Ahzaa.Net: Assabiqunal Awwalun
Materi SKI : Strategi Dakwah Nabi Muhammad Saw di Makkah, Apa Saja dan Bagaimana Caranya?

Materi SKI : Strategi Dakwah Nabi Muhammad Saw di Makkah, Apa Saja dan Bagaimana Caranya?

Rasulullah Saw dalam dakwahnya tidak melakukannya dengan tergesa- gesa. Pasalnya, Beliau memahami bagaimana kondisi masyarakat Arab di kala itu. Rasulullah Saw mengerti tidaklah mudah untuk mengubah adat dan tradisi masyarakat arab yang penuh dengan kemaksiatan dan praktik kemunkaran. Kebiasaan yang telah dilakukan selama ratusan tahun dan turun temurun serta pengaruh agama Nasrani dan Yahudi yang telah dikenal lama oleh masyarakat menjadi tantangan yang berat bagi Rasulullah Saw dalam berdakwah. 

source : Pixabay

Ada dua tahapan yang dilakukan oleh Rasulullah Saw dalam menjalankan misi dakwah tesrebut, yaitu dakwah secara rahasia dan dakwah secara terang- terangan. Dakwah secara rahasia dilakukan secara terbatas terhadap kalangan tertentu seperti keluarga dan para sahabat terdekat sementara itu dakwah secara terang- terangan dilakukan kepada khalayak ramai. 

Dakwah Secara Rahasia ( al da'wah bi al Sirr)
Dakwah secara rahasia atau diam- diam dilakukan oleh nabi Muhammad Saw kepada keluarganya di rumah agar beriman kepada Allah Swt., beriman kepada Rasul-Nya, dan mengajarkan serta mengamalkan ajaran agama Islam. 

Setelah keluarganya, nabi Saw mulai berdakwah kepada para sahabat yang dekat satu persatu agar mereka menyembah Allah Swt dan meninggalkan kebiasaan mereka menyembah berhala. 

Assabiqunal Awwalun
Siti Khadijah, Istri Rasulullah, merupakan orang pertama yang beriman kepadanya, disamping saudara sepupu Rasulullah Saw, Ali BIn Abi Thalib, yang ketika itu berusia 10 tahun yang tinggal serumah dengannya. Ada juga Harits ibn Haritsah, budak beliau yang kemudian menjadi anak angkat beliau. Sahabat dekat nabi Saw, Abu Bakar Ash Shiddiq, dan Ummu Aimun, yang menjadi pengasuh Rasulullah di waktu kecil menjadi orang- orang yang pertama beriman kepada Allah Swt atas dakwah Nabi Saw. Mereka yang masuk Islam di awal- awal dakwah nabi saw diberikan gelar Assabiqunal Awwalun, artinya orang yang terdahulu masuk Islam

Masuknya Abu Bakar Ash Shidiq membawa pengaruh yang besar terhadap perkembangan Islam di awal- awal dakwah Nabi. Hal tersebut disebabkan oleh budi bahasa yang halus, perilaku yang baik, ilmu yang luas dan kemahiran dalam bergaul setelah meneladani Rasulullah Saw. 

Abu Bakar Ash Shidiq pun melakukan dakwah secara sembunyi- sembunyi, dan beberapa kaum yang merupakan sahabat  yang masuk Islam diantaranya :
  • Utsman Bin Affan 
  • Zubair ibn Awwam 
  • Sa'ad ibn Abu Waqqas
  • Abu Ubaidah ibn Jarrah dan Bani Hari
  • Abdurrahman bin Auf 
  • Arqam ibn Abu Al Arqam
  • Fatimah binti Khattab (adik Umar bin Khattab) beserta suaminya Said ibn Zaid al Adawy
  • dan beberapa penduduk Makkah dari kabilah Quraisy

Pelajaran tentang agama Islam diajarkan kepada orang- orang tersebut di atas di tempat yang tersembunyi yaitu di rumah Arqam ibn Abi al Arqam di kota Makkah. 

