Ahzaa.Net: Dakwah periode Makkah
Nilai- Nilai Perjuangan Dakwah Rasulullah Saw pada Periode Makkah

Nilai- Nilai Perjuangan Dakwah Rasulullah Saw pada Periode Makkah

Perjuangan Nabi Muhammad Saw dalam berdakwah pada periode Makkah mendapat tantangan yang luar biasa dari kaum Qauraisy. Tentu saja hal- hal tersebut tidak menyurutkan Nabi Saw dalam mengajak agar masyarakat Quraisy menyembah Allah Swt dan meninggalkan ajaran yang menyimpang. Beberapa hambatan dan rintangan dihadapi oleh rasulullah dan pengikutnya. 

Gambar oleh WAQAR AHMAD dari Pixabay



Nah, bagi kita, meneladani atas apa yang Rasulullah perjuangkan merupakan suatu hal yang bermanfaat dalam kehidupan kita. Beberapa sikap yang dapat kita ambil terkait perjuangan Nabi Saw dalam menyebarkan ajaran Islam adalah sebagai berikut : 

Sikap tangguh 
Rasulullah sudah mencontohkan sikap ketika beliau berjuang dalam mengajak orang- orang Quraisy meninggalkan ajaran- ajaran yang menyimpang dan kembali ke jalan Allah Swt.  Sikap yang dimiliki Rasulullah tersebut adalah sikap tangguh dan pantang menyerah. Sikap tangguh dalam mewujudkan apa yang menjadi cita- citanya dan bersusah payah tanpa mengenal lelah, berkorban  hingga sukses. 

Sikap tangguh merupakan upaya yang diimbangi dengan pembelajaran serta latihan yang terus menerus. Sikap tersebut juga memerlukan dukungan dari beberapa aspek seperti kesehatan yang baik dan dukungan pemahaman yang benar. 

Dalam kehidupan sehari- hari, sikap yangguh dapat diwujudkan dalam berbagai hal diantaranya sebagai berikut ini,
  • Sungguh- sungguh dalam memanfaatkan waktu dalam belajar 
  • Mengamalkan sikap disiplin dan tanggung jawab terhadap segala peraturan di sekolah
  • Menjalankan perintah agama dan menjauhi larangan- larangan di dalamnya dengan penuh rasa ikhlas
  • Berpantang menyerah dan putus asa ketika mengalami kegagalan untuk meraih apa yang dicita- citakan 
  • Menjadikan suatu kegagalan sebagai sebuah pendorong atau semangat serta pembelajaran agar tidak mengalaminya di kemudian hari 
  • Mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi dengan cara yang baik 

Jiwa Berkorban 
Nabi Saw dan pengikutnya dalam berdakwah secara rela mengorbankan segalanya agar masyarakat Quraisy dapat menempuh jalan kebenaran Islam. Hal inilah yang menjadi nilai dan tauladan kita dalam bertindak di kehidupan sehari- hari. Ada beberapa contoh perilaku yang mencerminkan jiwa berkorban dalam kehidupan sehari- hari diantaranya sebagai berikut ini, 

Mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi.
Sebagai seorang yang beriman, kita harus dapat mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi. 

Sikap membantu orang- orang yang membutuhkan
Islam mengajarkan agar umatnya selalu menolong orang- orang yang membutuhkan. Hal ini dapat dilakukan dengan menyisihkan sebagian harta untuk membatu orang lain yang memerlukan. Pasalnya, dalam harta yang kita miliki terdapat sebagian harta orang lain yang membutuhkannya. 

Memanfaatkan waktu untuk kegiatan yang bermanfaat
Waktu merupakan hal yang sangat terbatas dan tidak dapat diulang kembali. Oleh karenanya, memanfaatkan waktu dengan sebaik- baiknya merupakan langkah yang tepat agar tidak menyesal di kemudian hari. 

Demikian nilai- nilai yang dapat diteladani dari perjuangan dakwah Rasulullah selama periode Makkah. Semoga kita dapat menerapkan nilai- nilai tersebut dalam kehidupan sehari- hari. 

Semoga bermanfaat.

