Ahzaa.Net: Kimia
Materi IPAS Kelas 10 SMK : Pemisahan Campuran, Inilah Metode - Metode yang Digunakan dan Contohnya

Materi IPAS Kelas 10 SMK : Pemisahan Campuran, Inilah Metode - Metode yang Digunakan dan Contohnya

Hai sahabat Ahzaa, selamat datang kembali di AhzaaNet. Pada kesempatan kali ini kita akan belajar untuk materi IPAS kelas 10 SMK khususnya tentang pemisahan campuran. Ada beberapa metode pemisahan campuran diantaranya dekantasi, filtrasi, kristalisasi, distilasi, sublimasi,  dan kromatografi. Berikut uraiannya,

Dekantasi 
Proses dekantasi ini dapat dianggap sebagai proses pemisahan campuran yang paling sederhana. Pasalnya, proses pemisahan dilakukan dengan cara memisahkan larutan melalui penuangan secara perlahan- lahan sehingga meninggalkan endapan pada dasar bejana. 

Image by PublicDomainPictures from Pixabay


Dekantasi dapat dilakukan apabila ukuran dan massa jenis dari endapan lebih besar sehingga dapat terpisah dengan baik terhadap cairannya. Namun sebaliknya, jika ukuran dan massa jenis partikel lebih kecil, maka terdapat sebagian padatan yang mengapung atau melayang. 

Proses pemisahan campuran secara dekantasi akan berhasil dengan baik apabil ukuran dari zat padat lebih besar seperti pada pemisahan antara campuran air dengan kerikil. 

Filtrasi 
Filtrasi merupakan salah satu metode pemisahan campuran menurut perbedaan zat- zat penyusunnya seperti memisahkan padatan yang memiliki ukuran yang berbeda atau memisahkan padatan dengan cairan. Contoh filtrasi dalam kehidupan sehari- hari adalah pemisahan pasir dan kerikil oleh tukang bangunan, pengayakan tepung terigu, dan proses penjernihan air melalui lapisan- lapisan bahan tertentu.

Dalam prosesnya, filtrasi memerlukan alat penyaring, sehingga partikel- partikel yang ukurannya kecil dapat melewatinya, sementara partikel- partikel yang ukurannya besar dapat tertahan oleh penyaring tersebut. Adapun zat yang tertahan disebut residu atau ampas, sedangkan zat yang lolos melewatinya disebut sebagai filtrat. 

Kristalisasi 
Proses kristalisasi merupakan suatu proses pemurnian zat padat berdasarkan perbedaan kelarutan dengan pelarutnya. Proses kristalisasi dapat ditemukan dalam berbagai keperluan seperti pembuatan garam yang memisahkan kristal NaCl pada air laut dengan cara menguapkan air laut dengan bantuan sinar matahari. Pembuatan gula juga menggunakan pemisahan campurans ecara kristalisasi dimana zat gula pada tetesan air tebu duapkan sehingga membentuk kristal- kristal gula.

Distilasi
Distilasi atau disebut juga penyulingan merupakan suatu proses memisahkan campuran yang didasarkan pada perbedaan titik didih komponen- komponen penyusun campuran. Dalam prosesnya, zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap terlebih dahulu  dan uap tersebut didinginkan saat melewati kondensor dan akan berubah menjadi embun yang kemudian kumpulan embun tersbeut ditampuing hingga menghasilkan zat hasil distilasi.

Contoh dari distilasi adalah pembuatan minyak kayu putih, pembuatan minyak serai, pembuatan minyai asiri, dan minyak cengkih. Dalam industri yang lebih besar, distilasi digunakan pada proses pengolahan minyak bumi menjadi bahan bakar seperti bensin, solar, dan avtur. 

Sublimasi
Proses pemisahan campuran dengan sublimasi memerlukan satu komponen campuran yang dapat menyublim dan komponen lainnya yang tidak dapat menyublim. Sublimasi dilakukan dengan cara memanaskan campuran hingga menguap dan kemudian didinginkan. 

Sublimasi dapat terjadi apabila adanya perbedaan titik didih penyusun campuran besar, sehingga dapat menghasilkan uap dengan tingkat kemurnian yang tinggi. Contoh proses pemisahan campuran dengan sublimasi terdapat pada pembuatan kapur barus yang dalam prosesnya, memisahkan kapur barus dengan zat pengotornya dengan pemanasan. Kapur barus yang masih tercampur dengan pengotor akan menguap menjadi gas dan uap gas kapur barus akan menyublim dan menempel pada cawan penguapan. Dalam hal ini, kapur barus akan terpisah dari zat- zat pengotornya. 

