Ahzaa.Net: Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara: Sumber Sejarah, Peninggalan Prasasti, Kehidupan Politik, Sosial, Ekonomi, dan Kebudayaan

Kerajaan Tarumanegara: Sumber Sejarah, Peninggalan Prasasti, Kehidupan Politik, Sosial, Ekonomi, dan Kebudayaan

Salah satu sumber yang menunjukkan keberadaan kerajaan Tarumanegara adalah berita China yang disebutkan To-lo-mo dalam utusannya ke Cina antara tahun 528, 538, dan 666. Selain itu, terdapat beberapa prasasti yang terkait dengan kerajaan Tarumanegara. 

Photo by Ave Calvar on Unsplash


Kerajaan Tarumanegara dapat dianggap hadir bersamaan dengan kerajaan Kutai di Kalimantan Timur yaitu sekitar abad ke-5 M. Adapun raja yang terkenal dari kerajaan Tarumanegara adalah Purnawarman. 

Ada tujuh buah prasasti yang ditulis dengan huruf Pallawa dengan bahasa Sansekerta yang berhubungan dengan kerajaan Tarumanegara antara lain sebagai berikut : 

Prasasti Ciaruteun 
Prasasti Ciaruteun dipahat pada sebuah batu yang besar. Isi dari prasasti ini adalah empat baris kalimat, lukisan laba- laba, dan sepasang tapak kaki manusia. 

Empat baris kalimat itu jika diterjemahkan berbunyi, "Ini berkas dari dua tapak kaki dewa Whisnu, ialah kaki yang mulia Purnawarman, raja negeri Taruma yang gagah berani di dunia. "

Prasasti Kebon Kopi 
Pada prasasti Kebon Kopi ini terdapat dua tapak gajah  yang disebut sebagai tapak kaki Gajah Airwata, yaitu gajah tunggangan dewa Whisnu. Sebagian besar prasasti ini tidak dapat terbaca karena beberapa bagian telah usang.

Prasasti Jambu 
Prasasti Jambu berisi tulisan yang apabila diterjemahkan ," gagah dan mengagumkan dan jujur terhadap tugasnya adalah pemimpin manusia yang tiada taranya yang termashur dari Sri Purnawarman yang memerintah di taruma dan yang baju zirahnya tak dapat ditembus senjata musuh. Ini adalah sepasang tapak kakinya yang senantiasa berhasil menggempur kota- kota musuh, dihormati para pangeran, tetapi merupakan duri bagi yang menentangnya."

Prasasti Pasir Awi dan Muara Cianteun 
Kedua prasasti tersebut masih belum berhasil dibaca namun dalam prasasti terdapat gambar sepasang telapak kaki manusia. 

Prasasti Tugu 
Prasasti tugu merupakan prasasti yang terpanjang dan terpenting dari raja Purnawarman. Tulisannya dipahatkan pada sebuah batu bulat panjang yang melingkar. Isi prasasti Tugu adalah sebagai berikut, 
"Raja Purnawarman pada masa pemerintahannya yang ke-22 telah menggali sebuah sungai yang bernama sungai Gomati yang panjangnya 6.122 busur atau 12 km dalam waktu 21 hari di samping sungai yang sudah ada, yaitu sungai Candrabhaga (sungai Bekasi). Penggalian ini dimaksudkan untuk mengatasi bahaya banjir yang selalu melanda daerah sekitarnya. Raja memberikan hadiah berupa 1000 ekor sapi sebagai tanda terima kasihnya kepada para dewa. "

Prasasti Cidanghiang 
Prasasti Cidanghiang berisi dua baris kalimat yang berbunyi, "Ini tanda keperwiraan , keagungan, dan keberanian yang sungguh- sungguh dati raja dunia yang mulia Raja Purnawarman yang menjadi panji sekalian raja. "

Selain peninggalan berupa prasasti, juga ditemukan arca Rajasri yang merupakan arca tertua, dua buah arca Wishnu yang memperlihatkan persamaan dengan arca- arca yang ditemukan di semenanjung Malaya, Siam, Kamboja. 

Dari prasasti dan peninggalan yang ditemukan, dapat dikatakan bahwa kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan Hindu tertua kedua setelah kerajaan Kutai. 

Kehidupan Politik, Sosial, Ekonomi, dan Kebudayaan 
Berdasarkan berita dari China, bahwa kerajaan To-Lo-Mo pada tahun 528, 535, 665 dan 666 yang mengirim utusannya ke China. Dalam berita ini membuktikan bahwa ada hubungan persahabatan antarkedua negara. 

