11/20/2024

Materi Sejarah : Mengenal Proses Masuknya Agama dan Kebudayaan Islam di Indonesia dan Teori- Teori yang Berkembang

Para ahli masih bersilang pendapat berkaitan dengan proses masuk dan berkembangnya agama dan budaya Islam di Indonesia. Belum ada suatu pendapat yang pasti akan masuknya agama dan budaya Islam di Indonesia. 

Photo by Sharon McCutcheon on Unsplash

Beberapa pendapat mengatakan bahwa masuknya agama dan budaya Islam di Indonesia terjadi sekitar abad ke-8, yaitu melalui pedagang- pedagang Islam. 

Masuknya Agama dan Kebudayaan Islam di Indonesia 
Kegiatan perdagangan menjadi jalur utama masuknya agama dan kebudayaan Islam di Indonesia. Pasalnya, Indonesia yang kaya akan hasil bumi menjadi daya tarik para pedagang dari berbagai bangsa. 

Pedagang- pedagang dari China, India, Persia maupun Arab berdatangan ke kepulauan nusantara untuk melakukan aktivitas perdagangan. Selat Malaka sebagai jalur perdagangan internasional tumbuh dan berkembang dalam perdagangan antarbangsa. 

Melalui selat Malaka itulah para pedagang mengunjungi berbagai tempat di Indonesia seperti Jepara,  Tuban, Gresik dan tempat di timur nusantara yaitu Banjarmasin, Ambon, Gowa, dan Ternate yang dikenal sebagai pusat penghasil rempah- rempah. 

Melalui perdagangan itu, para pedagang yang berasal dari Persia, Arab, dan Gujarat yang memeluk agama Islam dapat memperkenalkan agama dan budaya arab ke penduduk lokal Indonesia. Hal tersebut dapat menjadi bukti bahwa masuknya agama dan budaya Islam dilakukan secara damai melalui hubungan perdagangan. 

Tentang kapan pastinya agama dan budaya Islam masuk ke Indonesia masih belum begitu jelas, namun yang pasti, para pedagang dari luar datang ke Indonesia melalui selat Malaka. Sejak berkembangnya kerajaan Sriwijaya, selat Malaka menjadi jalur pelayaran dan perdagangan. Pasalnya, sekitar abad ke-8, para pedagang Islam sudah berdatangan di Malaka dan Sriwijaya. Mereka menyebut Sriwijaya dengan sebutan Sribuza, Zabay, atau Zabag. 

Selanjutnya, terdapat bukti dengan ditemukannya sebuah batu tulis di Leren Gresik yang memuat keterangan tentang meninggalnya seorang perempuan yang bernama Fatimah binti Maimun, yang berangka 1082 Masehi. Hal ini menguatkan bahwa pada abad ke-11 agama Islam sudah ada di pulau Jawa dan dianut oleh beberapa orang. 

Menurut Marcopolo, agama Islam sudah berkembang di nusantara pada akhir abad ke-13. Dalam perjalanannya dari Tiongkok ke negara asalnya yaitu Venesia pada tahun 1292, ia singgah di Aceh bagian utara. Di daerah Perlak, Marcopolo menjumpai penduduk yang beragama Islam dan juga para pedagang dari Gujarat yang menyebarkan agama Islam. 

Keterangan dari Marcopolo tersebut juga belum dapat memastikan kapan agama Islam masuk ke wilayah nusantara. meskipun demikian, agama Islam masuk ke wilayah nusantara pada abad ke-8. 

Memasuki abad ke 13, agama Islam sudah menyebar ke beberapa wilayah Sumatra, daerah pantai semenanjung Malaka dan beberapa daerah Pulau Jawa. 

Teori Masuknya Islam ke Nusantara 
Ada beberapa teori masuknya Islam ke nusantara yaitu sebagai berikut, 

Melalui Pedagang Gujarat 
Teori pertama, yaitu Islam masuk melalui pedagang Gujarat bertolak belakang dengan pendapat Marcopolo yang menyatakan bahwa ia menyaksikan banyak pedagang Gujarat yang giat menyebarkan agama Islam ketika berkunjung ke Perlak pada tahun 1292. 

Pendapat tersebut diperkuat dengan adanya batu nisan Sultan Malik Al Saleh yang di datangkan dari Gujarat. Oleh masyarakat setempat, batu nisan tersebut disebut jaratan yang kemungkinan berasal dari nama Gujarat. 

Masuknya Islam melalui Pedagang Persia 
Pendapat kedua masuknya Islam ke nusantara melalui pedagang Persia dikemukakan oleh Umar Amir Husein dengan alasan bahwa ada kesamaan suku Laren dan Jawi seperti halnya di Persia. Ada kemungkinan bahwa kedua suku tersebut yang mengajarkan huruf arab di pulau jawa yang dikenal sebagai huruf arab pegon. 

Ahli lain yang mendukung pendapat ini, Husein Jayadiningrat, mengemukakan bahwa pasangan dalam bahasa arab disebut Jabar-jer, dimana istilah ini termasuk bahasa Iran yang dalam bahasa arab disebut fathah kasrah. Selain itu, pada bulan Muharram, Husein, putera Ali meninggal di Karbala. 

Di Persia, upacara meninggalnya Husein ditandai dengan mengarak peti yang disebut tabut. OLeh  karena itu, bulan Muharram disebut sebagai bulan tabut, yang mana masyarakat Aceh dan Minangkabau juga menyebut seperti itu.  Hal ini menguatkan adanya pengaruh Persia. 

Masuknya pedagang melalui pedagang Arab atau Mesir 
Hamka, seorang tokoh Islam berpendapat bahwa Islam masuk ke nusantara melalui arab atau mesir. Ada dua alasan yang dikemukakan untuk menguatkan teori tersebut yaitu :

a. Raja- raja Samudra Pasai menganut Madzhab Syafi'i. Adapun penganut mazhab Syafi'i adalah masyarakat Mesir dan Makkah. Jika agama Islam yang masuk ke Indonesia berasal dari Persia, maka pastilah banyak masyarakat Indonesia yang menganut aliran Syiah seperti di Persia atau bermazhab Hanafiah seperti di India. 

b. Gelar al Malik yang digunakan oleh raja- raja Samudra Pasai, berasal dari Mesir, sementara itu gelar Syah yang berasal dati Persia, baru digunakan oleh raja Malaka pada awal abad ke-15. 

Nah, ketiga pendapat atau teori tersebut memiliki alasan yang kuat. Para pedagang, baik dari arab, Persia maupun Gujarat, sama- sama memiliki peranan yang penting dalam penyebaran agama Islam di wilayah nusantara. 

Itulah tentang teori- teori proses masuknya agama dan kebudayaan Islam di Indonesia. Semoga pembahasan ini dapat memberikan tambahan referensi buat teman- teman yang sedang mempelajari materi ini.

Semoga Bermanfaat 

Salam. 

No comments:

Post a Comment