Memahami CP merupakan langkah pertama sebelum melanjutkan ke perumusan tujuan
pembelajaran, penyusunan alur tujuan pembelajaran, dan perancangan
pembelajaran. Untuk merancang pembelajaran dan asesmen PAUD (TK/RA/BA, KB,
SPS, TPA) dengan baik, pemahaman yang menyeluruh terhadap CP Fase Fondasi
sangat penting. Hal ini melibatkan pemahaman tentang hubungan antara Fase
Fondasi dan Fase yang lebih tinggi, serta tujuan dan karakteristik PAUD
(TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) yang perlu tercermin dalam proses pembelajaran.
Gambar oleh joduma dari Pixabay |
PAUD merupakan langkah awal anak dalam dunia pendidikan dan awal perjalanan
mereka dalam perkembangan dan berpartisipasi dalam komunitas, negara, dan
dunia. Pengalaman belajar yang menyenangkan dan bermakna di PAUD memiliki
dampak positif terhadap motivasi belajar anak dan menjadi dasar bagi mereka
dalam melanjutkan pendidikan di tingkat selanjutnya. Kualitas pelayanan yang
diterima oleh anak juga menentukan apakah pengalaman tersebut berhasil
mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini yang merupakan
kesempatan yang tak dapat kembali.
Penyusunan Capaian Pembelajaran di Pendidikan Anak Usia Dini (TK/RA/BA, KB,
SPS, TPA) dapat diartikan sebagai respons terhadap kebutuhan untuk memperkuat
peran PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) sebagai dasar pendidikan dasar.
Tujuan Capaian Pembelajaran PAUD
Capaian Pembelajaran digunakan sebagai panduan kurikulum yang membantu satuan
PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) dalam merancang pembelajaran agar mencapai
Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak. Capaian Pembelajaran memberikan
kerangka pembelajaran yang membimbing pendidik di satuan PAUD (TK/RA/BA, KB,
SPS, TPA) dalam memberikan stimulasi yang dibutuhkan oleh anak usia dini.
Stimulasi ini dirancang untuk memperkaya lingkungan agar anak dapat
berinteraksi dengan lingkungan sekitar, termasuk pendidik dan orang tua.
Pendekatan kurikulum berbasis konstruktivisme, yang didasarkan pada teori
Piaget dan Vygotsky, juga mengakui pentingnya melibatkan anak dalam interaksi
aktif antara diri mereka dan lingkungan. Harapannya, proses stimulasi ini akan
memiliki dampak optimal pada peningkatan karakter, keterampilan, dan
pengetahuan anak dalam semua aspek perkembangannya, seperti moral dan agama,
fisik motorik, emosi dan sosial, bahasa, dan kognitif, melalui kegiatan
bermain. Guru dan orang tua memiliki peran penting dalam stimulasi anak usia
dini, sesuai dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara, yaitu sebagai fasilitator,
mentor, dan mitra anak dalam proses perkembangannya. Selain itu, guru juga
perlu bekerja sama dengan orang tua untuk memastikan kesejajaran antara
pendidikan di satuan PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) dan di rumah dalam
kehidupan sehari-hari anak.
Secara umum, tujuan dari stimulasi adalah untuk memastikan pertumbuhan dan
perkembangan anak secara holistik dan kesiapan mereka untuk bersekolah.
Harapannya, anak-anak akan membentuk pribadi yang diinginkan dalam profil
pelajar Pancasila, yaitu sebagai pelajar sepanjang hayat yang kompeten,
berkarakter, dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Proses membangun pengetahuan anak terjadi ketika mereka sedang bermain dan
berinteraksi dengan lingkungan mereka secara aktif. Bermain bagi anak usia
dini adalah bentuk belajar, yang didukung oleh masukan dari orang-orang yang
lebih berpengalaman di sekitarnya, seperti pendidik, orang tua, saudara yang
lebih tua, dan sebagainya. Anak-anak meniru perilaku bermain dan model yang
ditunjukkan oleh orang dewasa atau anak-anak yang lebih tua. Mereka mengajukan
pertanyaan untuk belajar lebih banyak dan dapat diarahkan untuk belajar lebih
banyak melalui dukungan dari orang dewasa yang terlibat atau anak-anak yang
lebih tua yang merespons minat anak, menjelaskan hal-hal yang berbeda,
mengajarkan kata-kata untuk menggambarkan apa yang mereka lakukan, dan
mendorong anak-anak untuk melakukan eksplorasi yang lebih mendalam atau
berpikir lebih dalam.
