Ahzaa.Net: Kelas Kolaboratif
Memanfaatkan Google Docs dalam Latihan Menulis Kolaboratif di Kelas

Memanfaatkan Google Docs dalam Latihan Menulis Kolaboratif di Kelas

Belajar secara daring dalam masa pandemi yang lalu mengajarkan banyak hal. Kita menjadi mampu memanfaatkan sumber daya yang ada dalam memberikan pembelajaran yang terbaik buat anak didik kita. Untungnya selama pembelajaran daring, terdapat berbagai dukungan teknis teknologi dengan tersedianya berbagai aplikasi maupun alat yang memungkinkan kita mengembangkan pembelajaran berbasis teknologi secara maksimal. 

Nah, sebagai contoh dalam pelajaran bahasa, misalnya dalam topik menulis. Kita bisa memanfaatkan salah satu fitur dari Google Docs untuk membuat pelajaran menulis secara kolaboratif. 

Menulis kolaboratif (colaborative writing) ditujukan untuk membantu siswa dalam belajar sekaligus merespon dalam sebuah komunitas yang sama. Hal ini akan membuat siswa belajar secara  aktif melalui respon atau komentar dari teman lainnya, artinya pembaca dari tulisan tersebut dapat menjadi posisi pengamat demikian juga sebaliknya. 
Berkaitan dengan hal tersebut, pada tulisan ini kita akan mencoba mempraktikan bagaimana cara memanfaatkan fitur Google Docs dalam colaborative writing . 

Pada prinsipnya, menulis kolaboratif melalui Google Docs menggunakan sistem 'revision history' yang memungkinkan kita untuk melihat perubahan serta menambahkan revisi pada tulisan yang dibuat sebelumnya. Dalam hal ini siswa yang sudah ditambahkan melalui email, dapat berperan dalam pembelajaran kolaboratif menulis khususnya menambah, mengurangi, maupun mengedit setiap bagian teks yang dibuat. Teks yang ditambahkan atau diedit akan  disorot dalam warna yang berbeda sehingga kita bisa mengetahui sumber tulisan siswa. 

Langkah- Langkah Menulis Kolaboratif dengan Google Docs
1. Kita instruksikan siswa untuk menggunakan  akun Gmail
2. Login ke akun Google Drive kita
3. Klik New pada bagian atas kiri dashboard halaman lalu klik Google Docs.

4. Ketik tulisan atau dokumen pada Google Docs. Dalam hal ini,saya membuat sebuah potongan teks bahasa Inggris "Narrative Text" yang nantinya siswa akan melanjutkan tulisan dan menganalisis struktur kalimat dalam teks tersebut. 


5. Kita bagikan dengan cara klik atau pilih Share pada pojok kanan tampilan.

6. Kita undang siswa dengan email mereka untuk menulis pada tulisan. Klik Send untuk mengirimkan. Pada bagian ini kita bisa mengundang lebih banyak siswa dalam komunitas menulis.

7. Siswa yang merespon akan tampil akunnya pada bagian pojok kanan atas.
8. Siswa yang sudah merespon dapat kita libatkan dalam penulisan dokumen melalui Google Docs. Hasil tulisan dari siswa akan ditandai dengan warna penanda yang berbeda dan menunjukkan akun dari Google mereka. 

9. Tulisan akan bisa dilihat dan di review oleh semua anggota komunitas menulis. Melalui fitur komentar pada bagian pojok kanan Google Docs, kita dapat mendiskusikan kesalahan atau aspek- aspek dalam penulisan misalnya grammar, struktur kalimat, maupun struktur teks-nya. 


 
Menarik bukan? Ada pengalaman menggunakan Google Docs dalam menulis kolaboratif dalam kelas? Yuk bisa share pengalaman teman- teman pada kolom komentar.  Semoga Bermanfaat. 
Terima kasih.