Nabi Muhammad juga berdakwah kepada pamannya, Abi Thalib yang tidak mau melepaskan agama nenek moyangnya. Kemudian Nabi Saw mengajak pamannya yang lain, Abu Lahab (Abul Uzza), namun mereka tidak mau menerima ajaran Islam hingga meninggal dunia.  

Setelah Nabi Saw berdakwah kepada saudara yang terdekat, beliau kemudian melanjutkan dakwahnya secara terbuka kepada masyarakat umum. 

Da'wah secara terang- terangan (al Da'wah bi al Jahr)
Da'wah secara sembunyi- sembunyi dilakukan oleh Rasulullah Saw kurang lebih selama tiga tahun, dan sejak turunnya ayat yang memerintahkan Rasulullah Saw untuk melakukan da'wah terbuka, maka Nabi saw mulai melakukan da'wahnya secara terang- terangan kepada lapisan seluruh masyarakat. Dalam QS Al Hijr ayat 94 dijelaskan tentang perintah Allah Swt kepada Nabi Muhammad Saw untuk melakukan da'wah secara terbuka, 

فَاصۡدَعۡ بِمَا تُؤۡمَرُ وَ اَعۡرِضۡ عَنِ الۡمُشۡرِكِيۡنَ

Artinya,
Maka sampaikanlah (Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang yang musyrik.

Setelah ayat tersebut turun, Rasulullah mulai menjelaskan dakwahnya secara terbuka kepada seluruh lapisan masyarakat dari lapisan bawah hingga lapisan atas, dari yang terdekat sampai yang terjauh.

Cara Nabi Saw dalam dakwah secara terang- terangan adalah pertemuan di tempat terbuka di bukit Safa. Dalam pertemuan tersebut, nabi Saw menjelaskan bahwa beliau diutus oleh Allah Swt untuk mengajak mereka menyembah Allah Swt dan meninggalkan sesembahan berhala. Adapun kaum Quraisy tidak mempercayainya, bahkan mengejek dan mendustakan apa yang disampaikan Nabi Saw. Abu Lahab dan istrinya, Abu Jahal dan Umar ibn Khattab termasuk tokoh Quraisy yang menolak ajakan Nabi Saw. 

Pertemuan yang kedua dilaksanakan di bukit Safa, dimana Nabi Saw mengumpulkan kembali keluarganya. Pada pertemuan tersebut, hadir lebih kurang 40 orang, termasuk Abu Lahab. Nabi Muhammad Saw menyampaikan pidato yang isinya sebagai berikut :
  1. Peringatan dan ancaman Allah Swt bagi orang yang tidak beriman dan sebaliknya, kenikmatan bagi orang yang beriman dan beramal saleh.
  2. Bahwa pada hari akhir nanti, beliau tidak dapat memberikan pertolongan, kecuali amal perbuatan manusia itu sendiri. 
  3. Permohonan kepada keluarganya supaya dapat membantu memelihara agama Islam. 

Abu Lahab mendengar pidato tersebut berseru dengan suara lantang menghardik dan mengejek ajakan Nabi Saw, bahkan dia melemparkan batu kepada Nabi Muhammad Saw. Dalam peristiwa tersebut, Nabi Saw bersikap tenang dan berjiwa besar , menghadapinya dengan penuh kesabaran. Tidak lama kemudian, turunlah ayat Al Quran yang mengejek Abu Lahab dan istrinya, yaitu QS Al Lahab ayat 1 - 5.

Agama Islam menjadi bahan perbincangan pada masyarakat arab pada waktu itu. Masyarakat Quraisy memiliki anggapan bahwa ajaran yang di bawah Nabi Saw tidak memiliki dasar dan tujuan, bahkan mereka mulai mengatur strategi untuk menghambat dan mengacaukan ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Saw. 

Itulah tentang strategi dakwah yang dilaksanakan oleh Nabi Muhammad Saw di Mekkah. Nabi Muhammad Saw banyak mendapat pertentangan dari kaum Quraisy, namun Nabi Saw menghadapinya dengan sabar dan jiwa yang mulia. 

Semoga sifat Nabi Saw menjadi suri tauladan yang baik pada kehidupan kita sehari- hari. Selamat belajar dan semoga bermanfaat.

Salam. 



Formulir Kontak