Proses sublimasi juga tampak pada pembuatan kabut dry ice dimana pada prosesnya, dry ice akan melalui proses sublimasi sehingga menjadi kabut. 

Kromatografi
Kromatografi merupakan proses pemisahan campuran dengan mendasarkan pada pola pergerakan antara fase gerak dan fase diam  suatu molekul pada suatu larutan. Contoh kromatografi tampak pada proses penyelidikan kasus kriminal yaitu analisis sampel darah untuk mengujikan kadar alkohol, obat- obatan atau zat beracun dalam darah. Selain itu, kromatografi juga dimanfaatkan dalam hal pemisahan campuran biokimia berdasarkan afinitas antarkomponen yang berbeda, misalnya antigen dan antibodi, reseptor dan ligan, serta enzim dan substrat. 

Demikian tentang pemisahan campuran, berbagai metode yang dipakai dan contoh- contohnya. Semoga tulisan ini dapat memudahkan teman- teman dalam belajar khususnya pada materi IPAS kelas 10 SMK Kurikulum Merdeka semester 1. Selamat Belajar dan semoga bermanfaat.

Salam. 
Menggambar Diagram Lab dan Eksperimen Sains Kimia dengan Mudah? Yuk Coba Webtool berikut Ini!

Menggambar Diagram Lab dan Eksperimen Sains Kimia dengan Mudah? Yuk Coba Webtool berikut Ini!

Bagi teman- teman yang berkutat dalam dunia sains, membuat presentasi yang melibatkan gambar alat- alat lab, diagram lab dan eksperimen sains merupakan hal yang biasa. Namun menambahkan elemen- elemen gambar yang berkaitan dengan lab, pastinya akan sulit jika hal tersebut dilakukan secara manual yaitu dengan gambar biasa. 

Nah, untuk lebih efektif dalam menggambar diagram lab, ada satu webtool yang menarik untuk dicoba yaitu Chemix. Chemix merupakan aplikasi pendidikan yang memungkinkan kita untuk menggambar pengaturan diagram lab dengan mudah sekaligus menjelaskan eksperimen yang dilakukan. Chemix dilengkapi dengan stok gambar peralatan melimpah yang dapat disesuaikan serta berbagai fitur untuk membantu teman- teman menggambar diagram dengan mudah.

Untuk memulai menggunakan Chemix, ada beberapa langkah mudah yang dilakukan, diantaranya berikut ini,

Saat pertama kali membuka Chemix, teman- teman dapat melihat tampilan dashboard Chemix, 




Menambahkan Peralatan



Menambahkan Item
Pada bagian kiri layar, terdapat beberapa peralatan yang dapat digunakan. Saat kita memilih salah satu item, maka Panel properti akan terbuka di bagian kanan, yang memungkinkan kita untuk mengubah properti item yang dipilih. 


Pada bagian ini juga, klik pada Liquid, kita dapat mengatur ukuran, warnanya, rotasi katup, dan sebagainya. 

Berikut ini contoh warna cairan yang sudah saya ubah menjadi merah. 


Untuk menambahkan label, pilih alat "Label". Klik dan seret untuk menggambar panah. Gunakan panel properti untuk menyesuaikan opsi, termasuk teks label.


Untuk menulis reaksi kimia, kita dapat menuliskan pada bagian label. 




Langkah terakhir, kita dapat menyimpan gambar Anda dengan mengklik "Download Image". Teman- teman dapat memilih dari berbagai format, termasuk JPG, PNG transparan, dan SVG. Selain itu tersedia fitur penyimpanan Cloud yang memungkinkan kita untuk menyimpan melalui fasilitas awan sehingga dapat dibuka sewaktu- waktu kapan pun dan dimanapun. 



Itulah sekilas tentang Menggambar Diagram Lab dan Eksperimen Sains Kimia dengan webtool Chemix. Semoga Bermanfaat.

Sumber : Chemix.org
Cara Menghitung Jumlah Proton, Neutron, Elektron pada Lambang Atom

Cara Menghitung Jumlah Proton, Neutron, Elektron pada Lambang Atom

Menghitung jumlah proton, neutron, elektron pada lambang atom (unsur)   merupakan hal yang dasar yang penting dalam mempelajari ilmu kimia. Untuk menghitung jumlah proton, neutron dan elektron pada lambang unsur maka kita terlebih dahulu mengetahui tentang lambang atom. Pasalnya melalui lambang atom, kita dapat mengetahui jumlah proton, elektron dan neutron dalam atom.