Dengan demikian, secara tidak langsung siswa akan dituntut belajar aktif melalui respon/ komentar dari teman lainnya, sedangkan readers berada dalam posisi reviewer.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/khanifaimelda/menulis-kolaboratif-menuju-pembelajaran-yang-disipliner_555480c06523bda51d4aef87
Dengan demikian, secara tidak langsung siswa akan dituntut belajar aktif melalui respon/ komentar dari teman lainnya, sedangkan readers berada dalam posisi reviewer

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/khanifaimelda/menulis-kolaboratif-menuju-pembelajaran-yang-disipliner_555480c06523bda51d4aef87
Dengan demikian, secara tidak langsung siswa akan dituntut belajar aktif melalui respon/ komentar dari teman lainnya, sedangkan readers berada dalam posisi reviewer

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/khanifaimelda/menulis-kolaboratif-menuju-pembelajaran-yang-disipliner_555480c06523bda51d4aef87
Cara Menggunakan Google Jamboard untuk Pembelajaran Jarak Jauh (Remote Learning)

Cara Menggunakan Google Jamboard untuk Pembelajaran Jarak Jauh (Remote Learning)

Dalam pembelajaran jarak jauh, kita pasti memerlukan tool- tool  untuk menunjang pembelajaran agar lebih menarik dan interaktif. Pembelajaran jarak jauh pada prinsipnya sama dengan pembelajaran tatap muka. Perbedaannya adalah pada interaksi pembelajaran yang dilaksanakan. Pada sistem tatap muka, terdapat interaksi langsung antara guru dan siswa sedangkan pada pembelajaran jarak jauh, interaksi tatap muka harus dilakukan dengan menafaatkan alat. Pembelajaran jarak jauh bukanlah sebuah pilihan yang harus diambil dalam jangka waktu yang lama akan tetapi sebuah alternatif terbaik untuk menggantikan sementara pembelajaran yang saat ini tidak bisa diberlakukan secara tatap muka. 

Nah, pada post kali ini saya akan mencoba mengulas salah satu tool dari Google yaitu Jamboard. Topik ini sengaja saya pilih untuk mengembangkan tool- tool yang sudah ada dalam menunjang pembelajaran jarak jauh. Lebih lanjut mengenai Jamboard, berikut ulasannya.

Google Jamboard adalah  sebuah papan virtual interaktif yang dikembangkan oleh Google. Layaknya  sebuah papan tulis konvensional, Jamboard dapat digunakan secara efektif dalam pembelajaran dengan beragam fitur yang tersedia.


Langkah awal untuk memulai Jamboard, buka dulu Jamboard Google di Jamboard.google.com. Mari kita kenali beberapa fitur- fitur di dalamnya. Ada enam bagian utama dalam Jamboard.



1. Diisi judul
2. Fitur background layar, bisa diganti dengan warna, atau pola sesuai kebutuhan guru
3. Halaman frame atau slide
4.Tool interaksi Jamboard, kita bisa manfaatkan pen, penghapus, sticky notes, upload gambar melalui menu ini
5. Layar Jamboard
6. Bagikan atau tombol share untuk membagikan layar Jamboard kepada siswa agar mereka dapat tergabung dalam interaksi

Baik, setelah mengenal fitur- fitur dari Jamboard kita akan memulai bagaimana membuat pembelajaran interaktif dengan jamboard.

Memulai kelas dengan Jamboard
Syarat utama untuk memulai pembelajaran interaktif dengan Jamboard adalah bahwa siswa juga harus online seperti halnya tatap muka kelas berlangsung.

Pertama, bagikan papan tulis agar siswa dapat juga melihat dan berinteraksi di dalamnya.



Copy kan link yang tersedia dan jangan lupa untuk menge-set aksesnya agar siswa dapat berkolaborasi di Jamboard.



Apabila akses belum dibuka, siswa hanyya bisa melihat saja tanpa bisa mengedit. Pada layar Jamboard siswa juga secara otomatis terpampang settingan untuk mereka, misalnya saja "Hanya Lihat", berarti siswa tidak dapat mengedit konten di dalamnya nanti.



tampilan Jamboard Siswa dengan settingan belum dibuka

Setelah kita buka aksesnya, kita dapat membagikan link melalui whatsapp grup atau media yang terintegrasi dengan kelas yang dimiliki seperti Google Classroom.

Pada saat siswa sudah membuka link tautan, maka secara otomatis siswa akan masuk ke dalam layar Jamboard kita. Pada bagian atas, akan terdapat ikon yang menunjukkan keberadaan siswa.

Sebagai contoh pada pembelajaran ini saya akan memberikan penjelasan mengenai Food label. Maka saya upload gambar Label pada layar.

