10/09/2024

Hari Santri Diperingati Setiap 22 Oktober, Bagaimana Sejarahnya?

Hari Santri yang diperingati setiap tanggal 22 Oktober adalah salah satu perayaan nasional di Indonesia yang berfokus pada pengakuan kontribusi kaum santri dalam sejarah perjuangan bangsa. Penetapan tanggal ini didasarkan pada peristiwa bersejarah yang melibatkan kaum ulama dan santri dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia, khususnya melalui Resolusi Jihad yang dikeluarkan oleh KH. Hasyim Asy'ari pada tahun 1945.

Logo Hari Santri 2024


Latar Belakang Sejarah Hari Santri
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, Belanda dan sekutunya, terutama Inggris, mencoba kembali untuk menguasai wilayah Indonesia dengan mengirimkan pasukan ke beberapa kota besar di Jawa. Kedatangan pasukan sekutu tersebut menyebabkan ketegangan yang memuncak di Surabaya pada Oktober 1945. Inggris datang dengan dalih mengembalikan keamanan dan mengurus tawanan perang, namun di balik itu, mereka juga memiliki misi untuk membantu Belanda mendapatkan kembali kendali atas wilayah Indonesia.

Pada masa itu, kondisi Indonesia sangat rawan, dengan ancaman dari pasukan asing yang ingin menjajah kembali negeri ini. Di tengah situasi yang genting, para ulama dan tokoh agama, terutama dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU), merespons dengan mengeluarkan seruan jihad.

Resolusi Jihad 22 Oktober 1945
Pada 22 Oktober 1945, KH. Hasyim Asy'ari, yang merupakan pendiri Nahdlatul Ulama (NU) dan ulama besar Indonesia, mengeluarkan Resolusi Jihad. Resolusi ini pada dasarnya adalah fatwa yang menyerukan kepada seluruh umat Islam, terutama kaum santri, untuk bangkit mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari ancaman penjajah. Dalam resolusi tersebut, perjuangan melawan penjajah dianggap sebagai jihad fi sabilillah (perjuangan di jalan Allah) yang diwajibkan bagi setiap Muslim.

Adapun ssi utama dari Resolusi Jihad adalah sebagai berikut :
  1. Kewajiban bagi seluruh umat Islam untuk membela Tanah Air sebagai bagian dari jihad.
  2. Fatwa hukum mempertahankan kemerdekaan sebagai kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap Muslim yang tinggal dalam radius 94 kilometer dari lokasi pertempuran.
  3. Peringatan terhadap ancaman penjajahan yang kembali ingin menguasai Indonesia, serta seruan untuk bersatu melawan agresi tersebut.
  4. Fatwa ini memberikan legitimasi agama kepada perlawanan terhadap penjajah, yang memotivasi ribuan santri, kiai, dan rakyat Surabaya serta daerah-daerah lain di sekitarnya untuk angkat senjata dan bertempur melawan pasukan sekutu, termasuk pasukan Inggris dan Belanda.

Perang 10 November 1945 di Surabaya
Resolusi Jihad dari KH. Hasyim Asy'ari menjadi salah satu pemicu utama Pertempuran Surabaya yang terjadi pada 10 November 1945. Pada saat itu, rakyat Surabaya, dipimpin oleh tokoh-tokoh lokal seperti Bung Tomo, didukung oleh santri dan ulama, melakukan perlawanan heroik terhadap pasukan sekutu yang ingin menguasai kembali Indonesia. Meskipun pertempuran ini menelan banyak korban dari pihak Indonesia, perlawanan yang gigih tersebut menjadi simbol semangat juang rakyat Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaannya.

Perang Surabaya kemudian dikenal sebagai salah satu momen terpenting dalam sejarah perjuangan mempertahankan kemerdekaan, dan 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan untuk menghormati jasa-jasa para pejuang yang gugur.

Penetapan Hari Santri
Penetapan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional dilakukan oleh Presiden Joko Widodo pada tahun 2015 melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 22 Tahun 2015. Hal ini merupakan bentuk penghormatan terhadap peran santri dan ulama dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, terutama melalui Resolusi Jihad yang menjadi dasar perlawanan terhadap penjajah pada masa itu.

Penetapan Hari Santri juga diharapkan menjadi pengingat akan peran penting kaum santri dalam kehidupan sosial dan politik Indonesia. Santri, yang berasal dari kalangan pesantren, telah memainkan peran signifikan tidak hanya dalam memperjuangkan kemerdekaan, tetapi juga dalam membangun moralitas bangsa, menjaga nilai-nilai agama, dan mengawal persatuan Indonesia.

Makna Hari Santri
Hari Santri diperingati bukan hanya sebagai bentuk pengakuan atas sejarah perjuangan kaum santri, tetapi juga sebagai pengingat akan peran penting yang terus dimainkan oleh pesantren dan komunitas santri dalam menjaga keutuhan bangsa, membangun kehidupan keagamaan, serta berkontribusi dalam berbagai sektor kehidupan sosial dan politik di Indonesia. Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam tradisional telah melahirkan banyak pemimpin, intelektual, dan tokoh masyarakat yang berperan dalam berbagai aspek kehidupan bangsa.

Hari Santri juga menegaskan bahwa perjuangan mempertahankan kemerdekaan adalah bagian dari jihad dalam pengertian menjaga keadilan, kemanusiaan, dan martabat bangsa. Para santri diharapkan tidak hanya mengenang sejarah, tetapi juga melanjutkan perjuangan dalam bentuk lain sesuai dengan tantangan zaman.

No comments:

Post a Comment