Salam. 
Materi SKI : Dakwah pada Periode Makkah, Apa saja Hambatannya?

Materi SKI : Dakwah pada Periode Makkah, Apa saja Hambatannya?

Orang- orang Quraisy melihat bahwa perkembangan Islam semakin kuat dan mendengar bahwa nenek moyang mereka mulai ditinggalkan. Kemarahan dan permusuhan pun timbul dari orang- orang Quraisy kepada Nabi Muhammad Saw dan para pengikutnya. Tidak sedikit para pengikut Nabi Saw yang diancam, bahkan disiksa diluar perikemanusiaan, terutama bagi mereka yang berasal dari golongan rendah.

Gambar oleh Данила Кривошеев dari Pixabay

Mereka, para kafir Quraisy tidak berani melakukannya kepada Nabi Muhammad Saw. Pasalnya, Nabi Saw mendapatkan perlindungan dari pamannya, Abu Thalib. Selain itu, Nabi Saw merupakan keturunan dari Bani Hasyim yang memiliki kedudukan dan martabat yang tinggi di kalangan masyarakat Quraisy. 

Hasutan dan Ancaman Kaum Kafir Quraisy
Jalan yang ditempuh oleh kaum kafir Quraisy yaitu dengan menghasut para penduduk Makkah agar membenci dan memusuhi Nabi Saw dan agama Islam. Hasutan bahkan ditujukan pula kepada paman Nabi Saw, Abu Thalib yang telah mengasuh dan memelihara beliau sedari kecil. Abu Thalib diancam dan dipaksa untuk melarang Nabi Saw melakukan syiar agama Islam. 

Mendapati ancaman dari kaum Quraisy, pada suatu waktu, Abu Thalib pernah meminta Nabi Saw untuk menghentikan dakwahnya. Namun Nabi Saw tidak ingin meninggalkan atau menghentikan dakwah, bahkan beliau berujar," Wahai pamanku, demi Allah, sekiranya matahari diletakkan di sebelah kananku, dan bulan di sebelah kiriku, agar aku berhenti berdakwah, pasti aku tidak mau berhenti, sehingga Allah memberikan aku kemenangan atau binasa dalam perjuangan,"

Meskipun para pemuka Quraisy berkali- kali menyakiti Nabi Muhammad Saw, secara pribadi maupun menyakiti orang- orang terdekatnya, akan tetapi beliau tidak pernah putus asa dan menghentikan dakwahnya. Nabi Saw berusaha agar orang- orang memeluk agama Islam dan kembali ke jalan Allah Swt. 

Para pemuka Quraisy, Abu Jahal, Abu Sufyan dan lainnya pernah mendatangi Abu Thalib dan mengancamnya sembari mengatakan, " Wahai Abu Thalib! Kamu sudah tua, kamu harus mampu menjaga dirimu, dan jangan membela Muhammad untuk terus menerus berdakwah. Kalau hal itu terus dilakukan, maka keluarga kita akan pecah dan binasa."

Suatu waktu, pemimpin Quraisy mendatangi Abu Thalib dengan membawa seorang pemuda tampan yang bernama Amrah ibn Al Walid yang usianya sebaya dengan Nabi Saw. Mereka berkata, " Wahai Abu Thalib! Muhammad saya tukar dengan orang lain, peliharalah orang ini, dan serahkan Muhammad kepada kami untuk dibunuh."

Abu Thalib mendengar hal itu menjawab dengan lantang dan kasar," Hai orang kasar! Silahkan dan berbuatkah sesukamu, aku tidak akan takut". Setelah kejadian tersebut, Abu Thalib mengundang keluarga Bani Hasyim dan Bani Muthalib dengan tujuan meminta mereka untuk menjaga dan melindungi Nabi Saw dari penganiayaan orang- orang Quraisy. 

