Kerajaan Kutai merupakan kerajaan Hindu tertua di Indonesia yang terletak di
Kutai, Kalimantan Timur. Berdasarkan sumber sejarah, terkait dengan kerajaan
Kutai ini, ada tujuh buah prasasti yang ditemukan Prasasti tersebut berbentuk
yupa (tugu batu) untuk upacara keagamaan dan merupakan lambang kebesaran
raja.
Prasasti- prasasti yang ditemukan ditulis menggunakan huruf Pallawa dengan
bahasa Sansekerta. Salah satu dari prasasti tersebut yaitu prasasti
Muarakaman, menyebutkan raja Mulawarman, anak dari Aswawarman, dan cucu dari
Kundungga.
Yupa Kerajaan Kutai Sumber : Wikimedia.org |
Isi Prasasti Muarakaman
Prasasti Muarakaman berisikan silsilah, agama dan kepercayaan yang dianut.
Berikut isi lengkapnya,
Sang Maharaja Kundungga yang amat mulia mempunyai putera yang masyhur,
bernama Sang Aswawarman yang seperti Sang Ansuman (dewa matahari)
menumbuhkan keluarga yang sangat mulia.
Sang Aswawarman mempunyai tiga orang putera. Yang terkemuka dari ketiga
orang puteranya itu adalah Sang Mulawarman : Raja yang berperangai baik,
kuat dan kuasa.
Sang Mulawarman telah mengadakan selamatan secara besar- besaran. Untuk
selamatan tersbeut tugu batu didirikan oleh para Brahmana.
Sang Mulawarman raja yang mulia dan terkemuka telah memberi 20.000 ekor
sapi kepada para Brahmana yang seperti api (bertempat) di dalam tanah yang
suci (bernama) Waprakeswara untuk peringatan akan kebaikan budi Sang Raja
itu. Tugu ini dibuat oleh para Brahmana yang datang dari tempat
ini.
Berdasarkan isi dari prasasti di atas, dapat disimpulkan bahwa
- Terdapat tiga angkatan dalam keluarga raja- raja Kutai, mulai dari Kudungga yang memiliki putra bernama Aswawarman. Aswawarman kemudian mempunyai tiga putra, yang salah satunya menjadi raja terkenal yaitu Mulawarman.
- Kundungga bukanlah pendiri wangsa namun Aswawarman yang mendirikannya. Menurut para hali, nama Kundungga berasal dari penghuni setempat sedangkan nama Aswawarman berasal dari India.
- Agama yang dianut oleh Raja Mulawarman adalah Hindu Syiwa yang dibuktikan dengan disebutkannya tempat suci bernama Waprakeswara. Waprakeswara senama dengan kata Baprakeswara di pulau Jawa yang dikaitkan dengan nama tempat suci untuk dewa Trimurti (Brahma, Wishnu, dan Shiwa).
Dengan demikian, diketahui bahwa sejak abad ke-5 telah terjadi akulturasi kebudayaan India dan Indonesia, terutama di kalangan istana. Sementara itu di kalangan rakyat biasa, masih mempertahankan unsur- unsur asli dan kepercayaan warisan nenek moyangnya.
Pada masa itu, kemungkinan masyarakat Kutai sebagian besar hidup dari pertanian, peternakan dan perdagangan. Hal ini hanya masih menjadi dugaan. Pasalnya, belum ada satu pun bukti berupa prasasti yang secara detail menjelaskan keadaan masyarakat Kutai pada masa tersebut.
Kehidupan Politik dan Pemerintahan
Kehidupan politik dan pemerintahan di Kerajaan Kutai berjalan dengan baik berdasarkan prasasti - prasasti yang ditemukan. Hal tersebut disiratkan dalam prasasti yang berbunyi, Mulawarman adalah raja yang berperangai baik, kuat dan kuasa."
Selain itu, disebutkan bahwa raja telah menghadiahkan 20.000 ekor sapi kepada golongan Brahmana sehubungan dengan upacara yang diadakan. Pemberian itu menandakan adanya hubungan yang baik antara raja dengan rakyatnya, maupun antara raja dengan golongan Brahmana.
Pembangunan tempat- tempat suci-pun dilakukan secara gotong royong sebagai kegiatan sosial yang tinggi. Adapun pemberian 20.000 ekor sapi menunjukkan bahwa perekonomian Kerajaan Kutai sangat kuat.
Begitu pula dari isi prasasti - prasasti tersebut juga menunjukkan bahwa rakyat Kutai hidup dengan aman dan tenteram di bawah naungan raja yang arif dan bijaksana.
Demikian tentang kerajaan Kutai Kartanegara sebagai kerajaan Hindu tertua di nusantara. Semoga pembahasan di atas bermanfaat untuk semuanya.
Salam.
No comments:
Post a Comment