Saya masukkan gambar atau media dari luar dengan memilih icon gambar untuk membukanya. Teman- teman bisa upload gambar, memilih melalui penelusuran Google, Google Drive atau Foto.



Berikut tampilan Jamboard setelah gambar berhasil saya upload.



Lalu saya tuliskan proses memberi pertanyaan pada siswa, yaitu "What is it?" melalui sticky notes.



Pada tampilan akan muncul seperti berikut ini,


Pada layar Jamboard siswa, akan tampil hal yang sama. Mereka juga akan menjawab melalui sticky notes. Siswa dapat menggunakan sticky notes dengan pilihan warna berbeda dengan yang guru gunakan,


tampilan pada Jamboard layar siswa
Pada layar Jamboard yang dimiliki oleh guru secara otomatis akan muncul sticky notes yang merupakan jawaban dari siswa dengan pojok bagian kiri atas yang terdapat ikon siswa.

Tampilan pada Jamboard layar guru


Lanjutkan proses pembelajaran sampai dengan selesai sampai siswa benar- benar mengerti tentang materi yang diajarkan. Misalnya saja melanjutkan dengan ajukan pertanyaan lagi misalnya tujuan dari food label ( What is the purpose of food label?) dan sebagainya. Tentu saja manfaatkan sticky notes atau fitur tool lainnya untuk berinteraksi..

Google Jamboard juga dapat dimanfaatkan oleh guru matematika untuk menyampaikan pembelajarannya. Misalnya saja berikan pertanyaan matematika dan instruksikan siswa untuk menjawab pertanyaan tersebut.

Menarik bukan?

Demikian cara menggunakan Google jamboard untuk pembelajaran jarak jauh ( remote learning). Semoga ulasan dan tutorial ini bermanfaat bagi semuanya.

Salam.
Google Classroom untuk Siswa : Cara Mudah Kirim Tugas Siswa Di Google Classroom Part I

Google Classroom untuk Siswa : Cara Mudah Kirim Tugas Siswa Di Google Classroom Part I

Tutorial ini adalah lanjutan dari panduan Google Classroom tentang bagaimana guru membuat penugasan untuk siswa. Bagi teman- teman yang belum membaca tulisan tersebut, bisa dibaca pada tautan artikelnya di,


Nah, langkah selanjutnya adalah kita instruksikan siswa untuk mengecek email yang mereka daftarkan pada Google Classroom kita.  Caranya bisa melalui grup whatsapp yang dikelola dengan memberitahukan untuk cek email mereka masing- masing.

Tutorial untuk siswa saya bagi menjadi dua bagian agar tidak terlalu panjang. Bagian pertama adalah versi dekstop atau PC. Kemudian untuk bagian kedua adalah versi smartphone. Meskipun keduanya agak mirip tetapi ada beberapa fitur yang harus disesuaikan. Baik, berikut langkah- langkahnya, sayya mulai dari yang versi dekstop dulu yaa...

Versi Dekstop
Bagi siswa langkah- langkah untuk mengumpulkan tugas melalui Google Classroom sangatlah mudah.
Pertama cek email siswa. Siswa yang sudah terdaftar di Classroom, akan menerima notifikasi atau pemberitahuan baik itu pengumuman ataupun penugasan yang diberikan oleh guru. Berikut contoh pesan yang masuk ke email siswa,

Langsung saja klik Buka pada link tautan yang tersedia. maka siswa akan diarahkan untuk membuka halaman Classroom.

Inilah halaman dashboard Google Classroom siswa dalam tampilan dekstop. Untuk tampilan pada layar smartphone akan saya post di tulisan selanjutnya,

Siswa dapat mengunggah tugas dengan memilih tombol Tambah atau Buat pada bilah kanan layar. Siswa dapat melampirkan dokumen seperti Google Drive, Link, atau File atau melampirkan Google products ke dalam tugas siswa.
Pada case ini, guru memberikan tugas melalui Google Docs. Silahkan klik pada tautan dokumen tersebut.

Secara otomatis, Google Docs akan terbuka dan siswa bisa mengerjakan sesuai dengan instruksinya. Pada instruksinya, siswa diminta untuk menebalkan pada pilihan jawaban yang benar. Pada tahap ini prinsipnya adalah sistem kolaboratif guru dan siswa. Siswa dapat mengedit dokumen yang diberikan oleh guru.



