Ahzaa.Net: Latihan Soal PPKn Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka Semester 1 Unit 1
Rangkuman Materi dan Latihan Soal  PPKn Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka Semester 1 Unit 1 Pancasila sebagai Nilai Kehidupan

Rangkuman Materi dan Latihan Soal PPKn Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka Semester 1 Unit 1 Pancasila sebagai Nilai Kehidupan

Hai sahabat Ahzaa, selamat datang kembali di AhzaaNet. Pada hari ini kita akan belajar materi PPKn untuk kelas 4 SD Semester 1 Kurikulum Merdeka Unit 1 Pancasila sebagai Nilai Kehidupan. Pada bab 1 ini Unit 1 Pancasila sebagai Nilai Kehidupan, dipelajari tentang elemen pembelajaran PPKn yang pertama, yaitu Pancasila. Teman- teman akan mempelajari tentang Pancasila baik simbol, makna pada simbol dan nilai- nilai Pancasila, serta proses perumusannya sebagai dasar negara, pandangan hidup bangsa dan ideologi negara. Di samping itu juga dipelajari contoh- contoh sikap dan perilaku yang sesuai dengan sila- sila Pancasila. 

source : https://bpip.go.id/

Berikut sudah saya siapkan rangkuman untuk materi PPKn tersebut, semoga bermanfaat bagi teman- teman semuanya.
=======================================================================================
1. Latar Belakang pembentukan BPUPK
Badan Penyelidik Usaha- Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUK) atau - Dokuritsu Zyunbi Coosakai-  dibentuk dengan latar belakang ;
- menjelang akhir tahun 1944 bala tentara Jepang menderita kekalahan dan mendapatkan tekanan terus menerus dan serangan- serangan pihak sekutu
- adanya tuntutan dan desakan dari para pemimpin bangsa Indonesia kepada pemerintah Jepang agar segera memerdekakan Indonesia atau setidak- tidaknya diambil langkah nyata untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia

2. Pembentukan BPUPK
Badan Penyelidik Usaha- Usaha Kemerdekaan (BPUPK) dibentuk pada tanggal 29 April 1945 dengan tugas menyelidiki sesuatu mengenai persiapan kemerdekaan Indonesia

3. Susunan BPUPK
BPUPK dilantik oleh Gunseikan dengan susunan;
- Ketua : Dr. Radjiman Wedyodiningrat
- Wakil Ketua : Raden Pandji Soeroso
- Wakil Ketua Ichibangase ( anggota luar biasa orang Jepang)
- Anggota : 60 orang (tidak termasuk Ketua dan Ketua Muda)

4. BPUPK mengadakan dua masa sidang
- masa sidang I : tanggal 29 Mei s.d 1 Juni 1945
- masa sidang II : tanggal 10 Juli s.d 16 Juli 1945

5. Konsep dasar negara pada sidang BPUPK I, 
Para tokoh mempersiapkan Rancangan Dasar Negara Indonesia Merdeka pada sidang BPUPK I diantaranya,

Mr. Muhammad Yamin 
Pada pelaksanaan sidang pertama BPUPK tanggal 29 Mei 1945, peristiwa ini menjadi tonggak sejarah karena pada saat itu yang mendapat kesempatan pertama berbicara adalah Mr. Muhammad Yamin untuk menyampaikan mengenai buah pikirannya tentang dasar negara. Pidatonya berisi lima asas dasar negara Indonesia Merdeka, yaitu:  
(1) Peri Kebangsaan.
(2) Peri Kemanusiaan.
(3) Peri Ketuhanan.
(4) Peri Kerakyatan.
(5) Kesejahteraan Rakyat.

Prof. Dr. Mr. Soepomo
Selanjutnya tampil Prof. Dr. Mr. Soepomo berpidato di hadapan sidang BPUPK pada tanggal 31 Mei 1945. Dalam pidatonya beliau menyampaikan usulan tentang dasar negara Indonesia merdeka yang terdiri dari lima gagasan:
(1) Persatuan
(2) Kekeluargaan
(3) Keseimbangan lahir batin
(4) Musyawarah
(5) Keadilan rakyat

Ir. Soekarno (1 Juni 1945)
Di hadapan sidang BPUPK, Ir. Soekarno menyampaikan pandangan dan pidatonya pada tanggal 1 Juni 1945. Usulan secara lisan berupa lima asas yang diajukan dalam pidatonya sebagai bentuk dasar negara Indonesia. Adapun rumusan dasar negara tersebut adalah sebagai berikut:
(1) Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia.
(2) Internasionalisme atau Perikemanusiaan.
(3) Mufakat atau Demokrasi.
(4) Kesejahteraan sosial.
(5) Ketuhanan yang berkebudayaan.