Gagalnya tekanan dan ancaman kepada Abu Thalib, pemimpin Quraisy mengutus Uthbah ibn Rabiah  untuk membujuk Nabi Saw meninggalkan dakwahnya. Uthbah ibn Rabiah memberikan beberapa pilihan agar Nabi Saw meninggalkan dakwahnya, diantaranya sebagai berikut :
  • Pemberian kekayaan jika Nabi Saw menginginkan kekayaan
  • Pemberian pangkat berupa pengangkatan menjadi raja bila Nabi Saw menginginkan derajat yang tinggi 
  • Pemberian seorang wanita yang cantik, bila Nabi Saw menginginkan

Nabi Muhammad Saw menjawab tawaran Uthbah ibn Rabiah tersebut dengan sebuah ayat dari Al Quran melalui Surah Fushshilat ayat 13 - 14 yang artinya, 

"Ketika para rasul datang kepada mereka dari depan dan dari belakang mereka (dengan menyerukan), "Janganlah kamu menyembah selain Allah." Mereka menjawab, "Kalau Tuhan kami menghendaki tentu Dia menurunkan malaikat-malaikat-Nya, maka sesungguhnya kami mengingkari wahyu yang engkau diutus menyampaikannya."

Uthbah ibn Rabiah tertunduk mendengar firman tersebut dan dalam hatinya membenarkan ajaran Nabi Saw. Ia kemudian kembali kepada kaumnya dan menceritakan apa yang terjadi serta menganjurkan kaumnya untuk mengikuti ajaran Nabi Saw daripada memusuhinya. 

Penyiksaan terhadap Kaum Quraisy
Ketidaksenangan kepada ajaran Islam yang dibawa Nabi Saw, membuat kaum Quraisy semakin memusuhi, mengganggu dan merintangi jalan dakwah Nabi Saw. Beberapa sahabat Nabi Saw pun mendapatkan siksaan dari kaum Quraisy diantaranya
  • Bilal ibn Rabbah
  • Yasir 
  • Amr ibn Yasir 
  • Sumayyah (istri Yasir)
  • Khabbab ibn Aris 
  • Ummu Ubais 
  • Zinnirah 
  • Abu Fukhaihah
  • Al-Nadyah 
  • Amr ibn Furairah
  • Hammamah 

Sahabat- sahabat Nabi Saw tersebut menerima siksaan yang luar biasa pedih seeprti Bilal ibn Rabbah yang dijemur di terik sinar matahari dengan  batu besar yang menimpanya maupun siksaan terhadap Sumayyah (istri Yasir) yang ditusuk dengan lembing hingga terpanggang.   

Siksaan tidak hanya dialami orang kaum bawah, para sahabat Nabi Saw yang merupakan orang terpandang pun tidak luput dari siksaan kaum Quraisy seperti Abu Bakar dan Zubair ibn Awwam.

Undang- Undang Pemboikotan
Ancaman dan penyiksaan yang dilakukan oleh kaum Quraisy tidak membuat gentar Nabi Saw untuk tetap mendakwahkan ajaran Islam. Kaum Quraisy pun mencari berbagai cara untuk menghentikan dakwah Nabi Saw, salah satunya yang paling berat bagi Nabi adalah dengan dibuatnya Undang- Undang Pemboikotan dan pengepungan dimana Bani Hasyim dan Bani Muthalib tidak boleh berhubungan dengan masyarakat Makkah. Undang- undang tersebut digantungkan di dinding Ka'bah  dan dijalankan selama tiga tahun di Syi'ib. 

Undang- Undang yang ditulis oleh Mansyur ibn Ikrimah tersebut berlangsung kurang lebih tiga tahun  dan rusak dan hancur dimakan rayap. Kemudian, undang- undang tersebut diambil dan dirobek oleh Zubair ibn Umayyah, Hisyam ibn Ammar, Muht'im ibn Adi, Adi Bahtari ibn Hisyam dan Zama'ah ibn Aswad  yang merasa kasihan dengan siksaan dan pemboikotan kaumnya terhadap Bani hasyim dan Bani Muthalib. 

Demikian hambatan- hambatan dan rintangan yang dihadapi oleh Nabi Saw ketika berdakwah pada periode Makkah. Semoga pembelajaran ini memudahkan teman- teman yang sedang mempelajari materi SKI di sekolah maupun madrasah. Semoga Bermanfaat.

Salam. 

Formulir Kontak