Nabi Muhammad Saw hijrah ke Yatsrib dengan beberapa sebab. Salah satunya adalah perintah Allah Swt , melalui malaikat Jibril yang mengisyaratkan bahwa pada malam tersebut, Nabi Muhammad Saw diperintahkan untuk tidak tidur di atas tempat tidur beliau seperti biasanya dan allah Swt menyuruh Nabi Muhammad Saw agar berangkat ke Yatsrib.
Latar Belakang Hijrahnya Nabi Saw ke Yatsrib
Ada beberapa hal yang menjadi latar belakang atau sebab hijrahnya Nabi Muhammad Saw ke Yatsrib, diantaranya yang berkaitan dengan tekanan kaum kafir Quraisy dan penerimaan penduduk Yatsrib terhadap hijrahnya Nabi.
Tekanan Kaum Quraisy terhadap Kaum Muslimin
Tekanan dan siksaan kaum Quraisy terhadap umat Islam semakin menjadi seiring wafatnya istri Nabi Muhammad Saw yaitu Siti Khadijah dan paman Nabi Saw, Abu Thalib. Salah satu peristiwa yang merupakan tekanan dan kekerasan oleh kaum Quraisy seperti dilakukan oleh Uqbah bin Mu'ith kepada Nabi Saw ketika beliau sedang bersujud. Pada saat itu, Uqbah bin Muiyh datang sambil membawa kotoran dan melemparkannya ke punggung Nabi Saw. Nabi Saw tidak mengangkat kepalanya sampai Fatimah r.a datang dan membersihkannya.
Tekanan dan penyiksaan yang dilakukan oleh kaum kafir Quraisy, membuat Nabi Saw memutuskan untuk memerintahkan para sahabat dan pengikutnya hijrah demi menjagta keselamatan kaum mislimin serta keamanan dakwahnya.
Dakwah Nabi yang diterima oleh penduduk Yatsrib
Pada tahun ke-11 kenabian, penduduk Yatsrib mengunjungi Ka'bah untuk melaksanakan haji. Dalam rombongan penduduk Yatsrib tersebut, ada enam tokoh Bani Khazraj yang kemudian diajak oleh Nabi Saw untuk memeluk agama Islam. Mereka akhirnya mempercayai bahwa Rasulullah Saw merupakan utusan Allah Swt seperti yang disebutkan dalam kitab orang Yahudi.
Selepas kepulangan mereka, keenam orang tersebut mendakwahkan Islam di Yatsrib dan penduduk lainnya dapat menerima dan menyambut dakwah tersebut dengan baik. Banyak penduduk Yatsrib yang memeluk Islam, dan hal ini membuktikan bahwa ada sinar yang terang bagi perjuangan dakwah Islam.
Jaminan Keamanan Penduduk Yatsrib
Pada masa kenabian yang ke-12, ada 12 penduduk Yatsrib yang datang untuk berhaji ke Makkah. 10 orang dari mereka berasal dari suku Khazraj dan 2 orang dari suku Auf. Selain untuk berhaji, kedatangan mereka juga ingin menemui Rasulullah Saw. Akan tetapi karena pertimbangan keamanan, Rasulullah tidak bersedia menemui mereka di Makkah. Rasulullah Saw menemui mereka di sebuah desa dekat Mina yaitu Aqabah.
Pertemuan dilakukan pada malam hari, dan pada pertemuan tersebut, mereka melakukan baiat sebagai tanda setia terhadap Nabi Saw. Mereka berjanji untuk setia dan menjaga keamanan serta keselamatan dakwah Nabi Saw .
Perjanjian Aqabah Pertama dan isinya
Baiat tersebut dikenal sebagai Baiat Aqabah Pertama (Baiat Aqabah Al Ula) atau Baiat An Nisa (Baiat wanita). Hal itu dikarenakan terdapat seorang wanita dalam baiat tersebut yaitu Afra binti Ubaid Ibnu Tsa'labah. Dialah wanita yang pertama kali berbaiat kepada Rasulullah Saw.
Adapun isi dari baiat tersebut adalah sebagai berikut :
- Hendaklah kamu seklaian menyembah Allah Swt Yang Maha Esa dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan menyembah sesuatu apa pun.