Ir. Soekarno mengatakan bahwa saran dari salah seorang ahli bahasa, lima asas tersebut dengan nama Pancasila. Selanjutnya, Ir. Soekarno mengungkapkan usulan bahwa kelima sila tersebut dapat diperas lagi menjadi Tri Sila yang rumusannya:
(1) Sosio Nasionalisme, yaitu Nasionalisme dan Internasionalisme.
(2) Sosio Demokrasi, yaitu Demokrasi dengan Kesejahteraan Rakyat.
(3) Ketuhanan Yang Maha Esa.

Kemudian, Ir. Soekarno menyampaikan kembali bahwa Tri Sila tersebut masih dapat diperas lagi menjadi Eka Sila atau satu sila yang intinya adalah “gotong-royong”.

6. Pembentukan PPKI
Setelah sidang BPUPK kedua ditutup, maka tugas BPUPK dianggap selesai dan kemudian dibubarkan. Untuk melanjutkan tugas- tugas BPUPK, dibentuklah Badan yang diberi nama Dokoritzuu Zyunbi Inkai atau Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 9 Agustus 1945

7. PPKI bukan merupakan alat pemerintah Jepang, karena
- PPKI bekerja sesudah Jepang tidak berkuasa lagi
- PPKI bekerja atas dasar keyakinan, pemikiran dan caranya sendiri untuk mencapai Indonesia merdeka
- PPKI merupakan suatu badan perwujudan atau perwakilan  rakyat Indonesia

8. PPKI bersidang untuk pertama kali pada tanggal 18 Agustus 1945 dengan bahasan Rancangan Hukum Dasar dan Pengesahan Undang- Undang Dasar atas kemerdekaan yang telah diucapkan sehari sebelumnya pada peristiwa proklamasi

9. Sidang PPKI mengambil beberapa keputusan
a.  Mengesahkan UUD negara Republik Indonesia dengan jalan :
- menetapkan Piagam Jakarta dengan berbagai perubahan menjadi Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia
- menetapkan Rancangan Hukum Dasar dengan beberapa perubahan  menjadi UUD Negara Republik Indonesia, yang kemudian dikenal dengan UUD 1945
b. memilih presiden dan wakil presiden Republik Indonesia
c. membentuk Komite nasional Indonesia yang kemudian dikenal sebagai badan Musyawarah Darurat

10.  Sikap Para Bapak Bangsa (the Founding Fathers) dalam Merumuskan Pancasila
Berikut ini beberapa contoh sikap yang ditampilkan oleh para tokoh pendiri negara pada saat merumuskan Pancasila,
a. Menghargai perbedaan pendapat
Pada saat musyawarah perumusan Pancasila banyak sekali tokoh yang mengemukakan gagasannya mengenai rumusan dasar negara tersebut, diantaranya Muhammad Yamin, Soepomo, dan Soekarno. Mereka masing-masing mengemukakan gagasan yang cemerlang. Akan tetapi meskipun demikian pendapat tersebut tidak semuanya dapat dijadikan keputusan. Kondisi tersebut tidak membuat para tokoh berlomba-lomba untuk mempengaruhi peserta musyawarah yang lain untuk memilih pendapat yang dikemukakannya, namun mereka justru mendorong  tokoh yang lainnya untuk mengemukakan gagasan yang lain. Mereka juga tidak memaksakan pendapatnya kepada yang lain. Sikap yang ditampilkan para tokoh tersebut menunjukkan bahwa mereka menghargai perbedaan pendapat. Mereka menganggap perbedaan pendapat sebagai keuntungan bagi bangsa Indonesia. Mereka kemudian mencari titik persamaan diantara perbedaan pendapat tersebut dengan selalu berlandaskan kepada kepentingan bangsa dan negara.  