Setelah selesai, tutup dokumen di Google Docs tadi yang sudah diedit. Dokumen akan secara otomatis tersimpan pada Googel Docs guru. Kembali lagi ke halaman Google Classroom siswa, lalu pilih Tandai sebagai selesai.


Oya, siswa juga bisa meninggalkan komentar mereka atas tugas yang dibuat.

Sebelum masa tenggat waktu habis, siswa masih dapat membatalkan pengumpulan tugas, misalnya saja untuk keperluan revisi.

Demikian tutorial bagaimana cara siswa mengumpulkan tugas guru di Google Classroom Part I. Untuk bagian kedua, bisa dilihat pada artikel berikut ini,


Semoga tulisan ini bermanfaat.

Salam.
Cara Mudah Menerapkan Latihan Menulis Kolaboratif (Collaborative Writing) di Kelas dengan Google Docs

Cara Mudah Menerapkan Latihan Menulis Kolaboratif (Collaborative Writing) di Kelas dengan Google Docs

Colaborative writing merupakan salah satu teknik untuk latihan menulis dalam meningkatkan keterampilan menulis. Colaborative writing dapat diterapkan dalam pembelajaran untuk membantu siswa dalam belajar khususnya dalam meningkatkan keterampilan menulis mereka dalam sebuah dalam sebuah komunitas yang sama.

Saat menulis, siswa akan dituntut belajar aktif disertai respon/ komentar dari teman lainnya, sedangkan readers berada dalam posisi reviewer.
Kita bisa memanfaatkan  fitur Google Docs yaitu 'revision history'. Fitur ini menyediakan fasilitas untuk  menerapkan colaborative writing dalam pembelajaran.
Revision history' memungkinkan anda untuk melihat semua perubahan yang anda atau orang lain khususnya siswa aanda terhadap tulisan atau tugas menulis yang telah dibuat. Setiap orang atau siswa yang sudah kita tambahkan dalam kelompok via akun email, bisa menambah, mengedit setiap bagian teks yang dibuat dan semua bagian dari teks yang telah ditambahkan ke dokumen akan disorot dalam warna yang berbeda sehingga bisa kita ketahui tulisan setiap siswa.
Berikut langkah- langkahnya,
1. Gunakan akun Gmail untuk semua siswa
2. Masuk atau login ke akun Google Drive 
3. Pilih New pada sebelah kiri atas lalu klik Google Docs.
4. Setelah muncul tampilan Google Docs, ketik tulisan atau dokumen yang akan kita bagikan. Sebagai contoh saya menggunakan sebuah teks narrative bahasa Inggris. Tulisan ini nantinya akan dilanjutkan oleh siswa  kita.
5. Klik atau pilih Share pada pojok kanan tampilan.
6. Isikan alamat email siswa yang akan kita undang untuk menulis pada tulisan atau dokumen kita lalu klik Send. Kita bisa mengundang lebih banyak siswa dalam komunitas menulis.

7. Tunggu sampai siswa yang kita undang tadi merespon email undangan dan membuka email yang sudah kita kirimkan. Bila berhasil pada langkah ini, maka akan tampil alamat email pada bagian pojok kanan atas.
8. Libatkan siswa yang sudah kita undang tadi dalam penulisan dokumen kita melalui Google Docs pada akun mereka. Hasil tulisan dari siswa kita akan ditandai dengan warna penanda yang berbeda. Tulisan akan bisa dilihat dan di review oleh semua anggota komunitas menulis.

9. Bila ada kesalahan atas tulisan siswa, klik pada comments (komentar) pada bagian pojok kanan atas tampilan menu Google Docs, maka kita akan menemukan Thread atau diskusi tentang tulisan atau dokumen yang sudah ditulis.

Menarik bukan?
Semua tutorial tersebut bisa dicoa dan diterapkan untuk kelas anda. Selamat mencoba dan semoga bermanfaat.

Terima kasih.

