Najis berasal dari bahasa arab yang berarti kotoran. Sementara menurut istilah, najis adalah suatu benda yang kotor yang mencegah sahnya mengerjakan suatu ibadah yang dituntut harus dalam keadaan suci.
Macam- Macam Najis dan Tata Cara Thaharahnya
Dalam hukum Islam, ada tiga macam najis, yaitu najis mukhaffafah, najis mutawassitah, dan najis mughalazah.
1. Najis Mukhaffafah
Najis Mukhaffafah merupakan najis yang ringan, seperti air seni bayi laki- laki yang belum berumur dua tahun dan belum makan apapun kecuali air susu ibu. Cara menyucikannya sangat mudah, cukup dengan memercikkan atau mengusapkan air yang suci pada permukaan yang terkena najis.
وَعَنْ أَبِي اَلسَّمْحِ – رضي الله عنه – قَالَ: قَالَ اَلنَّبِيُّ – صلى الله عليه وسلم – – يُغْسَلُ مِنْ بَوْلِ اَلْجَارِيَةِ, وَيُرَشُّ مِنْ بَوْلِ اَلْغُلَامِ – أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُدَ, وَالنَّسَائِيُّ, وَصَحَّحَهُ اَلْحَاكِم ُ
Dari Abu Samah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Bekas air kencing bayi perempuan harus dicuci dan bekas air kencing bayi laki-laki cukup diperciki dengan air.” Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Nasa’i.
2. Najis Mutawassitah
Najis Mutawassitah merupakan najis pertengahan atau sedang. Yang termasuk dalam golongan najis ini adalah sebagai berikut :
- Bangkai binatang
- Darah
- Nanah
- Muntah
- Kotoran manusia dan binatang
- Arak (khamr)
وَعَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ – رضي الله عنه – قَالَ: – جَاءَ أَعْرَابِيٌّ فَبَالَ فِي طَائِفَةِ اَلْمَسْجِدِ, فَزَجَرَهُ اَلنَّاسُ, فَنَهَاهُمْ اَلنَّبِيُّ – صلى الله عليه وسلم – فَلَمَّا قَضَى بَوْلَهُ أَمَرَ اَلنَّبِيُّ – صلى الله عليه وسلم – بِذَنُوبٍ مِنْ مَاءٍ; فَأُهْرِيقَ عَلَيْهِ. – مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Anas Ibnu Malik Radliyallaahu ‘anhu berkata: “Seseorang Badui datang kemudian kencing di suatu sudut masjid, maka orang-orang menghardiknya, lalu Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam melarang mereka. Ketika ia telah selesai kencing, Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam menyuruh untuk diambilkan setimba air lalu disiramkan di atas bekas kencing itu.” Muttafaq Alaihi.
Macam Najis Mutawassitah
Adapun najis mutawassitah ada dua macam yaitu najis hukmiyah dan najis 'ainiyah.
Najis hukmiyah adalah najis yang diyakini adanya namun tidak nyata wujudnya (zatnya), bau, dan rasanya. Contohnya adalah airt kencing yang sudah kering yang terdapat pada pakaian atau lainnya. Adapun cara menyucikannya adalah dengan mengalirkan air pada benda yang terkena najis. Apabila bekas najis tersebut yang sudah dicuci berulang- ulang masih juga tidak dapat dihilangkan semuanya, maka yang demikian itu dapat dimaafkan.
Najis 'ainiyah, yaitu najis yang tampak wujudnya (zatnya) dan bisa diketahui melalui bau dan rasanya. Cara menyucikannya adalah menghilangkan najis 'ainiyahnya dengan cara membuang dan menggosoknya hingga bersih dan diyakini sampai hilang zat, rasa, warna, dan baunya dengan menggunakan air yang suci.
3. Najis Mughalazah
Najis Mughalazah merupakan najis yang berat. Najis ini bersumber dari anjing dan babi. Cara menyucikannya melalui beberapa tahap, yaitu dengan membasuh air sebanyak tujuh kali, salah satu diantaranya dengan menggunakan air yang bercampur dengan tanah.
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رضي الله عنه – قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم طَهُورُ إِنَاءِ أَحَدِكُمْ إِذْ وَلَغَ فِيهِ اَلْكَلْبُ
أَنْ يَغْسِلَهُ سَبْعَ مَرَّاتٍ, أُولَاهُنَّ بِالتُّرَابِ – أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ .
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Sucinya tempat air seseorang diantara kamu jika dijilat anjing ialah dengan dicuci tujuh kali, yang pertamanya dicampur dengan debu tanah.” Dikeluarkan oleh Muslim. Dalam riwayat lain disebutkan: “Hendaklah ia membuang air itu.” Menurut riwayat Tirmidzi: “Yang terakhir atau yang pertama (dicampur dengan debu tanah).
Demikian tentang Macam- Macam Najis dan Tata Cara Thaharahnya. Semoga tulisan di atas bermanfaat buat teman- teman semuanya.
Salam.
No comments:
Post a Comment