b. Mengutamakan kepentingan bangsa dan negara
Para tokoh yang ikut merumuskan Pancasila tidak hanya berasal dari satu golongan saja. Mereka berasal dari berbagai golongan. Agama dan suku bangsa mereka juga berbeda. Akan tetapi mereka ikut serta dalam proses perumusan Pancasila dengan tujuan utama memperjuangkan kepentingan bangsa dan negara. Mereka mengesampingkan kepentingan golongannya. Hal tersebut bisa kita lihat ketika para anggota PPKI dari kalangan umat Islam menerima perubahan isi sila pertama Pancasila. Mereka tidak berkehendak sendiri mempertahankan isi sila yang tercantum dalam rumusan Piagam Jakarta, akan tetapi mereka sadar bahwa kepentingan bangsalah yang harus diutamakan.

c. Menerima hasil keputusan bersama
Tokoh-tokoh pendiri negara yang tergabung dalam PPKI pada saat merumuskan perubahan Piagam Jakarta memberi teladan dalam menerima keputusan bersama. Pada saat itu PPKI menerima masukan agar rumusan dasar negara pada Piagam Jakarta diubah. Seluruh anggota PPKI tidak  nenolak masukan tersebut. Para anggota PPKI bermusyawarah untuk mencari jalan keluar yang terbaik demi keutuhan bangsa dan negara Indonesia. Pada akhirnya, para anggota PPKI berhasil  mencapai kesepakatan. Perubahan Piagam Jakarta  disetujui sebagai keputusan bersama. Keputusan tersebut bukanlah keputusan perseorangan, namun merupakan keputusan yang telah dipertimbangkan secara matang. Semua anggota PPKI menerima dan melaksanakan keputusan tersebut secara ikhlas dan bertanggung jawab.

d. Mengutamakan persatuan dan kesatuan
Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara dilakukan melalui  proses musyawarah untuk mufakat dalam sidang BPUPKI. Pada sidang tersebut, semua anggota BPUPKI diberi kesempatan untuk menyampaikan gagasannya mengenai rumusan dasar negara, kemudian dibahas dan didiskusikan bersama. Dengan demikian dalam persidangan tersebut muncul perbedaan pendapat, akan tetapi meskipun demikian mereka tetap mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa dan negara. Perubahan Piagam Jakarta dilakukan untuk mencegah perpecahan. Demi  persatuan dan kesatuan isi sila pertama Pancasila yang terdapat dalam rumusan Piagam Jakarta diubah dari Ketuhanan, dengan menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa.

11. Perjuangan untuk merebut kemerdekaan tidak sekadar bersama-sama melakukan perlawanan terhadap penjajah. Kebersamaan dalam proses musyawarah yang dilakukan oleh para bapak bangsa (the Founding Fathers) dalam merumuskan dasar negara juga merupakan salah satu bentuk perjuangan melepaskan diri dari tangan penjajah.

12. Nilai perjuangan dalam proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara pasti dilandasi dengan kepentingan bangsa dalam semangat kebersamaan yang tinggi. Nilai juang dalam semangat kebersamaan tersebut diantaranya,
- Ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
- Semangat anti penjajah dan penjajahan.
- Harga diri yang tinggi sebagai bangsa yang merdeka.
- Semangat persatuan dan kesatuan.
- Setia kawan, senasib sepenanggungan, dan kebersamaan.
- Jiwa dan semangat merdeka.
- Semangat perjuangan yang tinggi.
- Pantang mundur dan tidak kenal menyerah.
- Ulet dan tabah menghadapi segala macam, tantangan, hambatan, dan gangguan.
- Berani, rela dan ikhlas berkorban untuk tanah air, bangsa dan negara.
- Cinta tanah air dan bangsa.
- Tanpa pamrih dan banyak bekerja.
- Disiplin yang tinggi.
- Percaya kepada hari depan yang gemilang dari bangsanya.

13. Penerapan nilai- nilai juang para pahlawan dalam kehidupan sehari- hari
Dalam kehidupan di lingkungan keluarga
a. Membuka diri untuk menerima masukan dari anggota keluarga yang lain.
b. Selalu menonton tayangan televisi yang memberikan kesempatan untuk memperluas cakrawala berpikir seperti menonton berita.
c. Terbiasa dialog dengan orang tua dan anggota keluarga yang lain serta pembantu rumah tangga.
d. Menghargai hak anggota keluarga lainnya.
e. Menerima pendapat yang dikemukakan oleh adik atau kakak, jika pendapat tersebut banyak mengandung manfaat bagi kehidupan.
f. Beribadah tepat pada waktunya.

