Mereka akan melakukan perjalanan dagang pada dua musim dalam setahun yaitu ke Negara Syam pada musim panas dan ke Yaman pada musim dingin. 

Kota Makkah sendiri memiliki pusat perdagangan yaitu pasar Ukaz, yang dibuka pada bulan- bulan tertentu, seperti Zulqa'dah, Zulhijjah dan Muharram. 

Kondisi Politik
Masyarakat arab pada masa jahiliyah tidak memiliki sistem pemerintahan yang baik dan teratur. Pemimpin mereka hanyalah seorang Syaikh atau Amir, yang menguasai persoalan mereka dalam perang, pembagian harta dalam pertempuran tertentu. Pada urusan lainnya, Syeikh tidak berhak mengatur anggota kabilahnya.

Ilmu Pengetahuan 
Bangsa arab sudah mengembangkan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan ilmu astronomi, yang ditemukan oleh orang- orang Babilonia. Orang Babilonia pindah ke negeri arab setelah mereka diserang oleh bangsa Persia. Bangsa arab kemudian belajar tentang astronomi dari bangsa babilonia yang menetap di negeri arab. 

Tata Sosial 
Bangsa arab sebelum Islam  terkenal akan perangai dan sifatnya yang pemberani dan teguh pendiriannya. Pendirian mereka kuat sehingga dalam kehidupannya, mereka akan sulit untuk mengubah kebiasaan yang ada. 

Ada pula sisi kebaikan yang dimiliki oleh bangsa arab yaitu mereka sangat menghormati dan memuliakan tamu. 

Dari sisi moral, mereka memiliki kebiasaan yang sangat buruk seperti berjudi, minum- minuman keras, merampok yang akhirnya menimbulkan peperangan antarsuku. Hal ittulah yang menyebabkan bangsa arab pada masa itu sebagai kaum jahiliyah yang bodoh. 

Mereka memiliki kebiasaan yang sangat buruk, hingga apabila ada seorang bayi perempuan yang lahir, maka bayi- bayi tersebut akan dikubur hidup- hidup karena mereka berangapan bahwa anak perempuan itu tidak berguna dan menyusahkan orang tua. Oleh sebab itu, seseorang yang memiliki bayi perempuan maka dianggap sebagai sebuah kehinaan. Suku yang kerap melakukan tradisi tersebut adalah suku Tamim dan bani Asad.

Bidang Bahasa dan Seni 
Bangsa arab pada masa sebelum islam memiliki peradaban seni yang maju. Bahasa mereka indah dan kaya, dan memiliki syair- syair yang sangat banyak. Bahkan ada seorang penyair yang sangat dihormati di kalangan mereka. 

Kegiatan berkaitan dengan syair seringkali diadakan tahunan di pasar Ukaz, pasar Majinnah dan pasar Zul Majaz. Di pasar Ukaz, diadakan deklamasi syair, demikian juga di pasar- pasar lainnya. Seseorang dapat berubah derajatnya dari yang hina menjadi terhormat akibat pengaruh syair. 

Khithabah merupakan satu- satunya alat publisistik yang sangat luas jangkauannya. Bangsa arab juga mhir dalam berpidato dengan bahasa yang indah dan bersemangat. 

Bangsa arab seringkali mengadakan majelsi atau nadwah sebagai sarana untuk melakukan deklamasi sajak, tanding pidato, tukar menukar berita dan sebagainya. Contoh majelis yang terkenal adalah Nadi Quraisy an Darun Nadwah yang berdiri di samping Ka'bah. 

Demikian gambaran tentang keadaan sosial bangsa Quraisy sebelum masuknya Islam di arab. Kondisi geografis memengaruhi dari mata pencaharian masyarakat arab. Kondisi politik, ilmu pengetahuan, tata sosial, bahasa dan seni juga turut menjadi gambaran masyarakat pra Islam. 

Semoga bermanfaat.

Salam. 

Materi SKI : Kondisi Bangsa Arab Sebelum Islam, Bagaimana Sistem Peribadatannya?

Materi SKI : Kondisi Bangsa Arab Sebelum Islam, Bagaimana Sistem Peribadatannya?

 Bangsa Arab Quraisy pada mulanya telah mengikuti dan meyakini ajaran nabi Ibrahim dan nabi Ismail yakni agama Hanifiyah. Hanifiyah berasal dari kata hanif yang berarti benar dan lurus. Oleh karena itu, sejak zaman dahulu, ajaran tauhid sudah ada sebagai tonggak kepercayaan bangsa arab. 

Perubahan kepercayaan bangsa arab terjadi ketika pembauran dan pergaulan terhadap bangsa lain dan mengakibatkan ajaran tersebut mengalami perubahan, penambahan dan pengurangan oleh para pengikutnya yang tidak bertanggumg jawab. 

