Ijazah merupakan dokumen penting yang penulisannya masih memakai cara manual atau dengan penulisan tangan. Dalam penulisan ijazah, tidak boleh ada sekecil apapun kesalahan yang dibuat baik itu coretan, goresan tinta ataupun kesalahan dalam menuliskan data dalam ijazah. Karenanya menulis ijazah bisa dianggap sebagai salah satu tugas yang paling berat. Dengan kesalahan sedikit saja, urusannya bisa berlarut- larut dan ribet dalam penggantiannya.
Syarat umum dalam menulis ijazah adalah tulisan yang rapi. Akan tetapi tulisan rapi saja tidaklah cukup. Ada syarat lain yang mesti dipenuhi seperti ketelitian, keberanian dan kestabilan emosi. Bagi yang pertama merasakan mendapatkan tugas ini, perasaan gugup adalah hal yang wajar. Namun bagi yang sudah berpengalaman menulis selama beberapa tahun, perasaan gugup pasti bisa ditepis dengan mood yang sudah didapat.
Nah, berikut ini beberapa kiat atau tips dalam menulis ijazah berdasarkan pengalaman saya selama ini.
Membaca Juknis
Langkah awal ketika ditugasi menulis ijazah adalah membaca juknis. Juknis (petunjuk teknis) biasanya dikeluarkan oleh pemerintah beberapa bulan sebelum ijazah diberikan ke sekolah- sekolah. Biasanya pemerintah akan mengadakan sosialisasi penulisan ijazah dengan menjelaskan poin- poin dalam penulisannya melalui juknis yang diberikan. Perhatikan setiap poin yang termaktub di dalamnya, dan contoh penulisan ijazah yang biasanya dilampirkan pada juknis tersebut. Juknis bisa berbeda setiap tahunnya. Kesalahan seorang penulis ijazah kawakan adalah kadang- kadang menyamakan juknis saat ini dengan juknis sebelumnya. tentu saja hal itu berakibat fatal dengan kesalahan pada format yang tidak update.
Teliti Blangko Format Ijazah
Secara kebetulan, saya ditugaskan untuk menulis ijazah SMK yang mana terdapat dua blangko format ijazah yaitu kurikulum 2006 dan kurikulum 2013. Perbedaannya adalah pada sisi belakang ijazah yakni format penilaiannya. Maka dari itu, sebelum terlanjur menulis dan ternyata keliru pada blangko format ijazah yang ada, alangkah lebih baiknya teliti dulu blangko ijazah yang ada di tangan.
Persiapan alat
Sebenarnya alat untuk menulis ijazah itu simpel yaitu pulpen yang tintanya mudah kering, dalam hal ini saya memakai Drawing Pen ukuran 3.0. Selain pulpen, bila diperlukan siapkan penggaris dan pensil bagi yang tidak terbiasa menulis secara langsung.
Menulis Draft Ijazah
Sebelum mengeksekusi penulisan blangko ijazah asli, fotokopi terlebih dahulu blangko ijazah yang sudah di berikan lalu tuliskan draft ijazah ke dalamnya. Tunjukkan draft tulisan yang sudah selesai ke tim penulisan ijazah yang ditunjuk sekolah untuk dikoreksi data- datanya dengan benar. Draft ijazah ini berguna saat penulisan ijazah yang asli agar idak terjadi kesalahan dalam pemasukan data baik nama, tempat tanggal lahir, nama orang tua, nomor induk, NISN, dan sebagainya.
Tentukan waktu dan tempat yang pas
Menulis ijazah memerlukan tingkat konsentrasi yang tinggi. Pemilihan waktu dan suasana hati yang tepat menjadi sesuatu yang sangat penting. Hindari tempat keramaian dan pilihlah waktu yang tenang misalnya pada malam hari. Juga tidak kalah pentingnya jauhkan blangko ijazah dari benda yang mudah tumpah misalnya cairan minuman atau tinta.
Akan tetapi bila terlanjur terjadi kesalahan penulisan pada satu blangko ijazah, janganlah panik terlebih dahulu agar tidak berakibat pada mood penulisan blangko setelahnya. Pisahkan blangko yang sudah terlanjur salah kemudian buat laporkan ke tim penulisan ijazah untuk pembuatan berita acara lalu sampaikan ke kepala sekolah untuk pengajuan blangko yang baru.
Itulah beberapa kiat menulis blangko ijazah berdasarkan pengalaman saya. Semoga bisa memberikan referensi khususnya untuk penulisan blangko ijazah dikemudian hari.
Semoga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment