Memahami Wacana dalam bahasa Indonesia - Dalam memahami sebuah wacana ada beberapa hal yang harus dicermati yaitu pemahaman tentang gagasan utama. Gagasan utama bacaan adalah hal utama yang dibahas atau diungkapkan dalam bacaan. gagasan diungkapkan dengan kata atau frase. Letak gagasan utama berada di awal paragraf (deduktif), di akhir (induktif), atau di awal dan di akhir (deduktif- induktif).
Dalam menarik kesimpulan kita tidak boleh sembarangan, maka kita harus menggunakan pola berfikir/ penalaran yang benar. Ada dua cara dalam menarik kesimpulan yaitu menarik kesimpulan secara deduktif dan menarik kesimpulan secara induktif. Dan berikut penjelasan mengenai kedua cara menarik kesimpulan baik deduktif maupun induktif.
Ilustrasi |
Penalaran deduktif - penalaran yang dimulai dengan mengemukakan pernyataan yang umum (premis umum atau mayor) diikuti oleh pernyataan yang khusus (premis khusus atau minor) untuk menarik kesimpulan terhadap hal yang khusus.
Penalaran induktif - penalaran yang dimulai dengan fakta- fakta yang menjadi sebab menuju kesimpulan umum yang berdasarkan hal- hal yang khusus tersebut. Adapun macam- macam penalaran secara induktif yaitu :
- Generalisasi - yaitu perumusan kesimpulan umum berdasarkan data atau kejadian- kejadian yang bersifat khusus.
- Sebab- akibat - perumusan kesimpulan dimulai dengan fakta- fakta yang menjadi sebab yang menuju kesimpulan yang menjadi akibat.
- Akibat- sebab - yaitu perumusan kesimpulan dimulai dengan fakta- fakta yang menjadi akibat lalu kita analisis untuk mencari sebabnya.
- Analogi - pengambilan kesimpulan dengan asumsi bahwa bila ada dua atau beberapa hal memiliki banyak kesamaan, maka aspek lain pun memiliki kesamaan.
Jenis Karangan dalam Bahasa Indonesia - Dalam bahasa Indonesia ada lima jenis karangan yang harus diketahui antara lain :
- Eksposisi - Jenis karangan yang bertujuan menerangkan suatu pokok masalah atau pikiran yang dapat memperluas pengetahuan seseorang atau pembaca. Untuk memperjelas masalah yang disampaikan biasanya dilengkapi dengan kesaksian, seperti gambar, grafik, statistik dan sebagainya.
- Deskripsi - Jenis karangan ini bertujuan menyodorkan gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah- olah melihat , merasa, dan mendengar hal tersebut. Ciri- ciri dari karangan deskripsi adalah bersifat informatif, pembaca diajak menikmati apa yang dinikmati oleh penulis, dan susunan peristiwa tidak menjadi pertimbangan utama, yang terpenting adalah pesan tersebut yang disampaikan sampai kepada pembaca.
- Argumentasi - Jenis karangan yang berisikan ide atau gagasan yang dilengkapi dengan bukti- bukti atau kesaksian yang dijalin menurut proses penalaran yang kritis dan logis dengan tujuan mempengaruhi atau meyakinkan pembaca untuk menyatakan persetujuannya. Adapun perbedaannya dengan karangan eksposisi adalah dalam penutup, karangan argumentasi berupa kesimpulan sedangkan dalam eksposisi penutupnya berupa penegasan.
- Persuasi - Karangan yang disampaikan dengan cara- cara tertentu bersifat ringkas, menarik, dan mempengaruhi secara kuat kepada pembaca sehingga si pembaca akan terhanyut di dalamnya.
- Narasi - Jenis karangan yang bertujuan untuk menceritakan suatu pokok persoalan. Ciri- ciri karangan narasi adalah biasanya disampaikan secara kronologis dan mengandung plot atau rangkaian cerita dan ada tokoh yang diceritakan baik manusia maupun hewan.
Menentukan Kalimat Efektif - Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, dan perasaan dengan tepat ditinjau dari segi struktur, diksi, dan logikanya. Dengan kata lain kalimat efektif tersebut harus berterima secara makna dan bahasa dengan mengikuti kaidah- kaidah tata bahasa yang meliputi gramatikal, pilihan kata, penalaran yang logis dan serasi. Berbagai kesalahan sehingga menjadikan kalimat tidak efektif disebabkan beberapa hal antara lain :
- pleonastis
- ambiguitas
- kontaminasi
- ketidakjelasan unsur subjek
- preposisi yang tidak tepat
- kesalahan logika
- ketidaktepatan bentuk kata
- ketidaktepatan makna kata
- pengaruh bahasa daerah
- pengaruh bahasa asing
Contoh :
- Banyak anak- anak kecil yang bermain layang- layang.
- Mereka sedang mempertinggikan jalan.
- Kepada para siswa diharap tenang.
- Di sekolahku mengadakan acara wisuda.
- Pencuri berhasil ditangkap polisi.
- Anak dari Pak Ridho menjadi pegawai.
Hubungan antarkalimat - Sebuah paragraf yang padu sangat memperhatikan hubungan antar kalimat yang satu dengan kalimat yang lainnya. Salah satu yang sering dipakai untuk menjalin hubungan tersebut adalah penanda hubungan, misalnya hubungan sebab akibat, pertentangan, atau paralelisme. Hubungan sebab ditandai dengan kata atau kelompok kata diantaranya , oleh karena itu, oleh sebab itu, karena itu, sebab itu, dan sebagainya. Sedangkan hubungan pertentanga ditandai dengan hubungan seperti padahal, tetapi, namun, dan sebagainya.
Idiom dan Peribahasa - Ungkapan atau idiom adalah kata yang memiliki makna khusus yang tidak dapat diterjemahkan secara harfiah ke dalam bahasa dan situasi yang lain. Contoh dari idiom bisa kita lihat dalam kalimat "Dia bekerja membanting tulang untuk membiayai hidup keluarganya". Sedangkan peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya dan biasanya mengiaskan makna tertentu. Contoh dari peribahasa adalah "Air beriak tanda tak dalam".
Demikian materi yang berhubungan dengan bacaan bahasa Indonesia dalam soal SBMPTN. Semoga bisa membantu adik- adik dalam mempersiapkan ujian masuk SBMPTN mendatang. Semoga sukses.
No comments:
Post a Comment