Dengan demikian, secara tidak langsung siswa akan dituntut belajar aktif melalui respon/ komentar dari teman lainnya, sedangkan readers berada dalam posisi reviewer.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/khanifaimelda/menulis-kolaboratif-menuju-pembelajaran-yang-disipliner_555480c06523bda51d4aef87
Dengan demikian, secara tidak langsung siswa akan dituntut belajar aktif melalui respon/ komentar dari teman lainnya, sedangkan readers berada dalam posisi reviewer

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/khanifaimelda/menulis-kolaboratif-menuju-pembelajaran-yang-disipliner_555480c06523bda51d4aef87
Dengan demikian, secara tidak langsung siswa akan dituntut belajar aktif melalui respon/ komentar dari teman lainnya, sedangkan readers berada dalam posisi reviewer

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/khanifaimelda/menulis-kolaboratif-menuju-pembelajaran-yang-disipliner_555480c06523bda51d4aef87
Cara Mudah Menerapkan Kelas Kolaboratif Dengan Platform Padlet

Cara Mudah Menerapkan Kelas Kolaboratif Dengan Platform Padlet

Padlet adalah sebuah platform melalui sebuah kanvas digital untuk menciptakan proyek kolaborasi dengan mudah. Prinsip kerja Padlet menyerupai selembar kertas dalam bentuk kanvas digital. Guru maupun siswa dapat mengisikan halaman kosong tersebut berbagai hal misalnya, video, catatan wawancara, tulisan teks anda sendiri atau juga menyisipkan beberapa dokumen.

Dengan menjadi admin, guru dapat memoderasi setiap tugas atau catatan yang muncul dalam kanvas digital Padlet. Selain itu guru juga dapat mengatur beberapa setting seperti moderasi pemberitahuan untuk menerima email setiap kali siswa mengirim tugas atau materi review tertentu ke dalam kanvas digital tersebut. 

Padlet dapat digunakan hampir dalam semua perangkat baik laptop maupun smartphone dengan koneksi internet.

Langkah-langkah membuat tulisan di Padlet.
Masuk ke website Padlet, daftar terlebih dahulu, bisa melalui akun Google, Facebook atau Microsoft.
Padlet memberikan dua pilihan akun, gratis atau berbayar, dengan kelebihan dan kekurangan masing- masing. 

Setelah proses pendaftaran selesai, pada halaman dashboard, mulailah untuk membuat kanvas pertama anda.

Pilih beragam tipe dari format yang disediakan sesuai kebutuhan masing- masing.

Silahkan atur atau setting tampilan format kanvas-nya baik judul, tampilan gambar, font, privasi pengguna. Pada langkah ini, anda dapat mengundang siswa untuk berkontribusi pada dinding anda. Saran saya, gunakan akun Gmail untuk lebih memudahkan.

Lihat pojok kanan bawah halaman kanvas, anda bisa menambahkan file, upload video, cuplikan film, dan sebagainya melalui klik "create".

Anda bisa mendownload atau mengekspor tulisan di kanvas digital dalam bentuk PDF, Spreadsheet, atau bahkan dapat disematkan dalam blog atau situs website.
Contoh karya dari galeri Padlet.
Menarik bukan?

Semoga tulisan ini memberikan manfaat bagi kita semua dalam menerapkan kelas kolaboratif dalam pembelajaran.

Selamat mencoba.
Salam.

Inilah 5 (lima) Web Tool Whiteboard yang Wajib Dicoba untuk Kelas Kolaboratif Anda

Inilah 5 (lima) Web Tool Whiteboard yang Wajib Dicoba untuk Kelas Kolaboratif Anda

Perkembangan internet membawa perubahan besar dan dampak yang luar biasa terhadap kehidupan manusia. Hal itu membawa akses informasi begitu cepat perputarannya. Arus informasi mencakup semua lini masa, juga dalam dunia pendidikan. Sistem pembelajaran konvensional mulai digantikan keberadaannya dengan sistem pembelajaran berbasis e-learning bahkan m-learning.

Guru dan siswa tidak perlu bertatap muka langsung dalam hubungan transfer pengetahuan. Contohnya adalah sistem kelas kolaboratif yang sedang menjadi trending saat ini. Sistem ini memang cocok diterapkan pada zaman teknologi ini, dengan berbagai kelebihan yang dimiliki. 
kelas kolaboratif

Nah, berkaitan dengan kelas kolaboratif, berikut ini kami rangkum lima tool whiteboard yang wajib dicoba untuk membantu kelas kolaboratif anda.