Ajaran yang kemudian muncul yang meragukan dan menggiring bangsa arab menjadi penyembah berhala dibawa oleh Amr bin Luay al Khuzai. Oleh sebab itu, pada masa jahiliyah, orang arab Quraisy banyak yang menyembah berhala atau patung- patung yang dibuat sendiri dari batu, kayu atau logam. 

Ibnu Khalbi menyatakan sebab bangsa arab menyembah berhala dan batu adalah bahwa barang siapa yang meninggalkan kota Makkah harus mebawa batu yang diambil dari batu- batu yang ada di tanah haram Ka'bah sebagai cara menghormati tanah Haram dan untuk memperlihatkan kecintaan mereka terhadap kota Makkah. Selanjutnya dalam setiap persinggahan, mereka akan meletakkan batu tersebut dan mengelilinginya (tawaf) seperti mengelilingi Ka'bah hingga akhirnya menjadi suatu kebiasaan yang dilakukan secara terus menerus dan menjadi apa yang disukai dan diyakini. 

Bangsa Arab Mulai Menyembah Berhala
Bangsa arab mulai menyembah berhala ketika Ka'bah berada di bawah kekuasaan Jurhum. Ketika itu, Jurhum berhasil dikalahkan oleh Amr bin Luay al Khuzai dari keturunan Khuza'ah yang datang ke Makkah. Amr bin Luay al Khuzai kemudian meletakkan berhala besar bernama Hubal yang terbuat dari batu akik berwarna merah berbentuk patung manusia yang ditempatkan di ka'bah.

Ia kemudian menyeru patung al Uzzah kepada penduduk Hijaz agar menyembah berhala tersebut. Selain itu, terapat pula berhala- berhala lain seperti al Latta yang ditempatkan di Thaif, Al Uzza yang ditempatkan di Hejaz, Hubal, Manath yang dimuliakan oleh penduduk Yatsrib. 

Sumber gambar : https://en.islami.co/


Pemujaan yang dilakukan bangsa Arab
Selain menyembah berhala, bangsa arab juga memuja bebragai hal diantaranya berikut ini,
  • Menyembah malaikat. Bangsa arab meyakini bahwa malaikat merupakan putra putri Tuhan  yang berhak disembah.
  • Menyembah jin, ruh dan hantu. Bangsa arab yang menyembah hantu, jin, dan ruh- ruh eluhur mereka atau menganggap batu- batu sebagai makhluk yang terhormat. Bahkan di suatu tempat yang bernama "Darahim" , ditempatkan kurban berupa binatang - binatang agar tempat tersebut selamat, terhindar dari berbagai bencana. 
  • Menyembah bintang- bintang. Bangsa arab menyembah bintang- bintang berupa amatahari, bulan dan bintang- bintang yang gemerlap di malam hari. hal itu mereka lakukan karena mereka beranggapan bahwa meraka diberikan kekuasaan penuh untuk mengatur alam ini. 
  • Menyembah berhala. bangsa arabb menyembah berhala atau arca- arca yang terbuat dari batu, kayu, dan logam yang mereka buat sendiri dengan kemauan mereka sendiri untuk mereka sembah. 
  • Beragama tertentu seperti yahudi dan nasrani. Agama Yahudi masuk ke jazirah arab mulai tahun 1491 SM pada masa Nabi Musa as. Sementara itu ajaran nasrani masuk ke Jazirah Arab sekitar abad ke -4 M dan berkembang atas bantuan kerajaan Romawi dan Habsyi. 

Kepercayaan Tahayul Bangsa Arab
Orang- orang arab juga mempercayai takhayul seperti bahwa setiap orang memiliki ular dalam perutnya sehingga ketika lapar, diakibatkan ular- ular tersebut menggigit usus manusia.  Selain itu juga terdapat kepercayaan kepada benda- benda seperti cincin, yang terbuat dari besi, atau tembaga yang dapat menambah kekuatan. Ada hal unik yang dilakukan oleh bangsa arab ketika mereka mengharapkan turunnya hujan yaitu dengan mengikatkan rumput kering pada ekor kambing. 

Itulah gambaran tentang kehidupan bangsa arab sebelum masuknya Islam bahwa bangsa Quraisy sudah memiliki keyakinan terhadap ajaran nabi Ibrahim yaitu agama Hanifiyah. Kemudian praktik penyembahan terhadap berhala dibawa oleh Amr bin Luay al Khuzai. Selain menyembah berhala, bangsa arab juga mempercayai tahayul. 

Oya teman- teman, tulisan ini masih akan berlanjut ke dalam gambaran keadaan sosial masyarakat Quraisy sebelum Islam. tetap di AhzaaNet yaa...

Semoga bermanfaat.

Salam.

Formulir Kontak