Gambar oleh PublicDomainPictures dari Pixabay

 Lambang unsur (atom) dinyatakan dengan satu huruf kapital atau dua huruf yang terdiri atas satu huruf kapital dan satu huruf kecil. Adapun nama unsur biasanya diambil dari nama latinnya, contoh :

  • Na = Natrium
  • N = Nitrogen
  • Ne = Neon
  • C = karbon (carbon)
  • Ca = kalsium (calcium)
  • Cs = cesium 
  • F = flourin
  • Fe = ferrum (besi)
  • Fr = fransium

Seorang ilmuwan, Henry Moseley mengemukakan melalui temuannya bahwasanya jumlah proton dalam inti atom merupakan sifat khas masing- masing unsur. Jumlah proton dalam inti atom disebut dengan Nomor Atom dan diberikan lambang Z.

Dikarenakan atom netral maka di dalam atom jumlah muatan positif sama dengan jumlah muatan negatif, sehingga nomor atom juga menunjukkan jumlah elektron dalam suatu unsur. 

Nomor atom (Z) = jumlah proton (p) = jumlah elektron (e)

Jika unsur oksigen memiliki nomor atom 8 (Z = 8) maka dalam atom oksigen tersebut terdapat 8 proton dan 8 elektron. 

Nomor massa atau bilangan massa diberikan lambang A memiliki kegunaan untuk menentukan jumlah proton dan neutron dalam inti atom. 

Nomor massa (A) = jumlah proton (p) + jumlah neutron (n)

Secara umum, lambang unsur disimbolkan dengan X dengan aturan penomoran massa dan nomor atom yaitu Nomor Massa (A) ditulis disebelah kiri atas, dan nomor Atom (Z) ditulis di sebelah kiri bawah dari lambang unsur tersebut. 

Keterangan :
X = lambang unsur yang terdiri atas satu huruf kapital atau satu huruf kapitan diikuti oelh satu huruf kecil
A = nomor massa (proton + neutron)
Z = nomor atom (jumlah proton)

Ion adalah atom yang bermuatan positif atau negatif. Ion positif apabila jumlah proton lebih banyak daripada elektron sementara ion negatif jika jumlah elektron lebih banyak daripada proton. Atom yag netral yaitu apabila jumlah proton sama dengan jumlah elektron.

Contoh 
1. Jumlah proton, neutron dan elektron dari atom karbon dengan lambang unsur  adalah ....

proton (p) = Z = 6
neutron (n) = A-Z = 12 - 6 = 6
atom pada lambang unsur di atas tidak bermuatan sehingga elektron (e) = p = 6

2. Jumlah proton, neutron dan elektron dari  ion adalah ....

p = Z = 9
n = A-Z = 19 -9 = 10
e = p + r = 9 +1 = 10

3. Jumlah proton, neutron dan elektron dari  ion  adalah ....

p = Z = 38
n = A - Z = 88-38 = 50
e = p - s = 38-2 = 36

Demikian Cara Menghitung Jumlah Proton, Neutron, Elektron pada Lambang Atom. Semoga penjelasan di atas bermanfaat buat teman- teman semuanya.

Salam.
Sejarah Penemuan Partikel Penyusun Atom : Elektron, Proton dan Neutron

Sejarah Penemuan Partikel Penyusun Atom : Elektron, Proton dan Neutron

Atom dapat diurai menjadi partikel- partikel yang lebih kecil melalui teknologi modern. Partikel- partikel kecil tersebut disebut juga dengan partikel subatom yang terdiri atas elektron, proton dan neutron. Pada tulisan berikut ini kami akan membahas tentang berbagai penemuan berkaitan dengan partikel penyusun atom yaitu elektron, proton dan neutron.

Image by Elf-Moondance from Pixabay

Elektron
Penemuan elektron tidak serta merta langsung ditemukan, namun melalui berbagai proses dan melibatkan beberapa ilmuwan. H.Geisser dan J.Plucker (1854) awalnya membuat sebuah penelitian melalui eksperimen dengan menempatkan dua plat logam pada tabung gelas yang divakumkan dan diisi dengan gas pada tekanan rendah. Salah satu plat tersebut membawa muatan positif (anode) sementara yang lainnya membawa muatan negatif (katode). Saat muatan listrik beraliran tinggi dialirkan melalui gas dalam tabung, ternyata muncul sinar dari katoda ke anoda yang selanjutnya disebut dengan Sinar Katoda.