Secara politis pengiriman utusan ke China dimaksudkan pula untuk menghindari gangguan atau ancaman dari negeri China. Kerajaan China dahulu beranggapan bahwa negerinya merupakan negeri pusat dimana seluruh kerajaan lain harus tunduk kepada mereka. 

Dalam bidang sosial, perhatian raja terhadap kesejahteraan rakyat sangat besar. Hal ini terlihat dari isi prasasti Tugu yang isinya mengenai penggalian Sungai Gomati. 

Penggalian itu diamksudkan untuk mengatasi bahaya banjir dan mengairi sawah- sawah rakyatnya, agar hasil produksi padi dan hasil pertanian lainnya dapat meningkat.

Dengan usaha raja tersebut, secara politis dapat mengangkat wibawa raja di mata rakyatnya dan dari segi ekonomi, penggalian sungai Gomati akan meningkatkan hasil pertanian rakyat sehingga rakyat semakin makmur karena ekonomi mereka semakin baik. Adapun perekonomian rakyat Tarumanegara berasal dari sektor pertanian, peternakan, dan perdagangan. 

Kerajaan Tarumanegara juga berhasil dalam bidang perdagangan dan pelayaran. Hal ini karena kerajaan dikelilingi oleh sungai- sungai besar maupun laut. Dengan demikian, dapat dipastikan pula bahwa selain perekonomian rakyatnya yang baik, kebudayaan mereka juga maju. Keahlian mereka dalam membuat rakit maupun perahu tidak diragukan lagi. 

Barang- barang yang diperdagangkan pada masa itu adalah gading gajah, cula badak, emas, perak, dan hasil- hasil pertanian. Adapun sarana angkutan di darat, mereka membuat gerobak- gerobak yang ditarik dengan kuda atau sapi dan kerbau. 

Hal tersebut membuktikan bahwa pemerintahan raja cukup baik dan masalah sosial kemasyarakatan cukup terbina dengan baik pula. Perekonomian dan pendapatan rakyat cukup tinggi, serta kebudayaan masyarakat pun sudah sangat tinggi untuk ukuran pada masa itu. 


Mengenal Tarumanegara, Kerajaan Tertua di Jawa Barat:  Sejarah, Prasasti Peninggalan, Agama, dan Keruntuhannya

Mengenal Tarumanegara, Kerajaan Tertua di Jawa Barat: Sejarah, Prasasti Peninggalan, Agama, dan Keruntuhannya

Kerajaan Tarumanegara merupakan salah satu kerajaan tertua di Nusantara yang terletak di wilayah Jawa Barat. Berdiri sekitar abad ke-4 M, Tarumanegara memainkan peran penting dalam sejarah awal nusantara dengan berbagai pencapaian politik, ekonomi, dan budaya. Sebagai kerajaan Hindu-Buddha, Tarumanegara meninggalkan warisan yang masih terasa hingga saat ini, terutama melalui prasasti-prasasti yang memberikan wawasan tentang kehidupan pada masa itu.

Photo by Ave Calvar on Unsplash

Sejarah Berdirinya Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358 M. Jayasingawarman berasal dari India dan memimpin sekelompok pengikut yang melarikan diri dari kekacauan politik di wilayahnya. Mereka menetap di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Jawa Barat, di tepi sungai Citarum, dengan nama "Tarumanegara" atau "Negeri Taruma."

Pada masa pemerintahan Dharmayawarman, yaitu putra dari Jayasingawarman, kerajaan Tarumanegara memperluas pengaruhnya ke seluruh wilayah Jawa Barat. Adapun puncak kejayaan Tarumanegara terjadi pada masa pemerintahan Raja Purnawarman. 

Raja Purnawarman dikenal karena kebijaksanaannya dalam memimpin serta berbagai proyek pembangunan infrastruktur, termasuk irigasi dan kanal.

Bukti Arkeologis dan Prasasti
Sejarah Kerajaan Tarumanegara didukung oleh sejumlah prasasti yang ditemukan di berbagai tempat di Jawa Barat. Prasasti-prasasti ini ditulis dalam aksara Pallawa dan bahasa Sanskerta, dan memberikan gambaran tentang kehidupan, budaya, serta sistem pemerintahan pada masa itu. Beberapa prasasti penting Tarumanegara adalah sebagai berikut :

Prasasti Tugu
Prasasti ini ditemukan di Tugu, Jakarta Utara, dan mencatat proyek penggalian kanal yang dilakukan oleh Raja Purnawarman. Kanal ini dirancang untuk mengendalikan banjir dan mengairi lahan pertanian, menunjukkan perhatian raja terhadap kesejahteraan rakyatnya.

