Shalat merupakan salah satu dari rukun Islam dan penyangga iman yang wajib
dikerjakan oleh seluruh umat muslim. Oleh karena itu, dalam keadaan apapun,
shalat harus dan wajib dikerjakan meskipun dalam keadaan darurat.
Hal ini dikarenakan bahwa Allah Swt akan memberikan ketenangan hati kepada
orang- orang yang mau mendekatkan diri kepada-NYA dan Allah Swt akan
memberikan pertolongan kepada hambanya yang selalu menjalankan shalat sehingga
mereka akan mendapatkan jalan keluar atas persoalan yang dihadapi.
Dalam situasi tertentu, seperti keadaan darurat, shalat harus tetap didirikan.
Teman- teman, ada satu shalat yang dikerjakan ketika seseorang sedang
mengalami keadaan darurat seperti datangnya musuh atau khawatir akan datangnya
sesuatu yang membahayakan keselamatan jiwa atau hartanya sehingga dia tidak
dapat merasakan ketenangan dan sangat membutuhkan perlindungan orang lain.
Shalat tersebut dikenal dengan shalat Khauf.
Shalat khauf adalah shalat yang dikerjakan ketika dalam keadaan yang
membahayakan, misalnya datangnya musuh atau adanya serangan tertentu yang
membahayakan keselamatan jiwa dan harta. Seperti difrimankan Allah dalam QS An
Nisa ayat 102 :
وَاِذَا كُنۡتَ فِيۡهِمۡ فَاَقَمۡتَ لَهُمُ الصَّلٰوةَ فَلۡتَقُمۡ
طَآٮِٕفَةٌ مِّنۡهُمۡ مَّعَكَ وَلۡيَاۡخُذُوۡۤا اَسۡلِحَتَهُمۡ فَاِذَا
سَجَدُوۡا فَلۡيَكُوۡنُوۡا مِنۡ وَّرَآٮِٕكُمۡ ۖ وَلۡتَاۡتِ طَآٮِٕفَةٌ
اُخۡرٰى لَمۡ يُصَلُّوۡا فَلۡيُصَلُّوۡا مَعَكَ وَلۡيَاۡخُذُوۡا حِذۡرَهُمۡ
وَاَسۡلِحَتَهُمۡ ۚ وَدَّ الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا لَوۡ تَغۡفُلُوۡنَ عَنۡ
اَسۡلِحَتِكُمۡ وَاَمۡتِعَتِكُمۡ فَيَمِيۡلُوۡنَ عَلَيۡكُمۡ مَّيۡلَةً
وَّاحِدَةً ؕ وَلَا جُنَاحَ عَلَيۡكُمۡ اِنۡ كَانَ بِكُمۡ اَ ذًى مِّنۡ
مَّطَرٍ اَوۡ كُنۡـتُمۡ مَّرۡضٰۤى اَنۡ تَضَعُوۡۤا اَسۡلِحَتَكُمۡ ۚ وَ
خُذُوۡا حِذۡرَكُمۡ ؕ اِنَّ اللّٰهَ اَعَدَّ لِلۡكٰفِرِيۡنَ عَذَابًا
مُّهِيۡنًا
Artinya :
Dan apabila engkau (Muhammad) berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu)
lalu engkau hendak melaksanakan shalat bersama-sama mereka, maka hendaklah
segolongan dari mereka berdiri (shalat) besertamu dan menyandang senjata
mereka, kemudian apabila mereka (yang shalat besertamu) sujud (telah
menyempurnakan satu rakaat), maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu
(untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan yang lain yang belum
shalat, lalu mereka shalat denganmu, dan hendaklah mereka bersiap siaga dan
menyandang senjata mereka. Orang-orang kafir ingin agar kamu lengah terhadap
senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu kamu sekaligus. Dan tidak
mengapa kamu meletakkan senjata-senjatamu, jika kamu mendapat suatu
kesusahan karena hujan atau karena kamu sakit, dan bersiap siagalah kamu.
Sungguh, Allah telah menyediakan azab yang menghinakan bagi orang-orang
kafir itu. (QS An Nisa 102)
Tata Cara Shalat Khauf
Menurut buku Tafsir al-Munir Jilid 3: Aqidah, Syariah, Manhaj (Juz 5-6
an-Nisaa’ – al-Maa’idah) oleh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, ada tiga cara
melakukan shalat Khauf diantaranya sebagai berikut,
Pertama, Ibnu ‘Umar Radhiyallahu anhuma berkata,
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan shalat khauf satu
raka’at bersama salah satu golongan, sementara golongan yang lain
menghadap ke musuh. Kemudian golongan pertama berpaling dan menggantikan
di tempat kawan-kawan mereka yang lain sambil menghadap ke arah
musuh.
Setelah itu, datanglah golongan kedua lalu shalat bersama Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam satu raka’at. Lalu Nabi Shallallahu alaihi
wa sallam salam dan golongan kedua pun meneruskan satu raka’at, begitu
juga dengan golongan yang pertama.”
Kedua, dari Sahl bin Abi Hatsmah Radhiyallahu anhu, ia menerangkan,
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengimami para sahabatnya pada
waktu shalat khauf. Beliau membariskan mereka di belakangnya menjadi dua
shaff. Kemudian beliau shalat satu raka’at bersama shaff yang dekat
dengannya (shaff pertama).
Setelah itu, beliau berdiri dan terus berdiri hingga para Sahabat di
shaff pertama merampungkan satu raka’at (yang tersisa secara
sendiri-sendiri). Kemudian para Sahabat di shaff kedua maju, dan golongan
yang berada di shaff pertama mundur ke belakang.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengimami mereka (yang awal mulanya
berada di shaff kedua) lalu duduk (dan menunggu) hingga mereka
merampungkan satu raka’at (yang tertinggal). Kemudian beliau salam
(beserta mereka).”
Ketiga, Jabir bin ‘Abdillah Radhiyallahu anhu berkata,
“Aku pernah shalat khauf bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Beliau membariskan kami dalam dua shaff. Satu shaff di belakang
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Sementara musuh berada di antara kami dan kiblat. Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam bertakbir, lalu kami semua bertakbir. Ketika beliau
ruku’, kami semua pun ruku’, kemudian bangkit dari ruku’, kami pun
melakukannya besama-sama.
Kemudian beliau dan shaff terdepan menyungkur sujud. Sedangkan shaff
terakhir tetap berdiri menghadap musuh. Tatkala Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa sallam dan shaff terdepan selesai sujud lalu berdiri, shaff belakang
pun sujud lalu berdiri. Kemudian shaff belakang maju ke depan dan shaff
yang di depan mundur.
Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam rukuk, dan kami semua pun rukuk. Dan
ketika bangkit dari rukuk, kami pun bangkit bersama-sama. Kemudian beliau
dan shaff pertama yang sebelumnya pada raka’at pertama berada di belakang,
menyungkur sujud. Sementara shaff kedua berdiri menghadap ke musuh.
Saat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan shaff di belakang
beliau selesai sujud, shaff belakang pun menyungkur sujud. Lalu Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam salam, dan kemudian kami pun salam
bersama-sama.
Itulah tentang shalat Khauf dan bagaimana melaksanakannya. Semoga kita
selalu dilimpahkan negeri yang aman dan selamat sehingga tidak akan pernah
melaksanakan shalat Khauf ini di masa mendatang. Amin.
Semoga Bermanfaat.
Salam.
No comments:
Post a Comment