Pada tahun 1875, seorang ilmuwan bernama Willian Crookes juga membuat eksperimen dengan membuat tabung sinar katoda. Dalam eksperimennya ia menarik kesimpulan antara lain sebagai berikut :
  • Partikel sinar katode bermuatan negatif karena tertarik oleh pelat yang ebrmuatan positif.
  • Partikel sinar katoda memiliki massa karena mampu memutar baling- baling dalam tabung
  • Partikel sinar katoda dimiliki oleh semua materi karena semua bahan yang digunakan baik padat, cair dan gas menghasilkan sinar katoda yang sama.

G.J Stoney (1891) kemudian menamakan sinar katoda tersebut dengan elektron. Kemudian J.J Thomson melalu penelitiannya berhasil menemukan keberadaan elektron yang merupakan partikel penyusun atom. Berdasarkan eksperimen yang dilakukan, ia mampu menghitung perbandingan muatan terhadap massa elektron atau e/m yaitu -1,76 * 10-11 coloumb/kg. 

Selanjutnya R.A Milikan pada tahun 1908 juga menemukan harga muatan elektron yaitu -1,6 * 10-19 coloumb. Berdasarkan perhitungan dari sebuah massa elektron didapatkan bahwa massa satu butir elektron adalah 9,11 * 10-31 kg atau 9,11 * 10-28 gram.

Proton
Dengan adanya elektron yang merupakan yang memiliki muatan partikel positif, mengindikasikan atom memiliki partikel positf untuk mengimbangi muatan negatif elektron. Seorang Ilmuwan, Eugen Goldstein (1886) melakukan percobaan dari tabung gas berlubang yang memiliki katoda dan diberi muatan listrik. Ia mencoba menggunakan berbagai jenis gas, namun hanyalah Hidrogen yang ternyata mampu menghasilkan sinar muatan positif yang paling kecil baik massa maupun muatannya. Dari hasil temuannya kemudian partikel tersebut dikenal dengan proton dan selanjutnya nama tersebut baru mulai tahun 1919.

Ernest Rutherford pada tahun 1906 kemudian berhasil menghitung bahwa massa partikel bermuatan positif adalah kira- kira 1.837 kali massa elektron.

Massa 1 elektron = 9,11 * 10-28 gram
Massa 1 proton = 1.837 * 9,11 * 10-28 gram = 1,673 * 10-24 gram

Elektron
james Chadwick pada tahun 1932 menemukan neutron, sebuah partikel inti yang tidak bermuatan massa. Massa sebutir neutron adalah 1,673 * 10-24, disinyalir sama dengan massa sebutir proton. Kesimpulannya, inti atom tersusun atas dua partikel yaitu proton yang bermuatan positif dan neutron yang bermuatan negatif. 

Proton dan neutron memiliki nama yang umum digunakan yaitu bukleon, artinya partikel- partikel inti. Massa proton dan neutron dianggap sama dan dinyatakan sebagai massa elementer, yaitu satuan massa atom (sma). jadi, massa 1 proton = 1 sma dan massa 1 neutron = 1 sma, sementara massa elektron = 0 sma karena dianggap tidak bermassa.  

Itulah sejarah tentang penemuan partikel penyusun atom baik elektron, proton dan neutron. Semoga tulisan ini bermanfaat. Salam.
Perkembangan Model Atom dalam Ilmu Kimia : Model Atom Dalton, Thomson, Rutherford, Niels Bohr dan Mekanika Quantum

Perkembangan Model Atom dalam Ilmu Kimia : Model Atom Dalton, Thomson, Rutherford, Niels Bohr dan Mekanika Quantum

Dalam ilmu kimia atom didefinisikan sebagai partikel- partikel yang menyusun materi. Istilah atom sendiri sudah dikenal sejak zaman Yunani kuno sebagai hasil dari pemikiran filsafat, bukan ilmiah. Kemudian seorang ilmuwan muslim Abu Musa Jabir Ibn Hayyan pada masa khalifah Harun Al Rasyid membuktikan keberadaan atom melalui penelitian ilmiah. 