Prasasti Ciaruteun
Terletak di dekat Bogor, prasasti ini memuat jejak kaki Raja Purnawarman yang dianggap sebagai lambang kekuasaan dan ketuhanan. Jejak kaki ini juga diapit oleh simbol cakra dan trisula, yang mewakili aspek-aspek keilahian dan kekuatan.

Prasasti Kebon Kopi
Dalam prasasti Kebon Kopi ini, terdapat jejak kaki gajah dan mengaitkan kekuasaan raja dengan kekuatan hewan tersebut. Prasasti ini menyoroti pentingnya gajah dalam ritual dan simbolisme kerajaan.

Struktur Pemerintahan dan Kehidupan Sosial
Kerajaan Tarumanegara memiliki sistem pemerintahan yang tersentralisasi dengan raja sebagai pusat kekuasaan tertinggi. Raja Purnawarman, khususnya, dikenal sebagai pemimpin yang kuat dan bijaksana. Selain sebagai pemimpin politik, raja juga dianggap memiliki peran religius yang signifikan, mencerminkan pengaruh Hindu-Buddha dalam kehidupan kerajaan.

Kehidupan sosial di Tarumanegara diwarnai oleh kegiatan agraris, terutama pertanian padi, yang didukung oleh sistem irigasi yang dibangun oleh pemerintah. Perdagangan juga memainkan peran penting, dengan Tarumanegara terlibat dalam jaringan perdagangan internasional yang mencakup India, Tiongkok, dan berbagai wilayah di Nusantara. Ini terbukti dari penemuan barang-barang seperti manik-manik, keramik, dan perhiasan dari luar negeri.

Pengaruh Budaya dan Agama
Kerajaan Tarumanegara memainkan peran penting dalam penyebaran agama Hindu dan Buddha di Jawa Barat. Pengaruh India terlihat jelas dalam prasasti dan arsitektur, serta dalam sistem pemerintahan dan budaya. Misalnya, penggunaan aksara Pallawa dan bahasa Sanskerta mencerminkan hubungan budaya yang erat dengan India.

Tarumanegara juga menjadi pusat kebudayaan yang penting, di mana seni, sastra, dan ilmu pengetahuan berkembang. Candi dan prasasti yang ditemukan di wilayah kerajaan menunjukkan adanya upaya untuk mengembangkan arsitektur dan seni rupa yang mencerminkan pengaruh Hindu-Buddha.

Keruntuhan Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara mulai mengalami kemunduran pada abad ke-7, bersamaan dengan meningkatnya pengaruh kerajaan-kerajaan lain di Nusantara. Salah satu faktor utama yang menyebabkan kemunduran Tarumanegara adalah munculnya Kerajaan Sriwijaya yang mendominasi perdagangan dan politik di wilayah tersebut.

Pada akhirnya, wilayah Tarumanegara menjadi bagian dari kekuasaan Kerajaan Sunda yang lebih besar. Meskipun demikian, warisan Tarumanegara tetap hidup dalam berbagai aspek budaya dan sejarah Jawa Barat.

Beberapa warisan Kerajaan Tarumanegara masih dapat dilihat dalam berbagai aspek kehidupan modern di Jawa Barat. Prasasti dan situs arkeologis yang ditemukan memberikan wawasan berharga tentang sejarah awal Indonesia dan menjadi daya tarik wisata sejarah yang penting. Nama-nama tempat, cerita rakyat, dan tradisi lokal juga mencerminkan pengaruh Tarumanegara.

Dalam konteks yang lebih luas, studi tentang Tarumanegara membantu untuk memahami proses pembentukan kerajaan-kerajaan di Nusantara, pengaruh budaya luar, dan perkembangan awal sistem pemerintahan serta ekonomi di Indonesia.

Dalam hal ini, sebagai salah satu kerajaan tertua di Nusantara, Kerajaan Tarumanegara  memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan politik, ekonomi, dan budaya di Jawa Barat. Melalui prasasti-prasasti yang tersisa, kita dapat melihat bagaimana Tarumanegara memainkan peran penting dalam membentuk sejarah awal Indonesia, menyebarkan pengaruh Hindu-Buddha, dan membangun infrastruktur yang mendukung kehidupan masyarakat pada masanya. Warisan Tarumanegara tetap hidup hingga kini, menjadi bagian integral dari identitas budaya dan sejarah Jawa Barat.

Itulah tentang kerajaan Tarumanegara, sebagai salah stau kerajaan tertua di Jawa Barat. Semoga pembahasan di atas dapat memberikan manfaat buat sahabat AhzaaNet semuanya. 

Salam. 

Formulir Kontak