1. Jamboard
Jamboard
Jamboard merupakan versi digital dari papan tulis yang kita gunakan di kelas. Dalam hal ini Jamboard memungkinkan kita untuk berbagi ide secara real-time dan menciptakan kreatifitas pada siswa-siswa kita. Jamboard juga dilengkapi dengan banyak fitur menarik yang dapat membuat mereka menjadi lebih produktif.

Jamboard memungkinkan pengguna untuk bekerja sama satu sama lain dimanapun mereka berada. Mereka dapat mengakses Jamboard dengan smartphone atau tablet masing- masing. Dengan Jamboard, kita dapat dengan mudah menarik konten dari aplikasi web atau Drive seperti Documents, Spreadsheet, Slide, foto kemudian menambahkannya langsung ke dalam Jamboard. Untuk menggunakan Jamboard, anda harus membayar dengan harga sekitar $4,999 yang tentunya sepadan dengan fasilitas yang ditawarkan.

2. AWW A Web Whiteboard
AWW A Web Whiteboard merupakan sebuah aplikasi papan tulis yang memungkinkan anda menggunakan perangkat komputer, tablet, atau smartphone anda untuk menggambar sketsa dengan mudah dan berkolaborasi dengan orang lain, serta membagikannya dengan mudah.

Tampilan AWW A Web Whiteboard sangat user friendly, simpel dan menarik. Beberapa fasilitas yang ditawarkan antara lain fitur kolaboratif pengguna, upload file berformat PDF, PPT, dan file gambar ke dalam board anda. Hasil juga dapat di ekspor menjadi format dokumen PDF, mengunduhnya ke perangkat komputer lalu mengirim salinan kopiannya ke semua anggota grup. Aplikasi ini juga terintegrasi dengan Google Classroom Assignment. Terakhir, AWW A Web Whiteboard memungkinkan kita meng-embed board ke dalam webiset maupun LMS yang kita kelola melalui IFrame Link.


3. Mural
Mural adalah web tool kolaboratif lain yang memungkinkan pengguna untuk menggunakan catatan tempel untuk menuliskan gagasan secepat mungkin, baik dengan menggambar atau mengetik. Kita bisa menggunakan gambar, tautan, dan video untuk mendukung pembelajaran yang kita kelola.


4. Groupboard
Groupboard adalah papan tulis kolaboratif online gratis yang perlu dicoba. Web tool ini dapat berjalan dengan baik pada semua browser web termasuk iPhone, iPad dan Android dengan tanpa unduhan atau plugin yang diperlukan serta dapat dengan mudah disematkan ke situs web kita.

Groupboard menyediakan fitur untuk board pembelajaran dari kebutuhan biasa, design maupun untuk pelajaran matematika. 

5. Ziteboard
Ziteboard merupakan web tool board yang apat bekerja dalam berbagai perangkat seperti laptop, tablet, maupun perangkat seluler. Ziteboard dirancang untuk pembelajaran dengan antarmuka yang bersih dan mudah digunakan untuk melayani guru dan siswa dari segala usia dengan baik. Secara desain, platform visual  ini bertujuan untuk menyediakan sarana untuk pendidikan jarak jauh. Dengan menggunakan Ziteboard, kita memiliki ruang tanpa batas untuk dikerjakan bersama siswa atau kelas anda secara realtime.

Beberapa keunggulan Ziteboard antara lain berkolaborasi secara realtime, kapanpun dan di mana pun kita berada dengan board yang sama dan apa pun perangkat yang kita gunakan. Disamping itu kita dapat memasukkan file gambar maupun file PDF dalam board kita, meng-ekspor board ke dalam format gambar seperti PNG, SVG file dan file format PDF.

Demikian ulasan mengenai tool Google yang cocok untuk kelas kolaboratif di kelas. Bila sahabat Ahzaa memiliki alternatif lain tool kelas kolaboratif, silahkan share di kolom komentar ya?
Semoga bermanfaat.