Gambar oleh PublicDomainPictures dari Pixabay

Sejalan dengan perkembangan ilmu kimia modern, perkembangan struktur atom dikembangkan oleh beberapa ilmuwan seperti John Dalton, J.J Thomson, Rutherford Niels Bohr dan Erwin Scodinger. Berikut beberapa model atom yang dikembangkan oleh ilmuwan- ilmuwan tersebut.

Model Atom Dalton
Pada model atom Dalton, unsur terdisi atas atom - atom yang sama dalam segala hal baik bentuk, ukuran maupun massanya, namun berbeda dalam undus- unsur lain. Atom didefiniskan sebagai partikel terkecil yang masih memiliki sifat dari unsur tersebut. Adapun rincian dari teori tentang model atom Dalton yang dikembangkan adalah sebagai berikut : 
Model Atom Dalton


1. Atom merupakan materi tersusun atas partikel- partikel yang sangat padat dan kecil yang tidak dapat dipecah- pecah lagi
2. Atom- atom suartu unsur bersifat sama dalam segala hal, namun berbeda dengan atom- atom unsur lainnya.
3. Sebuah reaksi kimia lazim terjadi pemisahan, penggabungan atau penataan ulang atom- atom dari satu ke susunan lain.
4. Atom dapat bergabung dengan atom lainnya membentuk suatu molekul dengan perbandingan tertentu.  

Model Atom Thomson
Elektron ditemukan oleh J.J Thomson tahun 1897 sebagai partikel dasar penyusun atom yang bermuatan negatif. Hal ini menunjukkan bahwa atom mengandung muatan listrik. Menurutnya, atom mengandung elektron- elektron yang bermuatan negatif dan tersebar merata di dalam sebuah atom yang mana atom tersebut dianggap berupa bola pejal yang bermuatan positif. 
Model Atom Thomson

Elektron- elektron yang ada di dalam suatu model atom Rutherford yang dibagi dua akan tampak seperti bijih jambu batu yang tersebar merata di dalam jambu.

Model Atom Rutherford
Terdapat usur yang memancarkan sinar dengan sendirinya atau unsur radioaktif di alam. Adapun sinar yang dipancarkan disebut dengan sinar radioaktif yang terbagi menjadi tiga jenis yaitu sinar alfa (bermuatan positif), sinar beta (bermuatan negatif) dan sinar gamma ( tidak bermuatan atau netral).
Model Atom Rutherford

Rutherford dalam percobaannya melakukan eksperimen dengan menembak lempeng emas yang sangat tipis dengan sinar alfa yang diemisikan oleh unsur radioaktif dan hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar partikel alfa dapat melewati lempeng emas, tetapi hanya sebagian kecil partikel alfa yang dipantulkan kembali. 

Kesimpulan yang didapatkan dalam percobaan etrsebut, bahwa volume atom sebagian besar ebrupa ruang kosong karena banyak partikel alfa yang melewati lempeng emas. partikel alfa yang dipantulkan sebagai akibat tumbukan dengan suatu partikel bermuatan positif yang sangat keras dengan ukuran sangat kecil. Partikel tersebut dinamai oleh Rutherford sebagai inti atom (nukleus)

Susunan model atom Ruherford adalah sebagai berikut :
  • Atom tersusun atas inti atom yang bermuatan positif sebagai pusat massa atom dan elektron- elektron yang bermuatan negatif mengelilingi inti atom.
  • Sebagian besar volume atom berupa ruang kosong
  • Atom memiliki sifat netral sehingga jumlah muatan positif dan negatif harus sama

Teori atom Rutherford memiliki kelemahan yaitu pada pergerakan elektron dalam mengelilingi inti atom. Berdasarkan Maxwell pada hukum fisika klasik, apabila suatu artikel yang bermuatan listrik bergerak melingkar akan mengemisikan energinya dalam bentuk cahaya, maka percepatannya akan semakin berkurang dan pada akhirnya akan diam. Oleh karena itu, elektron akan kehilangan energinya dan gerakan elektron akan berkurang, yang akhirnya akan jatuh ke inti dan musnah. Kesimpulannya, model atom Rutherford dianggap tidak stabil pasalnya elektron akan kehilangan energinya dan jatuh ke inti dan akhirnya atom akan musnah, bertentangan dengan fakta bahwa atom tetap stabil.