Dalam kehidupan di lingkungan sekolah
a. Menghargai hasil karya teman.
b. Tidak memaksakan kehendak kepada teman.
c. Terbiasa berdialog dengan guru dan warga sekolah lainnya.
d. Tidak pandang bulu dalam bergaul.
e. Berani menegur teman yang berbuat tidak baik.
f. Memberikan kesempatan kepada teman untuk menyampaikan pendapatnya.

Dalam kehidupan di lingkungan masyarakat
a. Bersedia menerima masukan dari orang lain.
b. Ikut serta dalam kegiatan gotong royong.
c. Senantiasa terbuka terhadap perubahan yang terjadi di lingkungan masyarakatnya.
d. Memanfaatkan teknologi untuk kepentingan masyarakat.
e. Mengutamakan musyawarah dalam menyelesaikan setiap persoalan.
f. Menolong orang lain yang sedang tertimpa musibah atau kesulitan.

Dalam kehidupan di lingkungan berbangsa dan bernegara
a. Bekerjasama dengan bangsa lain.
b. Melakukan kegiatan yang dapat mengharumkan nama bangsa.
c. Berbuat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
d. Mencintai produk dalam negeri.
e. Turut membela tanah air jika ada ancaman.
f. Tidak merusak sarana atau fasilitas umum/negara.

14. Perubahan Piagam Jakarta sebagai Bentuk Kebersamaan dalam Proses Perumusan Pancasila.
Piagam Jakarta merupakan hasil keputusan bersama para tokoh dalam Panitia Sembilan yang dipimpin oleh Ir. Soekarno pada tanggal 22 Juni 1945.  Pada Piagam Jakarta terutama pada alenia keempat tercantum rumusan dasar negara yang telah disusun secara bersama atau melalui musyawarah para tokoh bangsa yang tergabung dalam panitia sembilan. 

=======================================================================================
Demikian Rangkuman Materi PPKn Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka Semester 1 Unit 1 Pancasila sebagai Nilai Kehidupan. Sebagai evaluasi pemahaman dari materi di atas, berikut latihan soal yang dapat teman- teman pelajari. 

Terdapat 35 soal pilihan ganda lengkap dengan kunci jawabannya sebagai bahan latihan teman- teman. Baik, berikut latihan soalnya, 
=======================================================================================
Latihan Soal  PPKn Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka Semester 1 
Unit 1 Pancasila sebagai Nilai Kehidupan

1. Di bawah ini yang merupakan latar belakang pembentukan Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK) adalah ....
A. kekalahan Jepang dan tekanan dari serangan sekutu menjelang akhir tahun 1944
B. adanya desakan tokoh- tokoh Indonesia untuk pengambilan langkah memerdekakan Indonesia
C. janji Jepang untuk kemerdekaan Indonesia yang dikumandangkan sejak pendudukannya pertama kali
D. jawaban A dan B benar


2. Badan Penyelidik Usaha- Usaha Kemerdekaan (BPUPK) dibentuk pada tanggal ....
A. 27 april 1945
B. 28 april 1945
C. 29 April 1945
D. 30 April 1945


3. Jumlah anggota BPUPK pada saat pembentukannya adalah ....
A. 45 orang
B. 55 orang
C. 60 orang
D. 70 orang


4. Salah satu dari tugas utama BPUPK adalah ....
A. menyelidiki sesuatu mengenai persiapan kemerdekaan Indonesia
B. menentukan waktu ditetapkannya kemerdekaan Indonesia
C. membentuk pemerintahan yang sah
D. membentuk Dasar Negara dan Undang- Undang Dasar


5. Pada saat pelantikan, susunan BPUPK ditetapkan oleh Gunseikan dengan ketua ....
A. Dr. Radjiman Widjodiningrat
B. Ir. Soekarno
C. Prof. Dr. Soepomo
D. Prof. Dr. Mohammad Yamin


Lanjut ke nomor soal berikutnya yaa >>>>>> Halaman 2

Formulir Kontak