5 (lima)  Macam Platform E-Learning Populer Berbasis  Media Sosial

5 (lima) Macam Platform E-Learning Populer Berbasis Media Sosial

Kemajuan teknologi harus membawa perubahan dalam dunia pendidikan. Kita tidak bisa cukup  mengandalkan cara- cara konvensional diterapkan di dalam pembelajaran kelas kita. Guru pun mesti kreatif dengan memanfaatkan teknologi dalam penerapan pembelajaran di kelas. Sistem pembelajaran yang sangat populer saat ini adalah sistem e-learning.
tekno guru

Sistem tersebut bisa kita dapatkan secara bebas di dunia maya. Banyak penyedia platform yang  sudah memfasilitasi sistem tersebut. Salah satunya adalah dengan berbasiskan media sosial. Basis media sosial merupakan sistem yang paling digemari saat ini karrena bisa melibatkan guru, siswa, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pembelajaran. 

Nah, berikut kami rangkum lima e-learning populer berbasiskan media sosial untuk diterapkan secara efektif dalam pembelajaran. 

#1. Edmodo
Edmodo merupakan jaringan media sosial yang bisa menghubungkan dan berkolaborasi antara siswa, guru, orang tua, dan antara satu dengan yang lain. Pada prinsipnya, Edmodo hampir sama dengan media sosial Facebook.
edmodo
Guru dapat membuat kelas pembelajaran campuran, bergabung dengan komunitas pembelajaran global, serta bisa menemukan dan mendapatkan bahan ajar yang berharga. Selain itu bagi orang tua, Edmodo membantu untuk mengawasi belajar anak- anak mereka, mengetahui pemberitahuan guru, melihat pelajaran, quiz, dan jadwal kegiatan. Bagi yang tertarik untuk mendaftar, gratis kok, silahkan saja kunjungi websitenya di www.edmodo.com

#2. Edublogs
logo edublogs
Edublogs merupakan salah satu layanan blogging yang dikhususkan untuk dunia pendidikan. Dengan fitur- fiturnya yang menarik seperti tampilan dan desain yang mudah, membantu guru dalam pembelajaran. Edublogs memungkinkan kita untuk membuat dan mengelola blog khususnya dalam dunia pendidikan. Kita bisa dengan gampangnya memasukkan teks, foto, video maupun podcasts.

Untuk mendaftarnya sangat mudah dan gratis, silahkan sign up saja ke website resminya di www.edublogs.org.


#3. Schoology
Schoology merupakan salah satu situs sosial yang memasukkan sistem pembelajaran dalam jejaring sosial, dengan kata lain Schoology menggabungkan Learning Management System (LMS) dengan jejaring sosial layaknya facebook.
Berbagai fitur menarik yang terdapat dalam Schoology antara lain membuat kelas mapel, kelompok belajar maupun sumber belajar. Dengan beragam fitur dan fungsi yang menarik tersebut, Schoology menjadi salah satu platform e-learning yang menarik dan menyenangkan dalam pembelajaran. Nah, bagi yang tertarik, silahkan kunjungi www.schoology.com.

#4. OpenStudy
OpenStudy merupakan situs sosial yang memungkinkan para anggotanya untuk menemukan solusi atas permasalahan belajar yang dimiliki misalnya dalam menyelesaikan pekerjaan rumah. Dengan kata lain, OpenStudy adalah situs sosial untuk belajar bersama.
Setiap anggota OpenStudy bisa membuat topik tertentu yang kemudian mengundang beberapa teman atau anggota yang lain untuk bergabung dalam topik tersebut untuk sarana belajar bersama. Bagi yang tertarik, silahkan saja kunjungi www.openstudy.com, dan jangan lupa siapkan email terlebih dahulu untuk mendaftarnya. 

#5. Quora
Quora merupakan sebuah platform tanya jawab yang tentunya sangat cocok bagi para pendidik. Dalam pembelajaran, Quora dapat digunakan untuk membuat diskusi antara guru, siswa ataupun orang yang berkompeten diluar jam pelajaran. Siswa akan dapat bertanya mengenai topik mata pelajaran yang belum mereka pahami ketika di kelas dan guru atau anggota lain yang berkompeten dalam bidangnya dapat memberikan timbal balik atas pertanyaan siswa tersebut.
Silahkan kunjungi websitenya di www.quora.com untuk menggunakan platform ini untuk tujuan pembelajaran.


Itulah 5 (lima)  macam platform e-learning berbasis  media sosial yang bisa saya ulas. Adakah alternatif selain lima platform diatas? Silahkan bagikan pada kolom komentar di bawah ya...

Semoga bermanfaat dan Terima Kasih.

Formulir Kontak