Model Atom Niels Bohr
Niels Bohr menyempurnakan kegagalan dari model atom Rutherford dengan menerapkan Teori Kuantum dari Marx Plannck. Pada model atom Bohr terdapat keterangan sebagai berikut :
  • Elektron berada pada kulit atau lintasan tertentu saat mengelilingi inti atom.
  • Ketika elektron berada pada lintasan stasioner tertentu, tidak ada energi yang diemisikan atau diserap karena energi elektron jumlahnya tetap. Meskipun elektron dapat beralih dari satu kulit ke kulit lain, besar energi yang terlibat sama, yaitu berdasar persamaan Planck, Î” E = h*v dengan v = frekuensi  (Hertz)
  • Lintasan stasioner elektron memiliki momentum sudut dengan besar sudut momentum adalah kelipatan dari nh/2Ï€ dengan n adalah bilangan kuantum dan h adalah tetapan Planck.

Model Atom Niels Bohr


Kulit atau lintasan elektron dalam mengelilingi inti atom dinotasikan dengan n= 1, n=2, n=3 dan seterusnya. Lambang tersebut dinamakan bilangan kuantum. Lintasan n=1 disebut kulit K, lintasan n= 2 disebut kulit L, n=3 disebut kulit M dan seterusnya. 

Suatu atom dapat dianggap memiliki energi terendah atau stabil apabila elektronnya berada pada keadaan dasar. 

Teorik Atom Mekanika Kuantum
Beberapa ilmuwan yang meletakkan beberapa teori terkait atom selanjutnya adalah Luis de Brogile (1924) yang mengemukakan dualisme materi gelombang , disusul oleh Werner Heisenberg (1927) yang menerangkan ketidakpastian posisi dan momentum partikel serta Erwin Schrodinger (1927) yang berhasil meletakkan dasar teori atom terkini atau disebut teori atom mekanika kuantum.
teori atom mekanika kuantum


Berdasar teori mekanika kuantum, posisi elektron dalam mengelilingi inti atom tidak dapat diketahui secara pasti sesuai dengan prinsip ketidakpastian Heisenberg. Hal yang secara umum dinyatakan adalah  "kebolehjadian" atau  peluang terbesar ditemukannya elektron yaitu berada pada orbit atom tersebut atau orbital. 

Menurut de Broglie, gerakan elektron dalam mengelilingi inti atom memiliki sifat dualisme, yaitu sebagai gelombang dan materi atau partikel. Elektron sebagai gelombang gerak dinyatakan dalam bentuk persamaan fungsi gelombang yang dikenal dengan Persamaan Schrodinger. 

Persamaan tersebut memiliki tiga bilangan kuantum, yaitu bilangan kuantum utama (n) yang menampilkan kulit atom, kuantum azimuth (l) yang menunjukkan subkulit, dan bilangan kuantum magnetik yang mnampakkan orbital tempat elektron berada. Selain ketiga bilangan kuantum tersebut, terdapat satu bilangan kuantum lain yaitu bilangan kuantum spin yang dilambangkan dengan s, yang menunuukkan arah putaran elektron.

Demikian Perkembangan Model Atom dalam Ilmu Kimia : Model Atom Dalton, Thomson, Rutherford, Niels Bohr dan Mekanika Quantum. Semoga Bermanfaat.
Hakikat Ilmu Kimia, Metode Ilmiah, dan Peran Kimia dalam Kehidupan

Hakikat Ilmu Kimia, Metode Ilmiah, dan Peran Kimia dalam Kehidupan

Istilah ilmu kimia berasal dari bahasa arab Al Kimya yang berarti susunan materi atau perubahan materi. Istilah kimia diperkenalkan oleh seorang ilmuwan Arab yang bernama Jabir Ibn Hayyan dalam penelitiannya tentang Alchemy (kimia). Hasil penelitiannya menjadi rujukan ahli kimia di Eropa dan diterjemahkan ke dalam bahasa latin. Salah satu istilah kimia dari Al Jabir seperti Alkali bahkan menjadi kosakata ilmiah di dunia internasional. 

Ilmu kimia dapat disebut sebagai ilmu yang mempelajari tentang susunan atau struktur, komposisi, sifat, perubahan serta energi yang menyertai perubahan suatu zat atau materi. Adapun struktur materi menliputi komponen pembentuk materi dan menggambarkan bagaimana atom penyusun materi saling bergabung atau berikatan. Perubahan fisika yang merupakan perubahan wujud dan perubahan kimia yang menghasilkan zat baru termasuk ke dalam  perubahan materi. 

