Kekayaan Indonesia tidak hanya berasal dari sumber dayanya saja yang melimpah
tetapi juga datang dari kekayaan budaya dan sejarah. Salah satu dari kekayaan
budaya bangsa Indonesia yang berasal dari masyarakat dan berkembang dalam
lingkup masyarakat adalah cerita rakyat (hikayat). Dongeng, cerita rakyat,
legenda atau hikayat merupakan cerita yang sarat makna, artinya terdapat pesan
dan amanat yang ada di dalamnya. Selain itu juga terdapat nilai- nilai
kehidupan dalam teks cerita rakyat (hikayat) diantaranya nilai moral, nilai
sosial, nilai budaya, nilai agama, nilai pendidikan dan masih banyak yang
lainnya. Nilai- nilai tersebut dapat menambah khasanah budaya Indonesia yang
terkenal karena keberagamannya.
Pada tulisan ini kita akan membahas tentang hikayat, baik secara
pengertiannya, nilai- nilai yang terkandung di dalamnya, ciri- ciri dan
bagian- bagian teks nya.
Pengertian Hikayat
Teks hikayat termasuk dalam jenis cerita rakyat yang memiliki variasi yang
bermacam- macam seperti dongeng, legenda, mitos, dan sebagainya.
Hikayat termasuk dalam sastra melayu yang berbentuk prosa berisikan cerita,
undang- undang, dan silsilah yang sifatnya berdasar rekaan, keagamaan,
kesejarahan, biografi dan gabungan daripada itu. Biasanya hikayat dibacakan dalam acara- acara khusus yang ditujukan untuk
pelipur lara, pembangkit semangat juang maupun berbagi kebahagiaan dalam suatu
pesta. Dari beberapa hal tersebut dapat disimpulkan bahwa
hikayat dapat berfungsi menumbuhkan semangat kepahlawanan, kepentingan
didaktis dan sarana hiburan semata.
Nilai Nilai Hikayat
Nilai- nilai dalam suatu karya sastra merupakan tuntunan perilaku atau hidup
seseorang yang tampak pada karakter tokoh yang diciptakan oleh pengarang
cerita tersebut. Meskipun tidak dijelaskan secara eksplisit oleh
penulisnya, nilai- nilai hikayat dapat merasuk ke para penikmatnya setelah
mereka menyelesaikan membaca atau mendengar dari para pencerita. terdapat
bermacam- macam nilai dalam hikayat diantaranya nilai moral, nilai sosial,
nilai budaya, nilai pendidikan, dan nilai agama.
Nah, untuk lebih mendalami nilai- nilai yang terdapat pada hikayat, berikut
ini sebuah teks hikayat yang dapat dianalisis berdasarkan nilai moral, nilai
sosial, nilai budaya, nilai pendidikan, dan nilai agama.
Hikayat Jaya Lengkara
Pada zaman dahulu seorang raja bernama Saiful Muluk dari negeri Ajam
Saukat. Raja Saiful Muluk memiliki istri bernama Putri Sakanda Cahaya
Rum. Dalam pernikahannya selama bertahun - tahun, mereka belum juga
dikaruniai anak. Oleh karena itu, Raja Saiful Muluk menikah lagi dengan
putri Sakanda Bayangan. Tidak lama kemudian mereka dikaruniai anak
kembar bernama Makdam dan Makdim.
Putri Sakanda Cahaya Rum juga khawatir karena sang raja sudah tidak
peduli lagi padanya. Kemudian ia berdoa kepada Allah SWT agar dikaruniai
seorang anak dan karena ketulusan hatinya, Allah Swt mengabulkan doanya.
Putri Sakanda Cahaya Rum akhirnya melahirkan seorang anak bernama Jaya
Lengkara. Ketika Jaya Lengkara lahir, negara menjadi makmur dan
sejahtera. Raja pun terkejut dan memerintahkan putranya Makadam dan
Makadim untuk meramal nasib Jaya Lengkara kepada kadi (hakim).
Para kadi meramalkan bahwa suatu saat Jaya Lengkara akan menjadi raja
segala raja yang sakti mandraguna, dan tidak ada yang bisa
mengalahkannya, baik jin maupun manusia. Makadam dan Makadim sangatlah
kecewa mendengar hasil ramalan Kadi tentang Jaya Lengkara. Keduanya lalu
membohongi ayahnya, memutarbalikkan fakta dan mengatakan bahwa nantinya
Jaya Lengkara akan membawa malapetaka yang berujung pada kehancuran
negara.
Percaya dengan hasutan macadam dan macadam, sang raja membuang Jaya
Lengkara dan ibunya ke hutan belantara. Di alam liar, Jaya Lengkara
tinggal di sebuah gua bersama ibunya. Dulu Jaya Lengkara haus dan ingin
menyusui ibunya, tapi apa daya karena ibunya sudah berhari-hari tidak
makan dan minum, sehingga tidak bisa menyusui Jaya Lengkara. Jaya
Lengkara menjerit dan berguling-guling di lantai. Dengan izin Allah swt,
air mengalir dari tanah dan ibunya segera meminum air tersebut untuk
merawat Jaya Lengkara.
