Mengenal Kerajaan Kalingga: Kehidupan Sosial, Politik, Ekonomi dan Kebudayaan - Ahzaa.Net

Mengenal Kerajaan Kalingga: Kehidupan Sosial, Politik, Ekonomi dan Kebudayaan

Mengenal Kerajaan Kalingga:  Kehidupan Sosial, Politik, Ekonomi dan Kebudayaan
Keberadaan kerajaan Kalingga atau Holing diketahui dari berita China pada zaman dinasti Tang (618 - 906 M). Dalam berita tersebut disampaikan bahwa terdapat sebuah kerajaan yang terletak di Cho-po. 

Bagian selatan kerajaan berbatasan dengan laut, sebelah utara berbatasan dengan Tahen-la (Kamboja), sebelah timur berbatasan dengan Po-li (Bali). 

Para ahli kemudian memperkirakan bahwa kerajaan Kalingga terletak di Pulau Jawa. Akan tetapi, seorang Belanda yaitu Ir. Moens, menyatakan bahwa Kalingga tidak mungkin berada di Pulau Jawa karena berdasarkan lalu lintas perdagangan pada saat itu, Kalingga lebih tepat berada di Selat Malaka. 


Gambar oleh Nattanan Kanchanaprat dari Pixabay

Kemudian seorang pendeta China bernama I-Tsing yang menyebutkan pada tahun 664 M, seorang pendeta China lainnya yang bernama Hwa-Ning, datang ke Kalingga/ Holing untuk menerjemahkan kitab- kitab suci agama Buddha Hinayana ke dalam bahasa China. Selama tugasnya, ia mendapatkan bantuan sepenuhnya dari seorang pendeta dari Holing/ Kalingga yang bernama Jnabhadra. Hwa-Ning tinggal di kerajaan Holing selama tiga tahun yaitu dari 664 sampai 667 M. 

Berita China dari dinasti Tang, menyebutkan bahwa kerajaan Holing menghasilkan emas, perak, cula badak, kulit penyu, gading, dan lain- lain. Rumah- rumah penduduk juga dipagar dan beratapkan daun nipah. Cara makan rakyat Holing memakai tangan dan tidak menggunakan sumpit seperti halnya orang China. Istana Ratu dibangun bertingkat berupa panggung atau bertiang tinggi sementara tahtanya terbuat dari gading. Masyarakat suka meminum  minuman keras yang terbuat dari sadapan mayang kelapa. 

Kehidupan Politik Kerajaan Kalingga/ Holing
Kerajaan Holing/ Kalingga diperintah oleh seorang ratu yang bernama Ratu Simo. Ia memerintah dengan keras namun jujur dan bijaksana. Ratu tidak segan untuk menjatuhkan hukuman bagi pelanggar hukum. Hal tersebut dilakukan agar rakyatnya dapat hidup disiplin, jujur, dan taat terhadap aturan dan titah ratu. 


Ia akan menjatuhkan hukuman bagi yang bersalah bagi siapapun termasuk keluarganya tanpa pilih kasih. Bahkan putranya sendiri yang dianggapnya bersalah menyentuh kantong emas yang bukan miliknya. 

Hal tersebut membuat wibawa Ratu Simo semakin baik di mata rakyatnya, bahkan musuhnya yang kemudian menjalin kerja sama dan persahabatan.  Hubungan dengan dunia luar berjalan dengan baik, terbukti Kerajaan Holing mengirim beberapa kali utusannya ke China. 

Kerajaan Holing terbagi menjadi 28 wilayah. Dalam pemerintahannya, Ratu dibantu oleh para menteri kerajaan, sebanyak 32 orang. Empat orang membantu ratu di pusat pemerintahan dan 28 orang mewakili ratu di tiap wilayah. 

Kehidupan Sosial Masyarakat
Dalam bidang sosial kemasyarakatan, terdapat hubungan baik antara ratu dengan para pembantunya. Para pembantu memberikan nasihat dan saran yang baik untuk kepentingan kerajaan. Hal ini terlihat dari bantuan Jnabhadra  kepada pendeta China Hwi-Ning untuk menerjemahkan kitab suci Buddha Hinayana dari bahasa Sansekerta ke  dalam bahasa China. 

Perekonomian Masyarakat
Dalam bidang perekonomian, masyarakat Holing cukup makmur dengan penghasilan dari berbagai usaha seperti bertani, berdagang, dan beternak.

Kehidupan Budaya
Masyarakat Holing juga disebut sebagai masyarakat yang berbudaya maju. Hal tersebut digambarkan dari berita China yang menyebutkan keadaan pemukiman masyarakat yang sudah menggunakan pagar kayu dan atap daun nipah. Berbagai peralatan pun dibuat untuk menunjang usaha masyarakat Holing. 

Nah, itulah gambaran kerajaan Kalingga/ Holing dilihat dari segi kehidupan sosial masyarakat, politik, ekonomi dan kebudayaan. Semoga pembahasan di atas bermanfaat buat teman- teman semuanya. Semoga Bermanfaat.

Salam.  


EmoticonEmoticon

Formulir Kontak