- Janganlah kamu mengambil hak orang lain tanpa izin
- Janganlah kamu melakukan zina
- Janganlah kamu membunuh anak- anak
- Janganlah kamu melakukan perbuatan dusta dan berbuat kedustaan
- Jangalah kamu menolak perkara yang baik
- Hendaklah kamu mengikuti Rasulullah Saw baik dengan terpaksa ataupun tidak
- Janganlah kamu merebut sesuatu perkara dari ahlinya (yang mengerjakannya) kecuali jika kamu melihat dengan nyata akan kekafiran orang- orang yang mengerjakan perkara tersebut dnegan tanda- tanda bukti (keterangan) dari Allah Swt yang menunjukkan kekafirannya.
- Hendaklah kamu mengatakan kebenaran (hak) dimana kamu berada dan janganlah kamu takut atau khawatir terhadap celaan orang dalam menjalankan agama Allah Swt (Islam).
Setelah baiat ke-12 orang tersebut, mereka kemudian meminta Nabi Saw untuk mengutus sahabat ke Yatsrib dengan tujuan mengajarkan Al Quran dan menjadi imam kaum muslimin. Rasulullah selanjutnya mengutus Mush'ab bin Umair untuk berangkat ke Yatsrib bersama mereka.
Permintaan Penduduk yatsrib agar Nabi Saw Hijrah
Penduduk Yatsrib secara langsung meminta Nabi Saw untuk hijrah kesana. Hal tersebut disampaikan ketika peristiwa Baiat al Aqabah baik pertama dan kedua. Oleh sebab itu, Rasulullah memerintahkan kaum muslimin agar hijrah ke Yatsrib.
Satu tahun setelah Baiat Aqabah I, yaitu pada tahun ke-13 kenabian, ada 75 penduduk Yatsrib yang meminta Nabi Saw untuk berhijrah ke Yatsrib. Rombongan yang dipimpin oleh Al Barra bin Ma'rur bersama Mush'ab bin Umair datang ke Makkah dan mmeinta agar Rasulullah berhijarh ke Yatsrib.
Nabi Saw kemudian memanggil Mush'ab dan menanyakan tentang perkembangan Islam di Yatsrib. Mush'ab mengabarkan tentang perkembangan Islam yang baik. Rasulullah selanjutnya menemui penduduk Yatsrib pada saat tengah malam didampingi oleh pamannya yang bernama Abbas bin Abdul Mthalib.
Perjanjian Aqabah Kedua dan isinya
Pada pertemuan tersebut, penduduk Yatsrib meminta Nabi Saw untuk berhijrah dan menjadi pemimpin di sana. Pada malam tersebut, rombongan tersebut juga berbaiat kepada Nabi Saw. Peristiwa ini kemudian dikenal sebagai Baiat Aqabah Kubra atau Baiat Aqabah kedua.
Adapun isi dari Baiat Aqabah Kedua adalah sebagai berikut :
- Berjanji untuk taat kepada Rasulullah Saw baik dalam keadaan senggang maupun sibuk
- Berjanji untuk tetap berinfaq baik dalam keadaan lapang maupun sempit
- Berjanji untuk tetap melakukan kebaikan dan mencegah kemungkaran
- Berjanji untuk tetap teguh membela kebenaran karena Allah Swt tanpa rasa takut dicela
- Berjanji untuk tetap membantu dan membela Rasulullah Saw sebagaimana membela diri sendiri dan keluarganya
Selepas melakukan baiat tersebut, Rasulullah Saw diminta untuk memilih 12 pemimpin dan wakil dari mereka. Hal tersebut dilakukan untuk melaksanakan tanggung jawab terhadap kaumnya masing- masing. Pembagiannya adalah 9 orang dari suku Kharaj dan 3 orang dari suku 'Aus.
Perintah Allah Swt untuk berhijrah
Pada saat pemimpin Quraisy merencanakan pembunuhan terhadap Rasulullah Saw, Allah Swt kemudian menurunkan ayat Al Quran surah Al Anfal ayat 30. Setelah ayat tersebut turun, Malaikat Jibril memberi tahu Nabi Saw bahwa Allah Swt telah memerintahkan beliau untuk berhijrah ke Yatsrib.
Itylah tentang peristiwa yang melatarbelakangi hijrahnya Nabi Muhammad Saw ke Yatsrib. Semoga materi SKI di atas dapat membantu teman- teman dalam belajar khususnya dalam materi Hijrah nya Nabi Muhammad Saw ke Yatsrib.
Semoga Bermanfaat
Salam.
No comments:
Post a Comment