Apabila dimunculkan sebuah pertanyaan, apakah profesi yang terhebat yang ada di muka bumi ini, pastilah setuju bila jawabannya adalah guru. Lalu, apakah profesi atau pekerjaan yang lain bukanlah yang terhebat? Menjadi polisi, pengacara, dokter, perawat, penulis, atau bahkan presiden sekalipun. Tentu saja profesi - profesi itu juga hebat, tapi sekali lagi guru itu lebih hebat karena dari tangannya lah orang- orang dengan profesi tersebut tercetak.
Ilustrasi guru zaman now |
Orang hebat bisa melahirkan karya yang bermutu, namun guru dapat melahirkan ribuan orang-orang hebat.
Guru mengalami sejarah yang panjang sejak zaman penjajahan sampai dengan zaman reformasi sekarang ini, bila meminjam istilah anak sekarang yaitu, sejak zaman old sampai zaman now. Diawali dengan didirikannya organisasi guru- guru pribumi pada zaman belanda sampai dengan lahirnya Persatuan Guru Republik Indonesia pada 25 November 1945 menunjukkan semangat guru yang tidak pernah padam untuk memajukan pendidikan dan mencerdaskan demi kehidupan bangsa Indonesia yang lebih baik. Bapak Pendidikan nasional, Ki Hajar Dewantara, yang tanggal lahirnya diperingati sebagai hari pendidikan nasional, adalah salah satu tokoh pelopor pendidikan di Indonesia. Beliaulah yang mengkumandangkan pendidikan sebagai sebuah alat untuk menggapai kemerdekaan meskipun banyak sekali tantangannya. Hal yang pasti kita ingat adalah semboyan hidupnya yang ditahbiskan dalam dunia pendidikan sampai sekarang ini.
Ing Ngarso Sung Tuladha, di depan menjadi teladan
Ing Ngarso Mangun Karsa, Di tengah memberi semangat
Tut Wuri handayani, dari belakang memberi dorongan
Yap, Benar sekali, guru adalah sang pemberi teladan, pemberi contoh yang baik, pemberi semangat dan dorongan bagi siswa- siswanya untuk menumbuhkan semangat belajar, mencerdaskannya dalam menggapai cita- cita kemerdekaan dengan tanpa pamrih dan tulus. Tanpa tangan guru, pastilah kita tidak bisa membaca dan menulis, tanpa tuntunannya, kita tidak akan mungkin membuka cakrawala dunia, dan tanpa pelitannya, dunia akan gelap oleh kebodohan. Oleh karena itu, begitu besar andilnya, kemajuan suatu bangsa pun juga terletak pada pundaknya. Bisa dikatakan perubahan- perubahan yang terjadi pada suatu bangsa sangat tergantung pada peran guru di dalamnya.
Tapi, begitu besarnya tugas dan tanggung jawab seorang guru ternyata belum bisa diimbangi oleh penghargaan yang diberikan kepadanya. Masih banyak permasalahan yang dihadapi para guru saat ini. Kita lihat saja kondisi para guru honorer dan swasta yang mengajar bertahun- tahun tanpa kecukupan ekonomi yang layak atau mereka yang mengajar dengan tulus di pedalaman dengan kondisi yang seadanya, begitu miris melihatnya. Kemajuan zaman tidak serta merta merubah nasib guru khususnya guru honorer dan swasta di daerah berubah menjadi lebih baik. Meskipun ada sebuah pendapat yang mengatakan, bila ingin menjadi kaya, jangan menjadi seorang guru, jadilah seorang pedagang. Kita semua pasti sepakat, guru memang tidak menuntut untuk menjadi kaya, namun hanya berhak untuk hidup secara layak dan sejahtera. Berbagai kebijakan pemerintah yang selalu silih berganti belum bisa menyelesaikan persoalan ini dan seakan- akan kebijakan tersebut masih saja berkutat pada program dan program yang seakan berjalan ditempat.
Ditambah lagi belum adanya undang- undang yang pas untuk melindungi guru dalam mengajar semakin menambah daftar permasalahan guru. Akhir- akhir ini banyak kejadian yang viral melalui media seperti kekerasan oknum guru terhadap siswa atau kekerasan siswa terhadap gurunya. Tidak sedikit guru yang harus menghadapi proses hukum atau bahkan masuk penjara gara- gara melakukan tindakan yang agak melebihi batas dalam menjalankan profesinya tersebut. Semua harus dipandang secara menyeluruh, melihat akar permasalahannya, tidak memandang sepihak menyalahkan guru dalam memberikan tindakan meskipun kekerasan dalam bentuk apapun tidak dibenarkan dalam lingkup pendidikan.
Perkembangan zaman menuntut kepekaan dari semua pihak dalam tanggung jawab pendidikan, tidak hanya guru namun juga pemerintah dan orang tua, agar tercipta keseimbangan dalam pendidikan. Guru sekarang pun harus melek dengan teknologi supaya tidak tertinggal dengan kemajuan zaman yang semakin ke depan, agar tidak tercipta istilah "siswa abad ke-21, gurunya masih abad ke-20",sedih kan? Nah, Dengan tugas- tugas dan tantangan yang maha berat semoga guru bisa tetap menjalankannya dengan setulus hati.
Selamat Hari Guru, 25 November.
EmoticonEmoticon