Image by Elf-Moondance from Pixabay

Salah satu bagian paling penting dalam ilmu kimia adalah kajian tentang reaksi kimia yaitu suatu perubahan yang terjadi apabila bahan kimia saling berinteraksi untuk membentuk zat- zat baru. Sebagai contoh reaksi kimia adalah perubahan dari zat dalam bunga yang kemudian dikonsumsi oleh lebah menjadi zat baru yaitu madu, yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Materi merupakan bagian yang ada di dalam dunia ini baik yang dapat dilihat maupun tidak bisa dilihat, memiliki massa dan dapat menempati ruang. Penggolongan materi dibedakan menjadi zat tunggal dan campuran.

Zat Tunggal
Zat tunggal disebut juga zat murni yaitu zat yang hanya terdiri atas satu jenis zat dan tidak ada zat lain selain dirinya. Zat tunggal memiliki sifat homogen, yaitu semua bagian zat tersebut memiliki sifat yang sama, baik wujudnya, rasanya, warnanya, baunya, rasanya dan ukurannya maupun memiliki sifat yang sama secara kimia baik rumus kimianya maupun keraktifan atau reaksinya. Unsur dan senyawa termasuk dalam zat tunggal.

a. Unsur
Unsur merupakan zat tunggal yang tidak dapat diuraikan lagi menjadi zat lain yang lebihs ederhana melalui reaksi kimia biasa. Unsur dapat digolongkan menjadi unsur logam, nonlogam, dan metaloid ataus emilogam. Adapun contoh unsur logam adalah aluminium, tembaga, perak, emas dan platina sementara contoh unsur non logam adalah belerang, karbon, gas dan oksigen. 

b. Senyawa
Senyawa merupakan zat tunggal yang tersusun dari dua atau lebih unsur dengan perbandingan massa tertentu dan melalui reaksi kimia. Contoh senyawa adalah air yang tersusun atas Hidrogen dan Oksigen, amonia, alkohol, asam cuka, glukosa, asam sulfat, natrium klorida atau garam dapur. 

Unsur- unsur dalam senyawa hanya dapat dipisahkan melalui reaksi kimia, sebagai contohnya , memisahkan hidrogen dan oksigen pada air dengan elektrolisis.

Campuran
Campuran merupakan gabungan dari dua atau lebih unsur atau senaywa dengan perbandingan tidak tertentu. Dalam kehidupan sehari- hari dapat dijumpai campuran seperti sirup, kopi susu, roti, dan air laut. Komponen- komponen dalam campuran dapat dipisahkan melalui proses fisis, contohnya, penyaringan, kristalisasi, sublimasi, kromotografi, penguapan, dan lain- lain. Campuran digolongkan menjadi campuran homogen seperti udara, susu sapi dan campuran heterogen seperti air sungai.

Metode Ilmiah
Metode Ilmiah merupakan penelitian yang sistematis dan terstruktur yang dilakukan dengan tahapan dan alur- alur tertentu seperti Melakukan Pengamatan, Merumuskan Masalah, Mengajukan Hipotesis, Menguji Hipotesis atau Melakukan Eksperimen dan Menyimpulkan atau Merumuskan Teori

Ilmu Kimia dalam Kehidupan
Ilmu Kimia dapat berperan dalam berbagai bidang kehidupan diantaranya dalam bidang kesehatan, geologi, pertanian, peternakan dan industri.

Dalam bidang kesehatan, yaitu pembuatan obat- obatan dari bahan- bahan kimia yang dipelajari dalam ilmu farmasi. 

Pembuatan pembasmi hama dan pupuk kimia sintetis merupakan peranan ilmu kimia dalam bidang pertanian. Selain itu penggunaan hormon penggemuk sapi dan pengolahan limbah ternak menjadi pupuk merupakan hasil dari eksperimen kimia dalam bidang peternakan.

Dalam bidang industri, peranan ilmu kimia diterapkan dalam pemilihan logam yang baik dengan sifat tertentu untuk pembuatan mesin- mesin industri. Selain itu juga produk- produk kosmetik, tekstil, cat, sabun , deterjen, makanan dan minuman juga dihasilkan dari riset ilmu kimia. 

Dalam bidang pertambangan, peranan ilmu kimia ditujukan untuk meneliti batu - batuan, pertambangan minyak dan gas bumi. 

Formulir Kontak