Bermain secara alami dan spontan yang berasal dari ide-ide anak adalah bentuk
belajar yang menyenangkan dan dengan dukungan yang tepat, akan mengarah pada
pembelajaran yang lebih dalam dan bermakna bagi anak tentang diri mereka dan
dunia di sekitar mereka. Melalui bermain, anak-anak menunjukkan pengetahuan
mereka tentang dunia mereka yang memberikan kesempatan bagi pendidik atau
orang tua untuk merangsang anak untuk melangkah lebih jauh atau menghadapi
tantangan baru agar mereka dapat belajar lebih banyak. Stimulasi bermain yang
berkualitas, yang sesuai dengan minat anak dan memberikan tantangan yang
tepat, memberikan kesempatan bagi anak untuk mengeksplorasi identitas mereka
sebagai anak Indonesia dan mendemonstrasikan kemampuan mereka dalam
mengeksplorasi, memecahkan masalah, berpikir, dan menerapkan nilai-nilai
Pancasila. Anak-anak tersebut akan memiliki kesadaran terhadap alam dan
lingkungan, serta tumbuh dan berkembang menjadi anak yang kreatif, sehat, dan
komunikatif dalam bahasa dan seni.
Capaian Pembelajaran Jenjang PAUD
Penguatan transisi dari pendidikan anak usia dini (PAUD) ke sekolah dasar
(SD) merupakan peran penting mengingat periode anak usia dini adalah usia
0-8 tahun. Capaian Pembelajaran Jenjang PAUD berusaha mengintegrasikan
kurikulum PAUD dan sekolah dasar sehingga pembelajaran berlanjut dari kelas
1 SD dan terus dikembangkan hingga kelas 2 SD. Hal ini bertujuan untuk
mendukung kesiapan bersekolah anak dalam rentang usia tersebut. Kesiapan
bersekolah melibatkan tiga dimensi: peserta didik yang siap, keluarga yang
siap, dan sekolah yang siap. Dalam ekosistem yang dipengaruhi oleh nilai
budaya dan kerangka kebijakan, kesiapan bersekolah terus dibangun melalui
kemitraan antara satuan PAUD, keluarga, dan sekolah dasar. Komponen penting
dari kesiapan bersekolah mencakup kematangan emosi, keterampilan sosial,
kematangan kognitif, dan pengembangan keterampilan motorik serta perawatan
diri.
Artikulasi penanaman literasi, matematika, sains, teknologi, rekayasa, dan
seni dimulai sejak di PAUD. Pentingnya pengenalan ini terletak pada
kemampuan anak untuk memecahkan masalah dan berkreasi. Literasi dan
matematika awal di PAUD tidak hanya berarti membaca, menulis, dan berhitung,
tetapi juga melibatkan pemahaman yang luas yang dapat diterapkan dalam
kegiatan sehari-hari. Dalam pengenalan ini, metode drilling yang membatasi
kemampuan literasi dan matematika hanya pada keterampilan dasar perlu
dihindari. Fokusnya harus pada pemahaman yang meluas di PAUD dan komunitas
orang tua mengenai perkembangan literasi dini, matematika awal, sains,
teknologi, rekayasa, dan seni. Pengalaman langsung dan interaksi dengan
lingkungan serta bahan pembelajaran juga penting untuk membangun
keterampilan-keterampilan ini.
Pembelajaran di PAUD juga harus memberikan pijakan bagi anak-anak untuk
memahami diri dan dunia sekitarnya. Pembelajaran di PAUD menekankan
pentingnya membantu anak-anak memahami dan bangga akan identitas mereka
serta memperkuat pemahaman mereka tentang dunia melalui eksplorasi
lingkungan sekitar. Pembelajaran ini harus relevan dengan pengalaman
sehari-hari anak dan konteks sosial budaya yang ada. Capaian pembelajaran di
PAUD berfokus pada mengembangkan kesejahteraan diri anak, menghargai dan
menghormati mereka, mendorong rasa ingin tahu, menyesuaikan pembelajaran
dengan usia dan kebutuhan anak, memberikan stimulasi holistik, melibatkan
keluarga sebagai mitra, memanfaatkan lingkungan dan teknologi sebagai sumber
belajar, dan menggunakan penilaian otentik.
Lingkup Capaian Pembelajaran di PAUD mencakup tiga elemen stimulasi yang
terintegrasi, yaitu nilai agama dan budi pekerti, jati diri, dan dasar-dasar
literasi, matematika, sains, teknologi, rekayasa, dan seni. Setiap elemen
stimulasi harus digunakan untuk mengeksplorasi perkembangan anak secara
utuh, dan tidak dipisahkan satu sama lain. Capaian Pembelajaran di PAUD
bertujuan untuk memberikan arah yang sesuai dengan usia perkembangan anak
pada semua aspek perkembangan dan menentukan kompetensi pembelajaran yang
diharapkan dicapai anak pada akhir PAUD.
Selengkapnya untuk Capaian Pembelajaran (CP) Satuan PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) Kurikulum Merdeka dapat di baca melalui dokumen berikut ,
Semoga Bermanfaat.
EmoticonEmoticon