Jaya Lengkara tumbuh dengan berbagai keterampilan yang dimilikinya.
Singkat kata, Jaya Lengkara yang kini telah dewasa pergi ke sebuah
gunung di Mesir dan kemudian menemukan bunga kuma- kuma di puncak gunung
tersebut dan bertemu dengan Putri Ratna Kasina. Dalam perjalanannya Jaya
Lengkara menawarkan Ratna Kasina untuk pergi ke negeri Ajam Saukat.
Putri Ratna Kasina mengiyakan ajakan dari Jaya Lengkara. Mereka kemudian
berangkat ke kerajaan untuk menyembuhkan ayah mereka yang sakit, Raja
Saiful Muluk. Setelah itu, Jaya Lengkara kembali ke hutan untuk mencari
ibunya. Putri Ratna Kasina yang tinggal di keraton Ajam Saukat tak tahan
dengan kelakuan saudara kembar Jaya Lengkara, Makadam dan Makadim, yang
kerap menggodanya.
Makadam dan Makadim kemudian berusaha membunuh Jaya Lengkara dengan cara
dilempar ke laut namun rencana itu gagal, ada seekor naga yang
menyelamatkan Jaya Lengkara. Kemudian naga itu menerbangkan Jaya
Lengkara dan Putri Ratna Kasina ke Madinah. Raja Madinah sangat senang,
Jaya Lengkara kemudian menikah dengan putri Ratna Kasina dan Raja Madina
menikah dengan ibu Jaya Lengkara. Jaya Lengkara kemudian menjadi raja di
Madinah.
Nilai moral
Nilai moral yang dapat dipetik dari hikayat tersebut adalah
Hilangkanlah sifat iri terhadap orang lain
Bersikaplah bijaksana dan tidak boleh menjadi pendendam
Nilai Sosial
Nilai sosial yang dapat diambil dari hikayat tersebut adalah tetap menolong meskipun sudah diperlakukan dengan tidak baik.
Nilai budaya
Nilai budaya yang terdapat dalam hikayat Jaya Lengkara adalah bahwa ramalan merupakan budaya yang harus dihilangkan karena banyak membawa kebohongan
Nilai pendidikan
Nilai pendidikan yang terdapat pada hikayat Jala Lengkara adalah belajar lebih keras untuk memiliki kepandaian dan keahlian yang akan berguna bagi orang lain.
Nilai agama
Nilai agama yang terdapat pada hikayat Jala Lengkara adalah sebagai berikut,
Doa yang tulus dipanjatkan kepada Allah swt akan dikabulkan.
Manusia harus menggantungkan diri kepada Allah Swt dalam segala kesulitan- kesulitan yang dihadapinya.
Ciri- Ciri Teks Hikayat
Selain nilai- nilai, teks hikayat juga memiliki ciri khusus yang membedakannya dengan teks cerita lainnya. Teks hikayat biasanya memiliki ruang lingkup pada kehidupan seputar istana atau kerajaan. Teks hikayat juga bersifat anonim, artinya tidak diketahui siapa pengarangnya. Teks hikayat memiliki nilai- nilai dan sarat akan makna. Jika dilihat dari lingkup cerita, biasanya teks hikayat lebih menceritakan peperangan antarkerajaan, keajaiban, kekuatan gaib serta kisah kasih manusia. Akhir cerita pada teks hikayat mudah ditebak dengan pemenang adalah tokoh utama.
Bagian- Bagian Teks Hikayat
Ada beberapa bagian- bagian dalam teks hikayat yaitu abstrak, orientasi, komplikasi, dan resolusi. Abstrak pada teks hikayat boleh ada boleh tidak karena sifatnya yang opsional. abstrak dapat menjelaskan gambaran keseluruhan dari teks hikayat. Bagian orientasi teks hikayat terdiri atas setting, latar, runtutan kisah atau peristiwa termasuk berbagai informasi yang berkaitan dengan siapa, kapan, dimana dan mengapa. Bagian komplikasi teks hikayat berisikan rangkaian peristiwa yang disusun secara urut menurut urutan waktu yang meliputi kejadian- kejadian utama yang dialami tokoh. Bagian ini juga memuat konflik sebagai daya tarik sebuah cerita. Bagian terakhir yaitu resolusi berisikan simpulan, pernyataan tentang rangkaian peristiwa yang telah diceritakans sebelumnya. Pada bagian resolusi inilah konflik akan mereda dan tercapainya penyelesaian.
Itulah tentang Teks Hikayat Bahasa Indonesia : Pengertian, Nilai- Nilai, Ciri- ciri dan Bagian- Bagian Teks. Semoga Bermanfaat.
No comments:
Post a Comment